Mataram (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Jasa Raharja Cabang Nusa Tenggara Barat membina 219 pelaku usaha mikro kecil dan menengah melalui Program Kemitraan sejak 2012 hingga 2017.
Kepala PT Jasa Raharja Cabang NTB M. Zulham Pane, mengatakan seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan tersebut memperoleh dana pinjaman program kemitraan dengan total mencapai Rp4,22 miliar dalam kurun waktu enam tahun.
"Kami memberikan dana pinjaman sebagai modal untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif. Pinjaman tersebut wajib dikembalikan dengan jasa administrasi hanya 3 persen per tahun," katanya.
Ia mengatakan Program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan UMKM binaan agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan berbagai efek ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebagian besar UMKM binaan bergerak di sektor industri, yakni mencapai hampir 50 persen, sisanya bergerak di sektor perdagangan sebesar 39 persen dan sektor jasa 13 persen.
"Yang kami bina lebih banyak bergerak dan eksis mengembangkan usaha kerajinan, salah satunya cukli," ujarnya.
Kepala Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Jasa Raharja Cabang NTB Eko Mulyanto, menambahkan penyaluran dana program Kemitraan yang lebih banyak menyasar sektor industri disebabkan pelaku usahanya relatif lancar mengembalikan dana pinjaman.
Sementara sektor produksi, seperti pertanian, peternakan dan perikanan belum menjadi sasaran karena risikonya relatif besar sehingga dikhawatirkan akan berdampak terhadap upaya pengembalian dana pinjaman.
"Kami diarahkan oleh pusat ke sektor industri, perdagangan dan jasa. Mungkin untuk sektor produksi pangan ada BUMN lain yang ditugaskan. Ibaratnya bagi-bagi tugas," katanya.
Untuk menjaga keberlangsungan usaha mitra binaan, pihaknya tetap memberikan pendampingan dan membantu pemasaran agar produk yang dihasilkan bisa diserap pasar, baik di tingkat lokal, nasional hingga internasional.
Eko menambahkan para pelaku UMKM binaannya diberikan kesempatan mengikuti berbagai event pameran berskala nasional dan internasional. Misalnya, mengirim pengrajin cukli mengikuti pameran "Inacraft" di Jakarta pada Mei tahun 2016, dan pameran di Aljazair pada 2016.
"Kami juga memberikan kesempatan kepada empat UMKM binaan mengikuti pameran produk unggulan Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (PPI) Expo 2017, di Kota Mataram beberapa waktu lalu," kata Eko. (*)
Kepala PT Jasa Raharja Cabang NTB M. Zulham Pane, mengatakan seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan tersebut memperoleh dana pinjaman program kemitraan dengan total mencapai Rp4,22 miliar dalam kurun waktu enam tahun.
"Kami memberikan dana pinjaman sebagai modal untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif. Pinjaman tersebut wajib dikembalikan dengan jasa administrasi hanya 3 persen per tahun," katanya.
Ia mengatakan Program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan UMKM binaan agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan berbagai efek ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebagian besar UMKM binaan bergerak di sektor industri, yakni mencapai hampir 50 persen, sisanya bergerak di sektor perdagangan sebesar 39 persen dan sektor jasa 13 persen.
"Yang kami bina lebih banyak bergerak dan eksis mengembangkan usaha kerajinan, salah satunya cukli," ujarnya.
Kepala Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Jasa Raharja Cabang NTB Eko Mulyanto, menambahkan penyaluran dana program Kemitraan yang lebih banyak menyasar sektor industri disebabkan pelaku usahanya relatif lancar mengembalikan dana pinjaman.
Sementara sektor produksi, seperti pertanian, peternakan dan perikanan belum menjadi sasaran karena risikonya relatif besar sehingga dikhawatirkan akan berdampak terhadap upaya pengembalian dana pinjaman.
"Kami diarahkan oleh pusat ke sektor industri, perdagangan dan jasa. Mungkin untuk sektor produksi pangan ada BUMN lain yang ditugaskan. Ibaratnya bagi-bagi tugas," katanya.
Untuk menjaga keberlangsungan usaha mitra binaan, pihaknya tetap memberikan pendampingan dan membantu pemasaran agar produk yang dihasilkan bisa diserap pasar, baik di tingkat lokal, nasional hingga internasional.
Eko menambahkan para pelaku UMKM binaannya diberikan kesempatan mengikuti berbagai event pameran berskala nasional dan internasional. Misalnya, mengirim pengrajin cukli mengikuti pameran "Inacraft" di Jakarta pada Mei tahun 2016, dan pameran di Aljazair pada 2016.
"Kami juga memberikan kesempatan kepada empat UMKM binaan mengikuti pameran produk unggulan Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (PPI) Expo 2017, di Kota Mataram beberapa waktu lalu," kata Eko. (*)