Jakarta (ANTARA) - Perusahaan makanan dan kacang-kacangan PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA) berencana segera mencatatkan saham perdana atau menggelar Initial Public Offering ( IPO ) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan target meraih dana segar senilai Rp75 miliar.
GUNA berencana melepas maksimal sebanyak 20 persen saham ke publik atau sebanyak-banyaknya 500 ribu saham baru, dengan kisaran harga penawaran awal (book building) senilai Rp100 sampai Rp150 per lembar saham.
Direktur Utama GUNA Ivan Cokro Saputra di Jakarta, Kamis, menjelaskan masa penawaran awal pada 20- 26 Juni 2024, tanggal efektif pada 28 Juni 2024, masa penawaran umum pada 2- 4 Juli 2024.
Kemudian, tanggal penjatahan pada 4 Juli 2024, distribusi saham elektronik pada 05 Juli 2024, dan pencatatan saham di BEI pada 8 Juli 2024.
Ivan mengungkapkan bahwa dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja atau operational expenditure (opex), seperti pembiayaan kebutuhan operasional, diantaranya untuk pembelian bahan baku kacang Almond dan kacang tanah.
“Dasar pertimbangan menggunakan dana dari hasil IPO untuk membeli bahan baku kacang Almond dan kacang tanah, yang mana keduanya adalah bahan baku utama perseroan,” ujar Ivan.
Ia menjelaskan, bahwa panen raya kacang Almond hanya terjadi setahun sekali, yaitu pada Agustus sampai Oktober, sehingga pada saat itu harga kacang almond mencapai harga terendah.
Demikian pula untuk panen raya kacang tanah yang hanya terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, yang mana panen raya pertama terjadi pada Februari dan dan panen raya kedua terjadi pada September dan Oktober.
“Oleh sebab itu aksi korporasi, yang dilakukan ini guna melakukan pembelian bahan baku tersebut sebanyak-banyaknya untuk persediaan dengan harga yang murah, karena kebutuhan untuk membeli bahan baku sangat penting guna untuk memenuhi permintaan pelanggan,” ujar Ivan.
Ia melanjutkan, perseroan berada pada industri yang memiliki niche market, dalam pengertian menjual produknya pada segmen pasar khusus, yaitu business to business (B2B).
“Perseroan memproses kacang almond yang dipasarkan dengan menggunakan merk Almonesia dan kacang-kacangan lainnya menggunakan merk John Farmer yang telah menjadi merk terkenal pada segmen Nuts Ingredients secara Nasional dan di beberapa negara ASEAN termasuk Malaysia, Thailand dan Filipina,” ujar Ivan.
Saat ini, perseroan telah menjalin kerja sama business to business (B2B) dengan beberapa produsen makanan dan minuman, seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Perusahaan Industri Ceres (Delfi Group), PT Indofood CBP Suksess Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan produsen lainnya.
Baca juga: Harga saham pagi ini menguat 5,06 poin
Baca juga: Harga saham hari ini menguat 43,73 poin
“Peseroan juga memproduksi snack almond dan kacang tanah yang di pasarkan menggunakan merk mitra bisnis Perseroan, sebagai contoh Perseroan bekerja sama dengan Indomaret untuk produk Almond dan kacang kulit kemasan Indomaret,” ujar Ivan.
Per 31 Desember 2023, perseroan mencatatkan penjualan senilai Rp1,4 triliun dengan laba neto tahun berjalan senilai Rp94,8 miliar, yang utamanya diperoleh dari penjualan perseroan dan dua perusahaan anak, yaitu PT Mitrapack Eramandiri dan PT Cubic Indonesia.
GUNA berencana melepas maksimal sebanyak 20 persen saham ke publik atau sebanyak-banyaknya 500 ribu saham baru, dengan kisaran harga penawaran awal (book building) senilai Rp100 sampai Rp150 per lembar saham.
Direktur Utama GUNA Ivan Cokro Saputra di Jakarta, Kamis, menjelaskan masa penawaran awal pada 20- 26 Juni 2024, tanggal efektif pada 28 Juni 2024, masa penawaran umum pada 2- 4 Juli 2024.
Kemudian, tanggal penjatahan pada 4 Juli 2024, distribusi saham elektronik pada 05 Juli 2024, dan pencatatan saham di BEI pada 8 Juli 2024.
Ivan mengungkapkan bahwa dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja atau operational expenditure (opex), seperti pembiayaan kebutuhan operasional, diantaranya untuk pembelian bahan baku kacang Almond dan kacang tanah.
“Dasar pertimbangan menggunakan dana dari hasil IPO untuk membeli bahan baku kacang Almond dan kacang tanah, yang mana keduanya adalah bahan baku utama perseroan,” ujar Ivan.
Ia menjelaskan, bahwa panen raya kacang Almond hanya terjadi setahun sekali, yaitu pada Agustus sampai Oktober, sehingga pada saat itu harga kacang almond mencapai harga terendah.
Demikian pula untuk panen raya kacang tanah yang hanya terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, yang mana panen raya pertama terjadi pada Februari dan dan panen raya kedua terjadi pada September dan Oktober.
“Oleh sebab itu aksi korporasi, yang dilakukan ini guna melakukan pembelian bahan baku tersebut sebanyak-banyaknya untuk persediaan dengan harga yang murah, karena kebutuhan untuk membeli bahan baku sangat penting guna untuk memenuhi permintaan pelanggan,” ujar Ivan.
Ia melanjutkan, perseroan berada pada industri yang memiliki niche market, dalam pengertian menjual produknya pada segmen pasar khusus, yaitu business to business (B2B).
“Perseroan memproses kacang almond yang dipasarkan dengan menggunakan merk Almonesia dan kacang-kacangan lainnya menggunakan merk John Farmer yang telah menjadi merk terkenal pada segmen Nuts Ingredients secara Nasional dan di beberapa negara ASEAN termasuk Malaysia, Thailand dan Filipina,” ujar Ivan.
Saat ini, perseroan telah menjalin kerja sama business to business (B2B) dengan beberapa produsen makanan dan minuman, seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Perusahaan Industri Ceres (Delfi Group), PT Indofood CBP Suksess Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan produsen lainnya.
Baca juga: Harga saham pagi ini menguat 5,06 poin
Baca juga: Harga saham hari ini menguat 43,73 poin
“Peseroan juga memproduksi snack almond dan kacang tanah yang di pasarkan menggunakan merk mitra bisnis Perseroan, sebagai contoh Perseroan bekerja sama dengan Indomaret untuk produk Almond dan kacang kulit kemasan Indomaret,” ujar Ivan.
Per 31 Desember 2023, perseroan mencatatkan penjualan senilai Rp1,4 triliun dengan laba neto tahun berjalan senilai Rp94,8 miliar, yang utamanya diperoleh dari penjualan perseroan dan dua perusahaan anak, yaitu PT Mitrapack Eramandiri dan PT Cubic Indonesia.