Stok beras NTB aman hingga musim panen padi tahun depan

id Bulog NTB,Stok Beras,Musazdin Said,Pembelian Gabah,Nusa Tenggara Barat

Stok beras NTB aman hingga musim panen padi tahun depan

Wakil Pemimpin Wilayah Bulog Nusa Tenggara Barat, Musazdin Said (kanan), mengecek stok beras di Gudang Dasan Cermen, Kota Mataram. (ANTARA/Wal)

Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat memastikan bahwa stok beras yang tersimpan di gudang saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran rutin hingga musim panen padi tahun berikutnya.

Wakil Pemimpin Wilayah Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB), Musazdin Said mengatakan, dengan cadangan sebanyak 77.000 ton, Bulog NTB mampu memenuhi kebutuhan sekitar 9.000 ton per bulan untuk program bantuan pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), serta kebutuhan instansi seperti TNI.

"Dengan jumlah itu, ketahanan stok kita aman untuk 7 sampai 8 bulan ke depan," katanya.

Perum Bulog Wilayah NTB juga mencatat hingga pertengahan Mei 2025, total pengadaan mencapai 153.333 ton setara beras, melampaui 200 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Musazdin menyebutkan bahwa volume tersebut terdiri dari beras sebanyak 77.194 ton, Gabah Kering Panen (GKP) 57.116 ton, dan Gabah Kering Giling (GKG) 19.023 ton yang seluruhnya telah dikonversi ke satuan setara beras.

"Dalam 4,5 bulan, kami telah menyerap 75 persen dari target nasional sebesar 174.300 ton untuk NTB. Insya Allah, dengan sisa waktu di bulan Mei ini, kami optimis bisa menuntaskan bahkan melampaui target," ujarnya.

Baca juga: Serapan gabah petani di Lombok Timur capai 96 persen

Menurutnya, laju pengadaan yang tinggi tersebut tak lepas dari keberhasilan panen raya, sinergi dengan Dinas Pertanian, dukungan Babinsa TNI, serta peran aktif Tim Satgas Jemput Gabah (TJG) dan Mitra Pangan Pengadaan (MPP) di seluruh kabupaten/kota.

"Wilayah Lombok Tengah sebagai penyumbang terbesar, yakni hampir 70 persen dari total pengadaan Bulog NTB, disusul oleh Lombok Barat dan Kota Mataram," ucap Musazdin.

Kendati mencetak rekor serapan, Bulog NTB menghadapi tantangan keterbatasan kapasitas gudang.

Untuk mengatasinya, Bulog tengah berkoordinasi dengan dinas terkait dan TNI untuk memanfaatkan gudang-gudang idle yang bisa disewa sementara.

"Saat ini, sebagian stok masih dalam bentuk gabah yang sedang diproses menjadi beras melalui mekanisme maklon bersama mitra,” kata Musazdin.

Baca juga: Bulog NTB serap 91.753 ton setara beras dari petani

Meski bukan termasuk wilayah defisit produksi, NTB juga turut mendukung stabilisasi pangan nasional.

Bulog NTB aktif mengirimkan stok ke wilayah lain atas permintaan kantor pusat, sebagai bagian dari upaya mencapai target pengadaan nasional sebesar 3 juta ton.

Tak hanya itu, Bulog NTB juga mengawal ketat agar mitra pengadaan membeli gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

"Jika ditemukan pelanggaran, Bulog akan langsung melakukan intervensi pembelian untuk menjaga hak petani," jelas Musazdin.

Selain mengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk program nasional, Bulog juga menyimpan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan pemerintah kabupaten/kota.

Stok itu sewaktu-waktu bisa dikeluarkan untuk menghadapi bencana atau kondisi darurat lainnya.

Baca juga: DPRD NTB 'sentil' Bulog tak beli jagung petani
Baca juga: Bupati: Bulog wajib beli gabah petani di Lombok Timur

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.