Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan pemerintahan di Indonesia membutuhkan demokrasi gotong-royong dan bukan oposisi.
"Kita enggak butuh oposisi, kita butuh gotong-royong, kita butuh demokrasi gotong-royong dan tidak dibutuhkan lagi oposisi," katanya di Jakarta, Kamis malam.
Hal itu disampaikan Bamsoet usai menghadiri acara open house atau gelar griya Idul Fitri di Kediaman Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar turut menanggapi rencana Prabowo Subianto, merangkul semua partai politik untuk bersatu demi kemajuan bangsa. Terkait rekonsiliasi usai Pemilu, Bamsoet menyatakan konsekuensinya adalah merangkul semua pihak, termasuk parpol pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Terkait pentingnya oposisi untuk checks and balances, Bamsoet menyatakan bersatu bukan berarti checks and balances tidak hidup. Alasannya, semua bisa dimusyawarahkan dalam sistem demokrasi.
Dia mencontohkan, Golkar dan partai lain dalam satu koalisi, bukan berarti satu pandangan. Tetapi semuanya harus disampaikan secara baik. Sehingga, kemungkinan tidak adanya oposisi dalam satu pemerintahan itu pasti ada.
Baca juga: Ramadhan dan Idul Fitri momen penguat ikatan sosial
Baca juga: Ketua MPR Bamsoet ajak masyarakat segera laporkan SPT 2023
"Kalau oposisi kan bicara kebanggaan, kadang-kadang lari dari substansi. Tapi kalau satu koalisi, kita bisa bicara dari hati ke hati, yang lebih baik untuk masyarakat adil dan makmur," katanya menegaskan.
"Kita enggak butuh oposisi, kita butuh gotong-royong, kita butuh demokrasi gotong-royong dan tidak dibutuhkan lagi oposisi," katanya di Jakarta, Kamis malam.
Hal itu disampaikan Bamsoet usai menghadiri acara open house atau gelar griya Idul Fitri di Kediaman Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar turut menanggapi rencana Prabowo Subianto, merangkul semua partai politik untuk bersatu demi kemajuan bangsa. Terkait rekonsiliasi usai Pemilu, Bamsoet menyatakan konsekuensinya adalah merangkul semua pihak, termasuk parpol pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Terkait pentingnya oposisi untuk checks and balances, Bamsoet menyatakan bersatu bukan berarti checks and balances tidak hidup. Alasannya, semua bisa dimusyawarahkan dalam sistem demokrasi.
Dia mencontohkan, Golkar dan partai lain dalam satu koalisi, bukan berarti satu pandangan. Tetapi semuanya harus disampaikan secara baik. Sehingga, kemungkinan tidak adanya oposisi dalam satu pemerintahan itu pasti ada.
Baca juga: Ramadhan dan Idul Fitri momen penguat ikatan sosial
Baca juga: Ketua MPR Bamsoet ajak masyarakat segera laporkan SPT 2023
"Kalau oposisi kan bicara kebanggaan, kadang-kadang lari dari substansi. Tapi kalau satu koalisi, kita bisa bicara dari hati ke hati, yang lebih baik untuk masyarakat adil dan makmur," katanya menegaskan.