Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menghentikan sementara pemasangan jaring sampah di aliran sungai, karena terjadi peningkatan debit air akibat cuaca ekstrem.

Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Jumat, mengatakan sejak terjadi cuaca ekstrem pada pertengahan Desember 2023, petugas Dinas PUPR sudah mengangkat jaring sampah dari Sungai Jangkuk dan Ancar.

"Jaring sampah sungai kita hentikan sementara sampai kondisi debit air sungai kembali normal," katanya.



Miftahurrahman yang juga Plt Kepala Dinas PUPR Kota Mataram itu mengatakan keberadaan jaring sampah yang menggunakan sistem jaring pipa dengan pelampung dari pipa PVC selama ini efektif mencegah sampah masuk ke muara pantai.

Hanya saja, jika jaring sampah itu dibiarkan saat ini dengan kondisi cuaca ekstrem dan debit air sungai rata-rata naik hingga 75 sentimeter lebih dari kondisi normal, jaring sampah bisa hanyut terbawa arus.

"Apalagi kita tidak tahu dengan kondisi cuaca saat ini debit air bisa naik sewaktu-waktu akibat hujan di hulu. Karena itu, lebih baik kita amankan dulu agar tidak hanyut," katanya.

Ia mengatakan penerapan jaring sampah menggunakan sistem jaring dengan pipa dan pelampung dari pipa PVC itu menjadi salah satu inovasi yang dilakukan untuk solusi penanganan sampah sungai yang selama ini menjadi masalah di wilayah hilir sekaligus untuk menangani kebersihan objek wisata pantai yang menjadi muara sungai.

Pemasangan jaring sampah dilaksanakan sejak bulan Oktober 2023 di dua lokasi, yakni di aliran Sungai Jangkuk di bawah Jembatan Ampenan dan di Kali Ancar dengan anggaran sekitar Rp90 juta.

Menurutnya, sistem jaring dengan pipa dan pelampung dari pipa PVC dinilai dapat menjaring sampah sungai dari hulu, dan desain yang digunakan dapat memudahkan petugas ketika mengangkat sampah.

Untuk mengangkat sampah, petugas tinggal menarik jaring pipa ke pinggir sungai, kemudian diangkat ke sempadan sungai dan didiamkan seharian untuk mengurangi kadar air.



"Setelah air sampah menyusut, petugas mengangkat sampah ke dump truk untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir," katanya.

Dari hasil evaluasi, setiap hari petugas PUPR berhasil mengangkut sampah sungai sekitar 16 kubik dari dua titik jaring sampah yang ditempatkan.

"Dua titik jaring sampah yang ditempatkan di Sungai Jangkuk Ampenan dan Kali Ancar ini masing-masing volume sampah yang diangkut sekitar delapan kubik," katanya.

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024