Mataram, 15/6 (ANTARA) - Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SMA, MA dan SMK di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menolak hasil ujian nasional (UN) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB karena dinilai ada unsur kecurangan.

         "Keputusan ini diambil setelah kami melakukan rapat tentang hasil pelaksanaan UN di daerah ini yang dinilai tidak objektif dan kredibel," kata Ketua K3S Kutjip Anwar ketika melakukan pertemuan dengan pihak Dikpora NTB untuk mengklarifikasi penolakan hasil UN di Mataram, Senin.

         Surat penolakan hasil UN dengan Nomor:032/K3S/VI/2009 diserahkan langsung oleh sekitar lima belas kepala sekolah SMA, MA dan SMK seKota Mataram dan diterima Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dikpora NTB, H Lalu Hirjan dan Kepala Seksi Kurikulum Dikmen SMK, Dikpora NTB, Sukran.

         Sementara Kepala Dinas Dikpora NTB H Lalu Ma'shum dan sekretaris Dikpora NTB H.M Najib sedang bertugas ke luar daerah.

         Anwar mengatakan pihaknya merasa heran dengan nilai yang diperoleh para siswa dari beberapa sekolah yang sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajarnya tidak seperti yang dimiliki sekolah yang ada di Kota Mataram.

         "Saya sangat heran dengan hasil UN tahun ini karena ada sekolah yang jauh dari perkotaan dengan sarana prasarana penunjang kegiatan belajar siswa tidak seperti di Kota Mataram, mampu meluluskan siswanya sampai seratus persen," kata Kutjip Anwar yang juga Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mataram.

         Ia mengatakan penolakan ini sebagai bentuk penyampaian aspirasi para kepala sekolah kepada penyelenggara UN. Oleh sebab itu tindakan ini seharusnya tidak dianggap sebagai bentuk rasa iri terhadap sekolah lain yang mampu meningkatkan persentase kelulusan siswanya.

         "Kami ingin masalah ini menjadi bahan evaluasi agar penyelenggaran UN pada tahun-tahun berikutnya bisa lebih baik, objektif dan kredibel," ujarnya.

         Sementara itu, Kepala Bidang Dikmen Dikpora NTB, H Lalu Hirjan mengatakan surat penolakan ini akan disampaikan kepada Kepala Dikpora NTB untuk ditanggapi dan meminta kepada K3S untuk memberikan bukti kuat tentang kecurangan dalam pelaksanaan UN.

         Menurut ia, pihaknya hingga pengumuman hasil UN tidak menerima satupun laporan terkait dengan dugaan kecurangan yang dilakukan dalam penyelenggaran UN dari tim pengawas independen (TPI).

         "Kami belum mendapat satupun laporan tentang praktik kecurangan dalam pelaksanaan UN, yang ada hanya laporan tentang sejumlah siswa yang harus mengikuti ujian pengganti," ujarnya.

         Namun, kata Hirjan, pihaknya mengaku prihatin dengan persentase kelulusan yang dicapai sekolah di Kota Mataram yang berada di bawah sejumlah kabupaten di NTB, sementara sekolah berstandar nasional dan internasional di Kota Mataram menjadi tolok ukur pendidikan di daerah ini.

         Siswa SMA dan MA yang lulus UN di Kota Mataram sebanyak 3.144 (76.96) persen dari 4.046 peserta dan berada di urutan ketujuh dari sembilan kabupaten/kota di NTB.

         Sementara siswa SMK yang lulus UN di Kota Mataram sebanyak 1.164 (65,21) persen dari 1.785 peserta dan berada di urutan kedelapan dari sembilan kabupaten/kota di NTB.

         Persentase kelulusan siswa SMK di Kota Mataram tahun ajaran 2008/2009 itu jauh menurun dibandingkan dengan persentase kelulusan tahun sebelumnya yang mencapai 90,71 persen.(*)   



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024