Mataram (ANTARA) - Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BP3) DPW PKS Nusa Tenggara Barat (NTB), Sambirang Ahmadi menghormati pilihan Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023, Sitti Rohmi Djalilah untuk maju menjadi bakal calon gubernur di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Nopember 2024 mendatang.
"Kami hargai dan hormati ketika Umi Rohmi ingin maju sebagai calon gubernur. Silahkan, biarlah berkompetisi secara sehat. Toh, pada akhirnya nanti yang memutuskan adalah publik," kata Sambirang di Mataram, Jumat.
Ia menyatakan, sebagai partai pengusung mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah, PKS berpandangan bahwa pihaknya tidak akan memaksakan bahwa Zulkieflimansyah harus kembali berpasangan dengan Sitti Rohmi Djalillah di Pilkada NTB 2024.
Sebab, kata dia, PKS ingin menempatkan di kontestasi Pilkada NTB 2024 ini adalah kontestasi persahabatan bukan dalam konteks pertarungan yang saling menjegal.
"Toh, pada akhirnya nanti, pemimpin kita itu adalah satu siapapun yang menang. Dan itu adalah pemimpin kita semua," ujarnya.
Baca juga: TGB restui duet Zul-Rohmi jilid II di Pilkada NTB 2024
Oleh karena itu, bahwa Zulkieflimansyah tidak lagi berpasangan dengan Sitti Rohmi Djalillah tidak menjadi persoalan. Mengingat saat ini PKS sedang terus fokus melakukan konsolidasi memenangkan mantan Gubernur NTB tersebut di Pilkada NTB 2024 ini.
"Prinsipnya PKS sekarang sedang dalam konsolidasi untuk menyongsong pemenangan Doktor Zul dengan siapapun pasangannya. Jadi tidak mesti dengan Umi Rohmi," tegas Sambirang.
Namun meski demikian, terkait siapa nantinya yang akan mendampingi Bang Zul sapaan akrab Zulkieflimansyah, menurut Sambirang, PKS akan menyerahkan penuh pilihannya kepada Bang Zul.
"Tapi sebagai partai politik, PKS punya kewajiban untuk membangun komunikasi dengan seluruh parpol. Komunikasi ini untuk melakukan penjajakan dalam rangka membangun kesepahaman dan kerjasama dengan lainnya. Sebab semuanya masih dalam konteks penjajakan," terang anggota DPRD NTB dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Menurut dia, PKS tidak berpatokan pada satu figur sebagai calon pendamping Bang Zul. Karena PKS membuka ruang untuk seluruh tokoh-tokoh lainnya yang bisa diajak bekerjasama,.
"Jadi tidak dalam posisi tergantung karena PKS memiliki 8 kursi di parlemen. Kalau ada partai lain yang memiliki 5 kursi di parlemen langsung membawa calon wakil gubernur-nya, kan bisa langsung terjadi," ucapnya.
Ia mengaku selama ini mempertimbangkan mendukung kembali duet Zul-Rohmi. Karena duet keduanya dianggap sudah berjalan dengan baik dan sukses.
Pertimbangannya karena selama ini keduanya sudah saling menghargai dan menghormati. Bukan karena pertimbangan ketergantungan kami pada Umi Rohmi.
"Tapi lebih dikarenakan pertimbangan Zul-Rohmi sudah bekerja selama lima tahun dengan baik, bisa saling memahami dan berkolaborasi dengan baik sehingga melanjutkan lagi bisa lebih mudah lagi dan tidak perlu mulai lagi dari nol," katanya.
PKS sendiri optimis meski duet Zul-Rohmi tidak bisa lagi dilanjutkan pada jilid II, namun pihaknya meyakini Bang Zul bisa memenangkan pertarungan.
"Kami punya survei sendiri. Doktor Zul Insya Allah dipasangkan dengan siapapun tokoh-tokoh yang beredar di publik itu, peluang menangnya tetap sama dan kami yakin soal itu," katanya.
"Kami hargai dan hormati ketika Umi Rohmi ingin maju sebagai calon gubernur. Silahkan, biarlah berkompetisi secara sehat. Toh, pada akhirnya nanti yang memutuskan adalah publik," kata Sambirang di Mataram, Jumat.
Ia menyatakan, sebagai partai pengusung mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah, PKS berpandangan bahwa pihaknya tidak akan memaksakan bahwa Zulkieflimansyah harus kembali berpasangan dengan Sitti Rohmi Djalillah di Pilkada NTB 2024.
Sebab, kata dia, PKS ingin menempatkan di kontestasi Pilkada NTB 2024 ini adalah kontestasi persahabatan bukan dalam konteks pertarungan yang saling menjegal.
"Toh, pada akhirnya nanti, pemimpin kita itu adalah satu siapapun yang menang. Dan itu adalah pemimpin kita semua," ujarnya.
Baca juga: TGB restui duet Zul-Rohmi jilid II di Pilkada NTB 2024
Oleh karena itu, bahwa Zulkieflimansyah tidak lagi berpasangan dengan Sitti Rohmi Djalillah tidak menjadi persoalan. Mengingat saat ini PKS sedang terus fokus melakukan konsolidasi memenangkan mantan Gubernur NTB tersebut di Pilkada NTB 2024 ini.
"Prinsipnya PKS sekarang sedang dalam konsolidasi untuk menyongsong pemenangan Doktor Zul dengan siapapun pasangannya. Jadi tidak mesti dengan Umi Rohmi," tegas Sambirang.
Namun meski demikian, terkait siapa nantinya yang akan mendampingi Bang Zul sapaan akrab Zulkieflimansyah, menurut Sambirang, PKS akan menyerahkan penuh pilihannya kepada Bang Zul.
"Tapi sebagai partai politik, PKS punya kewajiban untuk membangun komunikasi dengan seluruh parpol. Komunikasi ini untuk melakukan penjajakan dalam rangka membangun kesepahaman dan kerjasama dengan lainnya. Sebab semuanya masih dalam konteks penjajakan," terang anggota DPRD NTB dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Menurut dia, PKS tidak berpatokan pada satu figur sebagai calon pendamping Bang Zul. Karena PKS membuka ruang untuk seluruh tokoh-tokoh lainnya yang bisa diajak bekerjasama,.
"Jadi tidak dalam posisi tergantung karena PKS memiliki 8 kursi di parlemen. Kalau ada partai lain yang memiliki 5 kursi di parlemen langsung membawa calon wakil gubernur-nya, kan bisa langsung terjadi," ucapnya.
Ia mengaku selama ini mempertimbangkan mendukung kembali duet Zul-Rohmi. Karena duet keduanya dianggap sudah berjalan dengan baik dan sukses.
Pertimbangannya karena selama ini keduanya sudah saling menghargai dan menghormati. Bukan karena pertimbangan ketergantungan kami pada Umi Rohmi.
"Tapi lebih dikarenakan pertimbangan Zul-Rohmi sudah bekerja selama lima tahun dengan baik, bisa saling memahami dan berkolaborasi dengan baik sehingga melanjutkan lagi bisa lebih mudah lagi dan tidak perlu mulai lagi dari nol," katanya.
PKS sendiri optimis meski duet Zul-Rohmi tidak bisa lagi dilanjutkan pada jilid II, namun pihaknya meyakini Bang Zul bisa memenangkan pertarungan.
"Kami punya survei sendiri. Doktor Zul Insya Allah dipasangkan dengan siapapun tokoh-tokoh yang beredar di publik itu, peluang menangnya tetap sama dan kami yakin soal itu," katanya.