Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Energi Berdikari (SEB) yang diinisiasi PT Pertamina (Persero) sejak Juni 2023 telah mengedukasi 4.685 siswa untuk mengenal energi bersih.
Hingga saat ini, Program SEB telah dijalankan di 10 sekolah yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Maluku dan Papua.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan Pertamina terus mendorong keterlibatan generasi muda dalam mengembangkan energi bersih dan ramah lingkungan dengan terus memperbanyak SEB di seluruh negeri.
"Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (environmental, social, and governance) dan sustainable development goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon," ujar Fadjar.
Para siswa SEB mendapatkan edukasi terkait transisi energi dan pemanfaatan energi bersih. Edukasi tersebut turut melibatkan 230 perwira dan 141 mahasiswa penerima beasiswa sobat bumi pada kegiatan edukasi dan aksi lingkungan.
Program SEB menciptakan inovasi untuk lingkungan sebagai pendorong untuk menunjang predikat sekolah Adiwiyata (sekolah berbasis lingkungan). Pada saat yang sama, Pertamina mengedukasi bagaimana pengelolaan lingkungan dan penanaman pohon produktif di sekolah.
Pertamina juga menyelenggarakan upcycling competition and expo, yakni ruang merdeka bagi siswa siswi membuat inovasi dan produk dari barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang dengan nilai manfaat dan harga lebih tinggi.
Sebagai wujud nyata penggunaan energi bersih, Pertamina telah memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di setiap SEB. Pertamina memberikan bantuan solar panel berkapasitas 3,3 kilowatt peak (kWp) dan kapasitas baterai sebesar 5 kWh. Total kapasitas PLTS yang sudah terpasang mencapai 33 kWp dengan kapasitas baterai 50 kilowatt hour (kWh).
Pertamina mengklaim program SEB akan mengurangi emisi karbon sebesar 42.000 kgCo2eq/tahun serta memberikan penghematan sebesar Rp70 juta per tahun.
Lebih lanjut, Fadjar mengatakan SEB merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina sebagai bentuk implementasi dan kontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan sekaligus mendukung pencapaian net zero emission (NZE) 2060.
Sebanyak 10 sekolah yang sudah menjadi bagian dari program SEB, yaitu SMK Negeri 2 Dumai, SMA Negeri 14 Palembang (Sumatera) SMA Negeri 40 Jakarta Utara, SMK Merdeka Bandung, SMA Negeri 3 Cilacap, SMP Negeri 7 Cirebon, SMA Negeri 14 Semarang (Jawa) SMA Negeri 8 Denpasar (Bali) SMP Negeri 1 Tidore (Maluku), dan SMA Negeri 6 Sorong (Papua).
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Denpasar I Wayan Sucipta bersyukur atas kehadiran Pertamina di sekolah yang telah mengedukasi kepada siswa dan juga guru tentang transisi energi dan penggunaan energi bersih.
Baca juga: Perjalanan VR46 selama 10 tahun terbayarkan di akhir 2023
Baca juga: Pertamina meningkatkan daya saing pelaku UMK di Indramayu
"Pertamina sudah memberikan edukasi kepada murid dan guru kami. Ini sangat menyenangkan bagi kami sehingga membuka pikiran kami, ini bumi milik kita sekarang dan besok milik anak cucu kita. Kalau kita tidak jaga sekarang dengan kesadaran penuh, tentu akan menjadi masalah nanti," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi karena Pertamina telah membantu pemasangan PLTS di sekolahnya sehingga bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.
"Pertamina telah memberikan bantuan panel listrik yang mana nanti kami akan manfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan listrik kami. Kami juga akan gunakan untuk pembelajaran kepada anak-anak bahwa ada sumber energi yang berlimpah ruah yang belum kami optimalkan," tuturnya.
Hingga saat ini, Program SEB telah dijalankan di 10 sekolah yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Maluku dan Papua.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan Pertamina terus mendorong keterlibatan generasi muda dalam mengembangkan energi bersih dan ramah lingkungan dengan terus memperbanyak SEB di seluruh negeri.
"Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (environmental, social, and governance) dan sustainable development goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon," ujar Fadjar.
Para siswa SEB mendapatkan edukasi terkait transisi energi dan pemanfaatan energi bersih. Edukasi tersebut turut melibatkan 230 perwira dan 141 mahasiswa penerima beasiswa sobat bumi pada kegiatan edukasi dan aksi lingkungan.
Program SEB menciptakan inovasi untuk lingkungan sebagai pendorong untuk menunjang predikat sekolah Adiwiyata (sekolah berbasis lingkungan). Pada saat yang sama, Pertamina mengedukasi bagaimana pengelolaan lingkungan dan penanaman pohon produktif di sekolah.
Pertamina juga menyelenggarakan upcycling competition and expo, yakni ruang merdeka bagi siswa siswi membuat inovasi dan produk dari barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang dengan nilai manfaat dan harga lebih tinggi.
Sebagai wujud nyata penggunaan energi bersih, Pertamina telah memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di setiap SEB. Pertamina memberikan bantuan solar panel berkapasitas 3,3 kilowatt peak (kWp) dan kapasitas baterai sebesar 5 kWh. Total kapasitas PLTS yang sudah terpasang mencapai 33 kWp dengan kapasitas baterai 50 kilowatt hour (kWh).
Pertamina mengklaim program SEB akan mengurangi emisi karbon sebesar 42.000 kgCo2eq/tahun serta memberikan penghematan sebesar Rp70 juta per tahun.
Lebih lanjut, Fadjar mengatakan SEB merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina sebagai bentuk implementasi dan kontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan sekaligus mendukung pencapaian net zero emission (NZE) 2060.
Sebanyak 10 sekolah yang sudah menjadi bagian dari program SEB, yaitu SMK Negeri 2 Dumai, SMA Negeri 14 Palembang (Sumatera) SMA Negeri 40 Jakarta Utara, SMK Merdeka Bandung, SMA Negeri 3 Cilacap, SMP Negeri 7 Cirebon, SMA Negeri 14 Semarang (Jawa) SMA Negeri 8 Denpasar (Bali) SMP Negeri 1 Tidore (Maluku), dan SMA Negeri 6 Sorong (Papua).
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Denpasar I Wayan Sucipta bersyukur atas kehadiran Pertamina di sekolah yang telah mengedukasi kepada siswa dan juga guru tentang transisi energi dan penggunaan energi bersih.
Baca juga: Perjalanan VR46 selama 10 tahun terbayarkan di akhir 2023
Baca juga: Pertamina meningkatkan daya saing pelaku UMK di Indramayu
"Pertamina sudah memberikan edukasi kepada murid dan guru kami. Ini sangat menyenangkan bagi kami sehingga membuka pikiran kami, ini bumi milik kita sekarang dan besok milik anak cucu kita. Kalau kita tidak jaga sekarang dengan kesadaran penuh, tentu akan menjadi masalah nanti," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi karena Pertamina telah membantu pemasangan PLTS di sekolahnya sehingga bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.
"Pertamina telah memberikan bantuan panel listrik yang mana nanti kami akan manfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan listrik kami. Kami juga akan gunakan untuk pembelajaran kepada anak-anak bahwa ada sumber energi yang berlimpah ruah yang belum kami optimalkan," tuturnya.