Mataram (Antara NTB) - Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Nusa Tenggara Barat sudah menyalurkan beras untuk keluarga sejahtera (rastra) sebesar 98 persen dari pagu sebanyak 53.684 ton pada 2017.

"Penyaluran rastra mulai Januari-Agustus 2017 sudah mencapai 52.665 ton," kata Ketua Umum Tim Penyalur Rastra Nusa Tenggara Barat (NTB) H Ramadan di Mataram, Rabu.

Dari 10 kabupaten/kota di NTB, Bulog Divisi Regional (Divre) NTB menyalurkan rastra hanya untuk warga kurang mampu di sembilan kabupaten/kota. Sedangkan Kota Mataram sudah menggunakan sistim Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

Ramadan menyebutkan sebanyak 52.665 ton rastra yang sudah disalurkan menyasar 447.369 kepala keluarga kurang mampu di sembilan kabupaten/kota.

"Volume penyaluran berada di atas rata-rata nasional yang baru mencapai 85 persen. Dan secara peringkat NTB menempati urutan ke-3 secara nasional," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Humas Bulog Divre NTB Syawaludin Susanto mengatakan, Predisen Joko Widodo menginginkan agar penyaluran rastra tidak boleh terlambat.

"Arahan Presiden menjadi atensi kami di Bulog Divre NTB. Jadi kami terus melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Provinsi NTB dan kabupaten/kota supaya rastra berjalan lancar," ujarnya.

Terkait masalah kualitas, ia menegaskan bahwa tidak ada keluhan dari warga penerima manfaat. Sebab, petugas pelaksana distribusi telah melakukan pengecekan sebelum rastra disalurkan.

"Alhamdulillah sejak Juni 2017 sampai dengan saat ini, kami tidak pernah menerima keluhan kualitas," ucapnya pula.

Pada awal Agustus 2017, lanjut dia, Tim Koordinasi Rastra Provinsi NTB sudah turun melakukan pengecekan kualitas dan monitoring rastra di lapangan.

Tujuannya agar penyaluran rastra berjalan lancar sesuai yang di harapkan dan para penerima manfaat benar-benar mendapatkan beras yang layak konsumsi.

Susanto juga menegaskan bahwa ketahanan stok beras yang ada di seluruh gudang di Pulau Lombok dan Sumbawa, saat ini sebanyak 61.329 ton. Jumlah tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan hingga 8,4 bulan ke depan.

"Artinya stok yang kami kuasai sekarang ini bisa untuk kebutuhan sampai dengan April 2018," katanya. (*)

Pewarta :
Editor : Awaludin
Copyright © ANTARA 2025