Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan konsep penataan untuk Pasar Panglima di Cakaranegara menjadi pasar pusat sembako dan kuliner.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Rabu, mengatakan, untuk merealisasikan konsep tersebut telah diusulkan anggaran sebesar Rp15 miliar kepada pemerintah pusat untuk revitalisasi Pasar Panglima.
"Pasar Panglima merupakan salah satu pasar tradisional di kota ini, yang dikenal dengan pasar burung atau pasar beras tapi fungsinya akan kami ubah menjadi pasar sembako dan kuliner," katanya.
Selama ini, pasar tersebut berfungsi sebagai pasar unggas baik burung, ayam, bebek, dan lainnya. Namun kondisinya terkesan kumuh dan sering kali membuat arus lalu lintas macet akibat aktivitas pedagang sampai ke badan jalan.
Karena itu, anggaran yang diusulkan sebesar Rp15 miliar itu akan digunakan untuk melakukan revitalisasi total Pasar Panglima. "Pasar Panglima akan kami tata kembali, agar bisa menjadi pasar sembako dan kuliner kawasan Cakranegara," katanya.
Sementara itu, aktivitas pedagang unggas akan dialihkan ke Pasar Hewan Sayang-Sayang agar keberadaan pasar hewan tersebut bisa dioptimalkan.
Pasar Hewan Sayang-Sayang selama ini hanya beroperasi setiap Selasa dan Kamis mulai pukul 13.00 Wita sampai 17.00 Wita. Sementara hari-hari lainnya pasar tersebut sepi. "Di pasar hewan itu, pedagang hanya menjual sapi, kerbau, dan kambing," katanya.
Untuk mengoptimalkan fungsi Pasar Hewan Sayang-Sayang, aktivitas pasar burung akan dipindah di kawasan tersebut agar bisa terintegrasi.
Apalagi di kawasan Pasar Hewan Sayang-Sayang, juga dilengkapi dengan Klinik Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) milik Dinas Pertanian Kota Mataram.
Untuk merelokasi pedagang unggas di pasar burung, Disdag juga terlebih dahulu akan melakukan penataan Pasar Hewan Sayang-Sayang. "Untuk kebutuhan anggaran sudah kami usulkan Rp10 miliar ke pemerintah pusat. Semoga tahun ini bisa direalisasikan," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Rabu, mengatakan, untuk merealisasikan konsep tersebut telah diusulkan anggaran sebesar Rp15 miliar kepada pemerintah pusat untuk revitalisasi Pasar Panglima.
"Pasar Panglima merupakan salah satu pasar tradisional di kota ini, yang dikenal dengan pasar burung atau pasar beras tapi fungsinya akan kami ubah menjadi pasar sembako dan kuliner," katanya.
Selama ini, pasar tersebut berfungsi sebagai pasar unggas baik burung, ayam, bebek, dan lainnya. Namun kondisinya terkesan kumuh dan sering kali membuat arus lalu lintas macet akibat aktivitas pedagang sampai ke badan jalan.
Karena itu, anggaran yang diusulkan sebesar Rp15 miliar itu akan digunakan untuk melakukan revitalisasi total Pasar Panglima. "Pasar Panglima akan kami tata kembali, agar bisa menjadi pasar sembako dan kuliner kawasan Cakranegara," katanya.
Sementara itu, aktivitas pedagang unggas akan dialihkan ke Pasar Hewan Sayang-Sayang agar keberadaan pasar hewan tersebut bisa dioptimalkan.
Pasar Hewan Sayang-Sayang selama ini hanya beroperasi setiap Selasa dan Kamis mulai pukul 13.00 Wita sampai 17.00 Wita. Sementara hari-hari lainnya pasar tersebut sepi. "Di pasar hewan itu, pedagang hanya menjual sapi, kerbau, dan kambing," katanya.
Untuk mengoptimalkan fungsi Pasar Hewan Sayang-Sayang, aktivitas pasar burung akan dipindah di kawasan tersebut agar bisa terintegrasi.
Apalagi di kawasan Pasar Hewan Sayang-Sayang, juga dilengkapi dengan Klinik Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) milik Dinas Pertanian Kota Mataram.
Untuk merelokasi pedagang unggas di pasar burung, Disdag juga terlebih dahulu akan melakukan penataan Pasar Hewan Sayang-Sayang. "Untuk kebutuhan anggaran sudah kami usulkan Rp10 miliar ke pemerintah pusat. Semoga tahun ini bisa direalisasikan," katanya.