Jasa Raharja membangun kesadaran tertib lalu lintas pelajar di NTB

id Jasa Raharja,Tertib Lalu Lintas Pelajar di NTB,NTB

Jasa Raharja membangun kesadaran tertib lalu lintas pelajar di NTB

Kasubdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes Pol Arman Achdiat menerima cendramata dari Kepala Cabang Jasa Raharja Nusa Tenggara Barat (NTB) Dicky Syiwa Permadi disaksikan Kepala Dinas Pendidikan NTB Aidi Furqoni dan Kasubdit Regident Ditlantas Polda NTB di Mataram, Rabu (8/5/2024). ANTARA/Nur Imansyah

Mataram (ANTARA) - PT Jasa Raharja melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menyelenggarakan diseminasi model integrasi pendidikan lalu lintas di kalangan pelajar melalui para guru dari tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, mengatakan, Jasa Raharja sebagai BUMN turut serta membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat menjaga keselamatan berlalu lintas di jalan raya melalui program edukasi keselamatan.

"Tak terkecuali kalangan Gen Z yang menempati urutan pertama angka kecelakaan di jalan raya. Lewat program TJSL, kami mengedukasi masyarakat untuk tertib berlalu lintas melalui program edukasi keselamatan di jalan raya, salah satunya lewat program keselamatan berlalu lintas sejak dini," kata Dewi di Mataram, Rabu.

Ia menyampaikan dilibatkan-nya para guru ini diharapkan mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang mereka dapat ke dalam ruang kelas masing-masing, sehingga dapat menerjemahkan materi yang didapat kepada para siswa, dengan tujuan mereka kelak akan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

"Keselamatan dalam berkendara bukan hanya soal keberuntungan semata. Tetapi juga soal perilaku akan pentingnya tertib lalu lintas. Kesadaran tertib lalu lintas dapat dibangun, sehingga menjadi kebiasaan dan perilaku yang melekat dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Kepala Divisi ESG dan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Radito Risangadi mengatakan, pihaknya sangat fokus terhadap ketertiban lalu lintas di jalan raya. Sebab, keselamatan dalam berkendara merupakan hal yang ingin disasar melalui kegiatan ini. Kendati begitu, Radito menegaskan jika tanggung jawab menciptakan tertib lalu lintas ini menjadi tanggung jawab bersama.

"Kalangan Gen Z atau remaja yang mayoritas terdiri atas pelajar menempati posisi tertinggi sebagai korban kecelakaan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru mampu memberikan pembekalan wawasan dan pengetahuan di sekolah masing-masing, sehingga Gen Z mampu menjadi pelopor keselamatan dalam usaha mencapai target zero accident," terangnya.

Ia berharap para guru nantinya dapat menerjemahkan materi keselamatan lalu lintas ini dengan baik. Melalui materi mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru, sehingga menciptakan kondisi tertib lalu lintas dapat tercapai.

"Nanti, para guru dapat memberikan materi tertib lalu lintas kepada para siswa di masing-masing sekolah melalui mata pelajaran Pancasila, sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran tersebut dan timbul kesadaran tertib lalu lintas di jalan raya," ujar Radito.

Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah mengatakan, edukasi ini penting untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, agar situasi dan kondisi penggunaan lalu lintas dirasa baik dengan atau tanpa kendaraan.

"Tentu kami berharap melalui kegiatan ini nantinya, akan tertanam sikap disiplin sedini mungkin, sehingga diharapkan para pelajar atau Gen Z ini menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas bagi orang di sekitarnya," ujarnya.

Menurutnya ketika tercipta suasana lalu lintas yang baik dan benar, maka masyarakat akan merasa aman karena terbebas dari rasa ketakutan, adanya ancaman hambatan maupun gangguan saat berkendara. Untuk itu pentingnya penanaman kepedulian dan kesadaran tertib lalu lintas sedini mungkin. Sebab, kata dia, angka kecelakaan yang melibatkan kalangan pelajar atau Ge Z, setiap tahunnya terus bertambah.

Ia mengambil contoh data angka kecelakaan di seluruh Indonesia mulai tanggal 1 hingga 21 Agustus 2023. Selama kurun waktu itu, ia mengatakan jika Polri menangani sebanyak 7.180 kecelakaan lalu lintas.

"Sebanyak 42.080 orang terlibat sebagai pengemudi saat kecelakaan. Miris-nya, sebanyak 6.004 pengemudi masih berusia di bawah 17 tahun, atau kurang lebih 14,3 persen dari jumlah tersebut," terang Bakharuddin.

Kecelakaan tersebut, lanjut dia, pada akhirnya mengakibatkan 782 orang meninggal, 9.053 orang luka ringan dan 779 orang luka berat.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB Aidy Furqan menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, kemampuan untuk menciptakan kondisi dan situasi tertib lalulintas harus diemban semua pihak. Guru, kata dia, sebagai orang yang memberi pengetahuan dan wawasan kepada siswa, memiliki tanggung jawab yang besar agar dapat mentransformasikan nilai dan pelajaran yang dapat diambil dalam kegiatan ini.

"Tujuannya, agar dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar. Tentu saja kegiatan ini kami sambut baik, dengan harapan agar dapat mencapai target yang diinginkan, yakni dapat menciptakan tertib lalu lintas dan menekan angka kecelakaan menjadi zero accident," ujar Aidy.

Baca juga: Jasa Raharja sebut korban Laka Tol Jakarta-Cikampek terjamin seluruhnya
Baca juga: 80 ribu kuota mudik gratis Lebaran 2024 disediakan Kementerian BUMN


Aidy berharap materi yang didapat pada kegiatan diseminasi ini dapat menjadi pedoman bagi para guru untuk dapat diajarkan di sekolah masing-masing. Dengan begitu, dirinya berharap keselamatan dan tertib lalu lintas di jalan raya akan tercipta, ketika para pelajar telah menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan sehari-hari yang nantinya terus dievaluasi oleh para guru.

"Ketika para guru dapat menerjemahkan materi ini dengan baik ke dalam ruang-ruang kelas dan melakukan monitoring dengan baik, kita yakin para siswa akan dapat mempedomani materi keselamatan lalu lintas ini, sehingga akan menjadi kebiasaan yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.