Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid mengatakan, para pemimpin negara Arab menyepakati pentingnya persatuan Arab dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan di Palestina karena tanpa persatuan dunia Arab masalah Palestina sulit diselesaikan secara tuntas.
Siaran pers Ketua MPR yang diterima ANTARA melalui surat elektronik, Senin, menyebutkan, pernyataan Hidayat itu disampaikan usai pertemuan delegasi ulama dan tokoh Islam internasional dengan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz di Riyadh, Arab Saudi.
Hidayat Nurwahid termasuk salah seorang anggota delegasi Ulama Internasional "Al Ittihad Al Alami li Ulamaa`il Muslimin" pimpinan Syaikh Yusuf Qaradhawi yang Minggu siang kemarin diterima Raja Abdullah di Istana Raja, Riyadh.
Hidayat adalah juga salah seorang pendiri organisasi ulama internasional (Al Ittihad Al Alami li Ulamaa`il Muslimin) yang saat ini diketuai ulama asal Mesir ternama yang kini tinggal di Qatar, Syeikh Yusuf Qaradhawi.
Kedatangan delegasi ulama internasional ke sejumlah negara Arab adalah dalam rangkaian pertemuan dengan para pemimpin dunia Arab untuk membahas krisis kemanusiaan di Palestina yang kian memburuk seiring meningkatnya serangan zionis Israel ke Gaza.
Hidayat menerangkan, dalam diskusi yang berlangsung hangat, Raja Abdullah mendukung sepenuhnya misi ulama dan tokoh Islam internasional yang menemui pemimpin-pemimpin dunia Arab agar mereka memberikan bantuan nyata bagi negara dan rakyat Palestina yang terus digempur Israel.
Raja, kata Hidayat, juga menyepakati usulan organisasi ulama internasional mengenai pentingnya persatuan dunia Arab dan umat Islam umumnya untuk membantu menyelesaikan masalah Palestina.
Hidayat melanjutkan, Raja Abdullah juga mengusahakan wilayah Rafah yang berbatasan dengan Palestina bisa dibuka lebih luas dan lebih lama supaya bantuan kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia masuk ke Gaza.
Di dalam negeri, Raja Abdullah telah memerintahkan pengumpulan bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Pertemuan dengan Raja Arab Saudi merupakan pertemuan kedua delegasi dengan pimpinan dunia Arab, setelah Sabtu lalu di Qatar, bertemu dengan Emir Qatar, Syaikh Ahmad bin Khalifa al-Tsani.
Seperti Raja Saudi Arabia, Emir Qatar juga mendukung misi delegasi ulama dan tokoh Islam internasional untuk membantu Palestina.
Hidayat mengatakan, Emir Qatar akan mengusulkan sidang istimewa Liga Arab untuk menghentikan serbuan tentara Israel ke wilayah Palestina.
Senin ini, delegasi akan bertemu dengan Presiden Suriah di Damaskus untuk misi yang sama dan setelah itu akan bertemu dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Yordania yang juga bernama Abdullah.
Delegasi juga berencana bertemu dengan Pimpinan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Pimpinan Liga Arab.
Menurut Hidayat, pihaknya juga sudah mengirim kawat ke Sekjen OKI Akmaluddin Ihsanoglu dan Sekjen Liga Arab Amru Musa untuk bertemu.
Jumat malam pekan lalu, Hidayat Nurwahid bertolak ke Qatar untuk bergabung dalam misi delegasi ulama dan tokoh Islam internasional guna bertemu dengan pimpinan dunia Arab.
Delegasi ulama dan tokoh Islam internasional membawa misi persatuan dunia Arab, khususnya, dan umat Islam umumnya untuk membantu krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina akibat agresi Israel. (*)
Siaran pers Ketua MPR yang diterima ANTARA melalui surat elektronik, Senin, menyebutkan, pernyataan Hidayat itu disampaikan usai pertemuan delegasi ulama dan tokoh Islam internasional dengan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz di Riyadh, Arab Saudi.
Hidayat Nurwahid termasuk salah seorang anggota delegasi Ulama Internasional "Al Ittihad Al Alami li Ulamaa`il Muslimin" pimpinan Syaikh Yusuf Qaradhawi yang Minggu siang kemarin diterima Raja Abdullah di Istana Raja, Riyadh.
Hidayat adalah juga salah seorang pendiri organisasi ulama internasional (Al Ittihad Al Alami li Ulamaa`il Muslimin) yang saat ini diketuai ulama asal Mesir ternama yang kini tinggal di Qatar, Syeikh Yusuf Qaradhawi.
Kedatangan delegasi ulama internasional ke sejumlah negara Arab adalah dalam rangkaian pertemuan dengan para pemimpin dunia Arab untuk membahas krisis kemanusiaan di Palestina yang kian memburuk seiring meningkatnya serangan zionis Israel ke Gaza.
Hidayat menerangkan, dalam diskusi yang berlangsung hangat, Raja Abdullah mendukung sepenuhnya misi ulama dan tokoh Islam internasional yang menemui pemimpin-pemimpin dunia Arab agar mereka memberikan bantuan nyata bagi negara dan rakyat Palestina yang terus digempur Israel.
Raja, kata Hidayat, juga menyepakati usulan organisasi ulama internasional mengenai pentingnya persatuan dunia Arab dan umat Islam umumnya untuk membantu menyelesaikan masalah Palestina.
Hidayat melanjutkan, Raja Abdullah juga mengusahakan wilayah Rafah yang berbatasan dengan Palestina bisa dibuka lebih luas dan lebih lama supaya bantuan kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia masuk ke Gaza.
Di dalam negeri, Raja Abdullah telah memerintahkan pengumpulan bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Pertemuan dengan Raja Arab Saudi merupakan pertemuan kedua delegasi dengan pimpinan dunia Arab, setelah Sabtu lalu di Qatar, bertemu dengan Emir Qatar, Syaikh Ahmad bin Khalifa al-Tsani.
Seperti Raja Saudi Arabia, Emir Qatar juga mendukung misi delegasi ulama dan tokoh Islam internasional untuk membantu Palestina.
Hidayat mengatakan, Emir Qatar akan mengusulkan sidang istimewa Liga Arab untuk menghentikan serbuan tentara Israel ke wilayah Palestina.
Senin ini, delegasi akan bertemu dengan Presiden Suriah di Damaskus untuk misi yang sama dan setelah itu akan bertemu dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Yordania yang juga bernama Abdullah.
Delegasi juga berencana bertemu dengan Pimpinan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Pimpinan Liga Arab.
Menurut Hidayat, pihaknya juga sudah mengirim kawat ke Sekjen OKI Akmaluddin Ihsanoglu dan Sekjen Liga Arab Amru Musa untuk bertemu.
Jumat malam pekan lalu, Hidayat Nurwahid bertolak ke Qatar untuk bergabung dalam misi delegasi ulama dan tokoh Islam internasional guna bertemu dengan pimpinan dunia Arab.
Delegasi ulama dan tokoh Islam internasional membawa misi persatuan dunia Arab, khususnya, dan umat Islam umumnya untuk membantu krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina akibat agresi Israel. (*)