Mataram (ANTARA) - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram memasang belasan titik penerangan jalan umum (PJU) menuju rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Bintaro, Ampenan, dengan menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
"Jumlah penerangan jalan lingkungan (PJL) yang kami pasang pada akses jalan masuk Rusunawa sekitar 12 titik, termasuk di areal pasar ikan higienis yang searah dengan Rusunawa Bintaro," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram, Kamis.
Menurutnya, pemasangan PJL dengan menggunakan PLTS di kawasan itu sesuai komitmen pemerintah kota untuk memperbanyak titik PLTS sebagai bagian dari efisiensi anggaran pembayaran listrik.
Pemasangan penerangan jalan dengan menggunakan PLTS di jalan masuk ke rusunawa tersebut merupakan bagian dari 77 titik PLTS yang dipasang tahun 2023 di sejumlah kelurahan.
"PLTS kita pasang sesuai dengan usulan dari kelurahan, sebab mereka lah yang tahu jalan lingkungan yang dinilai pas untuk menggunakan PLTS," katanya.
Karena itu, sambungnya, sebelum PJL PLTS dipasang, usulan PJL dari kelurahan dihimpun dan dilakukan seleksi sekaligus turun ke lapangan.
Baca juga: Pemkot Mataram menerangi jalan lingkungan dengan PLTS
Tim pemasangan PJL PLTS harus memastikan bahwa PJL dengan sistem PLTS yang akan dipasang harus sesuai dengan kondisi di lapangan, antara lain jalan lingkungan dan tidak ada pohon yang menutup PJL, sebab kalau PLTS tertutup pohon, PJL PLTS tidak berfungsi," katanya.
Terkait anggaran untuk pemasangan PJU dan PJL tersebut, Nazaruddin mengaku belum mengecek secara detail total anggarannya. Namun, untuk satu unit PJU dengan menggunakan tenaga surya relatif mahal, yakni berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta per titik, sudah termasuk pemasangan.
Kendati demikian, penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat, karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun.
"Yang penting panelnya tetap dirawat dan dilap. Kita tinggal ganti baterai lima tahun sekali," katanya.
Data Disperkim sebelumnya menyebutkan kebutuhan penerang jalan lingkungan di Mataram saat ini tercatat sekitar 5.000 titik tersebar di 325 lingkungan se-Kota Mataram.
"Kondisi sejumlah lingkungan di Mataram masih membutuhkan tambahan PJL, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. PJL juga bisa menambah nilai estetika atau keindahan di lingkungan masing-masing," katanya.
Ia mengatakan ke depan pihaknya memprogramkan pemasangan PLTS di lingkungan secara bertahap untuk meringankan beban anggaran daerah untuk listrik.
"Jumlah penerangan jalan di Mataram yang sudah menggunakan PLTS masih sedikit, yakni baru 100-an unit, dari sekitar 15.000 titik penerang jalan umum se-Kota Mataram," ujarnya.
"Jumlah penerangan jalan lingkungan (PJL) yang kami pasang pada akses jalan masuk Rusunawa sekitar 12 titik, termasuk di areal pasar ikan higienis yang searah dengan Rusunawa Bintaro," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram, Kamis.
Menurutnya, pemasangan PJL dengan menggunakan PLTS di kawasan itu sesuai komitmen pemerintah kota untuk memperbanyak titik PLTS sebagai bagian dari efisiensi anggaran pembayaran listrik.
Pemasangan penerangan jalan dengan menggunakan PLTS di jalan masuk ke rusunawa tersebut merupakan bagian dari 77 titik PLTS yang dipasang tahun 2023 di sejumlah kelurahan.
"PLTS kita pasang sesuai dengan usulan dari kelurahan, sebab mereka lah yang tahu jalan lingkungan yang dinilai pas untuk menggunakan PLTS," katanya.
Karena itu, sambungnya, sebelum PJL PLTS dipasang, usulan PJL dari kelurahan dihimpun dan dilakukan seleksi sekaligus turun ke lapangan.
Baca juga: Pemkot Mataram menerangi jalan lingkungan dengan PLTS
Tim pemasangan PJL PLTS harus memastikan bahwa PJL dengan sistem PLTS yang akan dipasang harus sesuai dengan kondisi di lapangan, antara lain jalan lingkungan dan tidak ada pohon yang menutup PJL, sebab kalau PLTS tertutup pohon, PJL PLTS tidak berfungsi," katanya.
Terkait anggaran untuk pemasangan PJU dan PJL tersebut, Nazaruddin mengaku belum mengecek secara detail total anggarannya. Namun, untuk satu unit PJU dengan menggunakan tenaga surya relatif mahal, yakni berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta per titik, sudah termasuk pemasangan.
Kendati demikian, penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat, karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun.
"Yang penting panelnya tetap dirawat dan dilap. Kita tinggal ganti baterai lima tahun sekali," katanya.
Data Disperkim sebelumnya menyebutkan kebutuhan penerang jalan lingkungan di Mataram saat ini tercatat sekitar 5.000 titik tersebar di 325 lingkungan se-Kota Mataram.
"Kondisi sejumlah lingkungan di Mataram masih membutuhkan tambahan PJL, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. PJL juga bisa menambah nilai estetika atau keindahan di lingkungan masing-masing," katanya.
Ia mengatakan ke depan pihaknya memprogramkan pemasangan PLTS di lingkungan secara bertahap untuk meringankan beban anggaran daerah untuk listrik.
"Jumlah penerangan jalan di Mataram yang sudah menggunakan PLTS masih sedikit, yakni baru 100-an unit, dari sekitar 15.000 titik penerang jalan umum se-Kota Mataram," ujarnya.