Mataram (Antara NTB) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat mewaspadai terjadinya pergerakan tanah seiring cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Rum, di Mataram, Sabtu, mengatakan seluruh tim desa/kelurahan tangguh bencana dan Tim Reaksi Cepat (TRC) di 10 kabupaten/kota sudah diminta untuk siap siaga karena bencana alam bisa terjadi secara tiba-tiba karena kondisi cuaca ekstrem.
"BPBD Provinsi dan kabupaten/kota siap siaga bencana dengan TRC dan desa tangguh bencana dengan timnya sebanyak 30 orang di masing-masing desa," katanya.
Ia menyebutkan, sebanyak 84 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB, berpotensi terjadinya pergerakan tanah disertai banjir pada saat turun hujan dengan intensitas di atas normal.
Masing-masing kecamatan ada yang memiliki potensi pergerakan tanah skala menengah dan potensi tinggi.
Daerah dengan kategori potensi menengah dapat terjadi pergerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan.
Untuk daerah dengan kategori potensi tinggi dapat terjadi pergerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
"Daerah yang memiliki potensi menengah dan tinggi di Pulau Lombok, berpotensi terjadinya longsor dan banjir bandang, sedangkan sebagian besar daerah di Pulau Sumbawa berpotensi longsor," ujar Rum.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dari kondisi atmosfer terkini masih terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk NTB.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari kondisi cuaca ekstrem tersebut, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin.
Selain itu, bagi operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi antara 2,5 - 4 meter.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut diperkirakan akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. (*)
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Rum, di Mataram, Sabtu, mengatakan seluruh tim desa/kelurahan tangguh bencana dan Tim Reaksi Cepat (TRC) di 10 kabupaten/kota sudah diminta untuk siap siaga karena bencana alam bisa terjadi secara tiba-tiba karena kondisi cuaca ekstrem.
"BPBD Provinsi dan kabupaten/kota siap siaga bencana dengan TRC dan desa tangguh bencana dengan timnya sebanyak 30 orang di masing-masing desa," katanya.
Ia menyebutkan, sebanyak 84 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB, berpotensi terjadinya pergerakan tanah disertai banjir pada saat turun hujan dengan intensitas di atas normal.
Masing-masing kecamatan ada yang memiliki potensi pergerakan tanah skala menengah dan potensi tinggi.
Daerah dengan kategori potensi menengah dapat terjadi pergerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan.
Untuk daerah dengan kategori potensi tinggi dapat terjadi pergerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
"Daerah yang memiliki potensi menengah dan tinggi di Pulau Lombok, berpotensi terjadinya longsor dan banjir bandang, sedangkan sebagian besar daerah di Pulau Sumbawa berpotensi longsor," ujar Rum.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dari kondisi atmosfer terkini masih terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk NTB.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari kondisi cuaca ekstrem tersebut, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin.
Selain itu, bagi operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi antara 2,5 - 4 meter.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut diperkirakan akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. (*)