Mataram (ANTARA) - Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, para penjahit di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapat berkah dengan pesanan baju seragam sehingga omzet meningkat.
Sumiati, salah satu penjahit di Kota Mataram, Sabtu, mengatakan memasuki tahun ajaran baru menjadi salah satu momen yang ditunggu karena biasanya jahitan seragam meningkat hingga berlipat-lipat.
"Kalau biasanya kami hanya menjahit satu atau dua setel seragam, saat tahun ajaran baru bisa mencapai puluhan bahkan lebih 100 stel seragam," katanya.
Sedangkan terkait dengan tarif jahit, untuk satu seragam siswa SMA/SMK dan MA dipatok sekitar Rp180.000-Rp200.000 per satu setel baik untuk siswa maupun siswi.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata Sumiati yang sudah melakoni pekerjaannya sejak puluhan tahun, seragam siswa baru yang banyak menjahit biasanya untuk tingkat SMA/SMK dan MA.
Alasannya, karena siswa tingkat SMA/SMK dan MA ini dari sekolah hanya diberikan bahan dan contoh model jahitan.
Sementara untuk seragam SD dan SMP biasanya diberikan dari sekolah yang sudah dijahit , namun ada juga yang menjahit sendiri agar bisa sesuai ukuran. Karena kadang seragam yang dikasi tidak sesuai ukuran anak.
"Karena itu, saya sering terima untuk proses kecilkan ukuran seragam SD dan SMP," katanya lagi.
Menurutnya, jahitan baju seragam di prediksi akan meningkat drastis minggu depan, karena penerimaan peserta didik baru (PPBD) dari jalur zonasi sekaligus pengumuman.
"Setelah pengumuman biasanya dilakukan daftar ulang dan pembagian bahan seragam untuk dijahit," katanya.
Karena itu, untuk mempercepat pengerjaan baju seragam, pihaknya juga meminta bantuan keluarga dekat untuk memasang kancing dan sum manual.
"Tapi kalau untuk proses pengukuran, pemotongan, dan menjahit tetap saya kerjakan sendiri," katanya.
Hal senada juga disampaikan penjahit lainnya Railah, yang juga mengaku menerima pesanan baju seragam di musim siswa baru berlipat-lipat.
"Tahun ajaran baru menjadi berkah bagi kami sebagai penjahit, selain menjelang Idul Fitri," katanya lagi.
Sumiati, salah satu penjahit di Kota Mataram, Sabtu, mengatakan memasuki tahun ajaran baru menjadi salah satu momen yang ditunggu karena biasanya jahitan seragam meningkat hingga berlipat-lipat.
"Kalau biasanya kami hanya menjahit satu atau dua setel seragam, saat tahun ajaran baru bisa mencapai puluhan bahkan lebih 100 stel seragam," katanya.
Sedangkan terkait dengan tarif jahit, untuk satu seragam siswa SMA/SMK dan MA dipatok sekitar Rp180.000-Rp200.000 per satu setel baik untuk siswa maupun siswi.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata Sumiati yang sudah melakoni pekerjaannya sejak puluhan tahun, seragam siswa baru yang banyak menjahit biasanya untuk tingkat SMA/SMK dan MA.
Alasannya, karena siswa tingkat SMA/SMK dan MA ini dari sekolah hanya diberikan bahan dan contoh model jahitan.
Sementara untuk seragam SD dan SMP biasanya diberikan dari sekolah yang sudah dijahit , namun ada juga yang menjahit sendiri agar bisa sesuai ukuran. Karena kadang seragam yang dikasi tidak sesuai ukuran anak.
"Karena itu, saya sering terima untuk proses kecilkan ukuran seragam SD dan SMP," katanya lagi.
Menurutnya, jahitan baju seragam di prediksi akan meningkat drastis minggu depan, karena penerimaan peserta didik baru (PPBD) dari jalur zonasi sekaligus pengumuman.
"Setelah pengumuman biasanya dilakukan daftar ulang dan pembagian bahan seragam untuk dijahit," katanya.
Karena itu, untuk mempercepat pengerjaan baju seragam, pihaknya juga meminta bantuan keluarga dekat untuk memasang kancing dan sum manual.
"Tapi kalau untuk proses pengukuran, pemotongan, dan menjahit tetap saya kerjakan sendiri," katanya.
Hal senada juga disampaikan penjahit lainnya Railah, yang juga mengaku menerima pesanan baju seragam di musim siswa baru berlipat-lipat.
"Tahun ajaran baru menjadi berkah bagi kami sebagai penjahit, selain menjelang Idul Fitri," katanya lagi.