Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat angka produksi padi pada Januari hingga Mei 2024 mencapai 899 ribu ton gabah kering giling dari luas areal tanam 173 ribu hektare.
"Jumlah itu sudah setengah dari target produksi kami," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Muhammad Taufieq Hidayat di Mataram, Selasa.
Sepanjang 2024, target produksi padi di Nusa Tenggara Barat sebanyak 1,4 juta ton gabah kering giling.
Baca juga: Panen raya, Masyarakat NTB diminta tidak panik dengan harga beras naik
Pada 2023 lalu, jumlah produksi padi daerah ini menyentuh angka 1,54 juta ton gabah kering giling dengan luas areal panen sekitar 287,51 ribu hektare.
"Kami optimistis target produksi beras tahun ini bisa kembali terpenuhi di atas 100 persen," kata Taufieq.
Dia mengungkapkan angka konsumsi masyarakat hanya sekitar 500 ribu ton setiap tahun.
Dengan angka produksi padi sebanyak 899 ribu ton tersebut, maka dalam waktu lima bulan saja Nusa Tenggara Barat sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sampai ke penghujung tahun ini.
"Sejak lima tahun terakhir produksi beras meningkat terus, sedangkan konsumsi masyarakat hanya meningkat sedikit. Konsumsi beras selama 10 tahun terakhir sekitar 40 sampai 50 persen dari produksi beras Nusa Tenggara Barat," kata Taufieq.
Baca juga: Produksi padi di Kota Mataram capai 8,3 ton perHa
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah lumbung pangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produksi ketahanan pangan di Indonesia. Ketersediaan air merupakan salah satu penentu untuk dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal.
Kementerian Pertanian menggelontorkan 5.100 unit pompa air untuk mengairi lahan kering dan tadah hujan di Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, lahan-lahan pertanian terus menghasilkan padi.
Sejak 2015 sampai 2024, pemerintah pusat membangun enam bendungan besar untuk mendukung sektor pertanian di Nusa Tenggara Barat.
Enam bendungan tersebut adalah Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Bendungan Mila dan Tanju di Dompu, Bendungan Sila di Bima, serta Bendungan Meninting di Lombok Barat.
Baca juga: Pj Gubernur NTB panen raya padi jaga persediaan beras
"Jumlah itu sudah setengah dari target produksi kami," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Muhammad Taufieq Hidayat di Mataram, Selasa.
Sepanjang 2024, target produksi padi di Nusa Tenggara Barat sebanyak 1,4 juta ton gabah kering giling.
Baca juga: Panen raya, Masyarakat NTB diminta tidak panik dengan harga beras naik
Pada 2023 lalu, jumlah produksi padi daerah ini menyentuh angka 1,54 juta ton gabah kering giling dengan luas areal panen sekitar 287,51 ribu hektare.
"Kami optimistis target produksi beras tahun ini bisa kembali terpenuhi di atas 100 persen," kata Taufieq.
Dia mengungkapkan angka konsumsi masyarakat hanya sekitar 500 ribu ton setiap tahun.
Dengan angka produksi padi sebanyak 899 ribu ton tersebut, maka dalam waktu lima bulan saja Nusa Tenggara Barat sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sampai ke penghujung tahun ini.
"Sejak lima tahun terakhir produksi beras meningkat terus, sedangkan konsumsi masyarakat hanya meningkat sedikit. Konsumsi beras selama 10 tahun terakhir sekitar 40 sampai 50 persen dari produksi beras Nusa Tenggara Barat," kata Taufieq.
Baca juga: Produksi padi di Kota Mataram capai 8,3 ton perHa
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah lumbung pangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produksi ketahanan pangan di Indonesia. Ketersediaan air merupakan salah satu penentu untuk dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal.
Kementerian Pertanian menggelontorkan 5.100 unit pompa air untuk mengairi lahan kering dan tadah hujan di Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, lahan-lahan pertanian terus menghasilkan padi.
Sejak 2015 sampai 2024, pemerintah pusat membangun enam bendungan besar untuk mendukung sektor pertanian di Nusa Tenggara Barat.
Enam bendungan tersebut adalah Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Bendungan Mila dan Tanju di Dompu, Bendungan Sila di Bima, serta Bendungan Meninting di Lombok Barat.
Baca juga: Pj Gubernur NTB panen raya padi jaga persediaan beras