Mataram (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat mengadakan pelatihan bagi relawan Gerakan Mengajar Desa untuk mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat hingga perdesaan.
Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy, mengatakan gerakan tersebut diisi oleh para anak muda yang ingin memajukan negeri melalui program Ekspedisi Mengajar Desa Batch 3.
"Peserta yang hadir dalam kegiatan Training of Trainers (ToT) ini sebanyak 90 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di NTB," katanya dalam pembukaan ToT relawan Gerakan Mengajar Desa di Mataram, Selasa (23/1/2024).
Ia mengatakan edukasi keuangan hingga ke masyarakat perdesaan sangat penting dilakukan.
Menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan OJK pada 2022, tercatat sebesar 85,10 persen responden telah menggunakan produk dan atau layanan jasa keuangan formal di berbagai industri keuangan.
Di sisi lain tingkat pemahaman masyarakat terhadap hal tersebut masih rendah, yaitu sebesar 49,68 persen.
Sementara itu, indeks literasi keuangan masyarakat NTB sebesar 65,45 persen yang merupakan tertinggi ke-2 secara nasional, dan inklusi keuangan sebesar 82,34 persen di bawah rata-rata nasional.
"Kondisi ini kami harapkan selalu meningkat konsisten dengan melibatkan anak muda dalam proses pencapaiannya. Peringkat NTB bukanlah hal terpenting, yang utama adalah nilai indeks yang dicapai setiap tahunnya selalu meningkat," ujar Rico.
Sementara itu, General Secretary Gerakan Mengajar Desa NTB, Baiq Yulia Rizkia Wulandari, mengatakan pihaknya sudah menetapkan dua desa yang menjadi destinasi dalam ekspedisi kali ini, yaitu Desa Bilok Petung dan Desa Sambik Elen, di Pulau Lombok.
Dengan kegiatan ToT ini, ia berharap para volunteer dapat mengenali lembaga jasa keuangan yang legal, dan ragam produk layanan keuangan yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Selain itu, mengetahui cara menghindari berbagai penawaran investasi ilegal yang berpotensi merugikan masyarakat.
"Dengan bekal ilmu membuat seseorang mampu mengubah dunia, terutama di tangan anak muda Indonesia yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif," katanya.
Adapun yang mengisi materi dalam kegiatan ToT Gerakan Mengajar Desa tersebut , dari OJK NTB, Bursa Efek Indonesia (BEI) NTB, Bank NTB Syariah, dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) NTB.
OJK NTB menyampaikan materi mengenai tugas dan fungsi OJK, mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), serta tips mengenali penawaran investasi dan pinjaman online ilegal.
BEI NTB memaparkan materi pengenalan mengenai pasar modal dan perlunya berinvestasi sejak dini.
Di sisi lain, Bank NTB Syariah mengenalkan produk dan layanan perbankan, karakteristik, manfaat dan risiko produk perbankan syariah, serta tips memilih dan menggunakan produk perbankan syariah.
Pemateri dari AAUI NTB menghadirkan narasumber dari Asuransi Umum Bumida yang memperkenalkan asuransi usaha ternak sapi/kerbau. Selanjutnya BRI Danareksa Sekuritas memaparkan materi cara berinvestasi secara aman dan nyaman di pasar modal dengan risiko minimal.
Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy, mengatakan gerakan tersebut diisi oleh para anak muda yang ingin memajukan negeri melalui program Ekspedisi Mengajar Desa Batch 3.
"Peserta yang hadir dalam kegiatan Training of Trainers (ToT) ini sebanyak 90 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di NTB," katanya dalam pembukaan ToT relawan Gerakan Mengajar Desa di Mataram, Selasa (23/1/2024).
Ia mengatakan edukasi keuangan hingga ke masyarakat perdesaan sangat penting dilakukan.
Menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan OJK pada 2022, tercatat sebesar 85,10 persen responden telah menggunakan produk dan atau layanan jasa keuangan formal di berbagai industri keuangan.
Di sisi lain tingkat pemahaman masyarakat terhadap hal tersebut masih rendah, yaitu sebesar 49,68 persen.
Sementara itu, indeks literasi keuangan masyarakat NTB sebesar 65,45 persen yang merupakan tertinggi ke-2 secara nasional, dan inklusi keuangan sebesar 82,34 persen di bawah rata-rata nasional.
"Kondisi ini kami harapkan selalu meningkat konsisten dengan melibatkan anak muda dalam proses pencapaiannya. Peringkat NTB bukanlah hal terpenting, yang utama adalah nilai indeks yang dicapai setiap tahunnya selalu meningkat," ujar Rico.
Sementara itu, General Secretary Gerakan Mengajar Desa NTB, Baiq Yulia Rizkia Wulandari, mengatakan pihaknya sudah menetapkan dua desa yang menjadi destinasi dalam ekspedisi kali ini, yaitu Desa Bilok Petung dan Desa Sambik Elen, di Pulau Lombok.
Dengan kegiatan ToT ini, ia berharap para volunteer dapat mengenali lembaga jasa keuangan yang legal, dan ragam produk layanan keuangan yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Selain itu, mengetahui cara menghindari berbagai penawaran investasi ilegal yang berpotensi merugikan masyarakat.
"Dengan bekal ilmu membuat seseorang mampu mengubah dunia, terutama di tangan anak muda Indonesia yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif," katanya.
Adapun yang mengisi materi dalam kegiatan ToT Gerakan Mengajar Desa tersebut , dari OJK NTB, Bursa Efek Indonesia (BEI) NTB, Bank NTB Syariah, dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) NTB.
OJK NTB menyampaikan materi mengenai tugas dan fungsi OJK, mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), serta tips mengenali penawaran investasi dan pinjaman online ilegal.
BEI NTB memaparkan materi pengenalan mengenai pasar modal dan perlunya berinvestasi sejak dini.
Di sisi lain, Bank NTB Syariah mengenalkan produk dan layanan perbankan, karakteristik, manfaat dan risiko produk perbankan syariah, serta tips memilih dan menggunakan produk perbankan syariah.
Pemateri dari AAUI NTB menghadirkan narasumber dari Asuransi Umum Bumida yang memperkenalkan asuransi usaha ternak sapi/kerbau. Selanjutnya BRI Danareksa Sekuritas memaparkan materi cara berinvestasi secara aman dan nyaman di pasar modal dengan risiko minimal.