Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera menyerahkan pengelolaan 20 lapak pedagang kriya di Pasar Seni Sayang-Sayang agar potensi tersebut dapat dikelola lebih maksimal.
"Termasuk untuk memaksimalkan pendapatan retribusi pasar grosir dan pertokoan (PGP) di kawasan itu," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Selasa.
Menurutnya, sejak pandemi COVID-19 merebak puluhan lapak kriya di pasar seni tersebut tidak pernah dilakukan penarikan retribusi PGP karena kondisi pedagang yang hingga saat ini belum stabil.
Baca juga: Bantuan revitalisasi Pasar Seni Mataram sebesar Rp16 miliar ditunda
Kondisi para pedagang kriya unggulan Kota Mataram seperti cukli, dan ayaman-ayaman dari ketak kadang-kadang buka dan tidak. Ada juga yang buka pada saat ada kegiatan-kegiatan tertentu baik skala nasional maupun internasional.
"Dengan kondisi pedagang yang rata-rata hidup tak mau mati pun segan itu, kami tidak tega menarik retribusi dari mereka," katanya.
Selain itu, lanjut Uun, penarikan retribusi PGP di Pasar Seni Sayang-Sayang juga karena areal belum ada kegiatan penataan kembali terhadap lapak tersebut.
Baca juga: Revitalisasi Pasar Seni Mataram tunggu bantuan pemerintah pusat
Sarana dan prasarana pendukung lapak sejauh ini belum dilakukan setelah bencana gempa bumi 2018 lanjut pandemi COVID-19 sehingga kondisinya kurang terawat dan terkesan semrawut.
"Karena itu sejak COVID-19, pedagang kriya menempati lapak tersebut secara gratis tanpa ada pungutan retribusi," katanya.
Terkait dengan itulah, lanjut Uun, pengelolaan PGP di Pasar Seni Sayang-Sayang akan diserahkan ke Dinas Pariwisata (Dispar) agar bisa dikelola menjadi satu kesatuan dengan potensi pariwisata di biang seni dan budaya di kawasan tersebut.
"Untuk penyerahan ini, kami sudah melakukan koordinasi dengan Dispar agar dapat mempersiapkan konsep penataan lebih lanjut," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan ruang kreatif Pasar Seni Sayang-Sayang
Selain PGP di Pasar Seni Sayang-Sayang, Disdag juga akan menyerahkan beberapa pengelolaan PGP ke organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya yang terkait.
"Seperti PGP di Pasar Dirgahayu akan kita serahkan ke Badan Keuangan Daerah (BDK) agar lebih fokus dan untuk mengoptimalkan potensi pendapatan daerah," katanya.
Baca juga: Dispar Mataram segera membangun ruang kreatif di Pasar Seni Sayang-Sayang
"Termasuk untuk memaksimalkan pendapatan retribusi pasar grosir dan pertokoan (PGP) di kawasan itu," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Selasa.
Menurutnya, sejak pandemi COVID-19 merebak puluhan lapak kriya di pasar seni tersebut tidak pernah dilakukan penarikan retribusi PGP karena kondisi pedagang yang hingga saat ini belum stabil.
Baca juga: Bantuan revitalisasi Pasar Seni Mataram sebesar Rp16 miliar ditunda
Kondisi para pedagang kriya unggulan Kota Mataram seperti cukli, dan ayaman-ayaman dari ketak kadang-kadang buka dan tidak. Ada juga yang buka pada saat ada kegiatan-kegiatan tertentu baik skala nasional maupun internasional.
"Dengan kondisi pedagang yang rata-rata hidup tak mau mati pun segan itu, kami tidak tega menarik retribusi dari mereka," katanya.
Selain itu, lanjut Uun, penarikan retribusi PGP di Pasar Seni Sayang-Sayang juga karena areal belum ada kegiatan penataan kembali terhadap lapak tersebut.
Baca juga: Revitalisasi Pasar Seni Mataram tunggu bantuan pemerintah pusat
Sarana dan prasarana pendukung lapak sejauh ini belum dilakukan setelah bencana gempa bumi 2018 lanjut pandemi COVID-19 sehingga kondisinya kurang terawat dan terkesan semrawut.
"Karena itu sejak COVID-19, pedagang kriya menempati lapak tersebut secara gratis tanpa ada pungutan retribusi," katanya.
Terkait dengan itulah, lanjut Uun, pengelolaan PGP di Pasar Seni Sayang-Sayang akan diserahkan ke Dinas Pariwisata (Dispar) agar bisa dikelola menjadi satu kesatuan dengan potensi pariwisata di biang seni dan budaya di kawasan tersebut.
"Untuk penyerahan ini, kami sudah melakukan koordinasi dengan Dispar agar dapat mempersiapkan konsep penataan lebih lanjut," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan ruang kreatif Pasar Seni Sayang-Sayang
Selain PGP di Pasar Seni Sayang-Sayang, Disdag juga akan menyerahkan beberapa pengelolaan PGP ke organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya yang terkait.
"Seperti PGP di Pasar Dirgahayu akan kita serahkan ke Badan Keuangan Daerah (BDK) agar lebih fokus dan untuk mengoptimalkan potensi pendapatan daerah," katanya.
Baca juga: Dispar Mataram segera membangun ruang kreatif di Pasar Seni Sayang-Sayang