Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat, I Gde Putu Aryadi, mengingatkan peserta magang ke Jepang untuk tidak terkecoh dengan iming-iming dari calo untuk pindah perusahaan saat sudah berada di negeri Matahari Terbit tersebut.
"Jika peserta magang pindah perusahaan sebelum kontrak berakhir, maka akan menjadi PMI nonprosedural. Nantinya adik-adik yang rugi sendiri jika terjadi masalah, karena pemerintah kesulitan memperoleh data dan akhirnya akan sulit pula menemukan solusi terbaik," ujarnya saat melepas keberangkatan dan menyaksikan penandatanganan kontrak kerja 45 peserta program magang Jepang di Gedung Balai Guru Penggerak NTB di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan ke-45 peserta magang tersebut berasal dari enam kabupaten/kota yang ada di NTB dengan rincian wilayah kerja prefektur Tokyo (bidang konstruksi) Kota Mataram tiga orang, Kabupaten Lombok Barat satu orang.
Baca juga: Disnakertrans NTB meminta peserta magang ke Jepang tak tinggalkan budaya
Selanjutnya Kabupaten Lombok Tengah lima orang, Kabupaten Lombok Timur tujuh orang, Lombok Utara satu orang, Bima dan Sumbawa dua orang. Wilayah kerja prefektur Gunma Group (bidang restauran dan perhotelan) Kota Mataram satu orang, Kabupaten Lombok Barat dua orang, Lombok Tengah lima orang, Lombok Timur 14 orang, dan Lombok Utara empat orang.
Aryadi menyampaikan program pemagangan ke negeri sakura ini sangat diminati oleh pemuda-pemudi di NTB. Selain karena mendapatkan uang saku yang besar, peserta magang akan mendapatkan ilmu, bahkan selesai magang akan diberikan bantuan modal untuk berwirausaha.
"Peserta pemagangan ini nantinya selain mendapatkan skill yang sesuai dengan kebutuhan industri, juga akan mendapat modal wirausaha setelah selesai magang. Uang saku peserta bisa mencapai Rp14 juta per bulan," terang Aryadi.
Mantan Irbansus pada Inspektorat NTB mengungkapkan adanya program pemagangan ke Jepang ini sangat membantu dalam menurunkan angka pengangguran. Karena setelah magang Jepang ini, peserta pemagangan bisa dipastikan tidak akan menganggur. Bahkan tidak sedikit yang telah menjadi pengusaha sukses.
"Para alumni magang jepang, kini banyak sukses, Ada yang menjadi tokoh panutan yang sukses menjadi pengusaha di dalam daerah maupun di luar daerah, bahkan ada yang sukses jadi politisi," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Loteng perpanjang pendaftaran magang ke Jepang
Baca juga: Pemprov NTB bekali 75 orang program magang ke Jepang
Lebih lanjut, Aryadi memaparkan ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat magang di Jepang, yakni perdalam ilmu dan pengetahuan serta membangun jaringan seluas-luasnya selama melakukan magang di Jepang.
Selanjutnya selalu menerapkan budaya disiplin, karena orang yang memiliki jiwa disiplin adalah seorang pejuang. Kemudian Pemerintah Jepang menerapkan hukum dan prinsip perlindungan yang baik, tidak hanya untuk peserta magang, tetapi juga pekerja.
"Adik-adik tidak perlu khawatir akan kesejahteraan hidup, seperti uang saku dan asuransi kesehatan. Fokus perdalam ilmu, pengetahuan dan jaringan seluas-luasnya," katanya.
Mantan Kadiskominfotik NTB ini menyampaikan mulai tahun 2024 ada satu perusahaan yang sudah memiliki job order untuk Send Skill Workers (SSW) di Jepang melalui pola P to P.
"Jika ini dibuka, maka setelah magang bisa lanjut menjadi skill workers dengan gaji yang lebih baik lagi. Untuk SSW paling banyak di cari adalah perawat dan pertanian," katanya.
Baca juga: NTB melepas 22 peserta program magang ke Jepang
Baca juga: LPK Kizuna Wawonii Sultra seleksi 30 peserta magang ke Jepang
"Jika peserta magang pindah perusahaan sebelum kontrak berakhir, maka akan menjadi PMI nonprosedural. Nantinya adik-adik yang rugi sendiri jika terjadi masalah, karena pemerintah kesulitan memperoleh data dan akhirnya akan sulit pula menemukan solusi terbaik," ujarnya saat melepas keberangkatan dan menyaksikan penandatanganan kontrak kerja 45 peserta program magang Jepang di Gedung Balai Guru Penggerak NTB di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan ke-45 peserta magang tersebut berasal dari enam kabupaten/kota yang ada di NTB dengan rincian wilayah kerja prefektur Tokyo (bidang konstruksi) Kota Mataram tiga orang, Kabupaten Lombok Barat satu orang.
Baca juga: Disnakertrans NTB meminta peserta magang ke Jepang tak tinggalkan budaya
Selanjutnya Kabupaten Lombok Tengah lima orang, Kabupaten Lombok Timur tujuh orang, Lombok Utara satu orang, Bima dan Sumbawa dua orang. Wilayah kerja prefektur Gunma Group (bidang restauran dan perhotelan) Kota Mataram satu orang, Kabupaten Lombok Barat dua orang, Lombok Tengah lima orang, Lombok Timur 14 orang, dan Lombok Utara empat orang.
Aryadi menyampaikan program pemagangan ke negeri sakura ini sangat diminati oleh pemuda-pemudi di NTB. Selain karena mendapatkan uang saku yang besar, peserta magang akan mendapatkan ilmu, bahkan selesai magang akan diberikan bantuan modal untuk berwirausaha.
"Peserta pemagangan ini nantinya selain mendapatkan skill yang sesuai dengan kebutuhan industri, juga akan mendapat modal wirausaha setelah selesai magang. Uang saku peserta bisa mencapai Rp14 juta per bulan," terang Aryadi.
Mantan Irbansus pada Inspektorat NTB mengungkapkan adanya program pemagangan ke Jepang ini sangat membantu dalam menurunkan angka pengangguran. Karena setelah magang Jepang ini, peserta pemagangan bisa dipastikan tidak akan menganggur. Bahkan tidak sedikit yang telah menjadi pengusaha sukses.
"Para alumni magang jepang, kini banyak sukses, Ada yang menjadi tokoh panutan yang sukses menjadi pengusaha di dalam daerah maupun di luar daerah, bahkan ada yang sukses jadi politisi," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Loteng perpanjang pendaftaran magang ke Jepang
Baca juga: Pemprov NTB bekali 75 orang program magang ke Jepang
Lebih lanjut, Aryadi memaparkan ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat magang di Jepang, yakni perdalam ilmu dan pengetahuan serta membangun jaringan seluas-luasnya selama melakukan magang di Jepang.
Selanjutnya selalu menerapkan budaya disiplin, karena orang yang memiliki jiwa disiplin adalah seorang pejuang. Kemudian Pemerintah Jepang menerapkan hukum dan prinsip perlindungan yang baik, tidak hanya untuk peserta magang, tetapi juga pekerja.
"Adik-adik tidak perlu khawatir akan kesejahteraan hidup, seperti uang saku dan asuransi kesehatan. Fokus perdalam ilmu, pengetahuan dan jaringan seluas-luasnya," katanya.
Mantan Kadiskominfotik NTB ini menyampaikan mulai tahun 2024 ada satu perusahaan yang sudah memiliki job order untuk Send Skill Workers (SSW) di Jepang melalui pola P to P.
"Jika ini dibuka, maka setelah magang bisa lanjut menjadi skill workers dengan gaji yang lebih baik lagi. Untuk SSW paling banyak di cari adalah perawat dan pertanian," katanya.
Baca juga: NTB melepas 22 peserta program magang ke Jepang
Baca juga: LPK Kizuna Wawonii Sultra seleksi 30 peserta magang ke Jepang