Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin resmi meluncurkan Program Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sebagai bagian dari pilar pertama transformasi kesehatan guna memberikan pelayanan dan fasilitas kesehatan primer yang lebih baik.
“Saya ingin masyarakat terlindungi, tetap sehat, jangan tunggu sampai sakit. Untuk itu kami merevitalisasi puskesmas yang fokusnya promotif preventif,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat
Dia mengatakan Kendal merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang fasilitas pelayanan kesehatan primernya berhasil menerapkan ILP yakni Puskesmas Plantungan.
Keberhasilan itu, lanjutnya, telah mengantarkan Puskesmas Plantungan sebagai salah satu puskesmas terbaik nasional dan diundang ke Rakerkesnas 2024 untuk berbagi praktik dengan insan kesehatan dari seluruh Indonesia.
"Terima kasih sudah membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjaga masyarakat Indonesia dan sudah memberikan contoh bagi daerah lain," kata Menkes Budi.
Bupati Kendal Dico Ganinduto menjelaskan keberhasilan Puskesmas Plantungan hingga menjadi percontohan nasional bagi 80 puskesmas di daerah tersebut merupakan hasil kerja keras semua pihak yang terlibat.
Dalam kesempatan tersebut, Dico menyampaikan apresiasi atas segala dedikasi yang telah diberikan untuk kemajuan layanan kesehatan di Kabupaten Kendal. Hingga kini, kata dia, sebanyak 71 puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan Pos Kesehatan Desa (PKD) dari 286 desa dan 331 posyandu telah menerapkan ILP. Ia juga berkomitmen agar desa-desa lain segera menerapkan ILP.
"Sisanya ini nanti kami coba intervensi. Kalau ada kesulitan terkait anggaran, mumpung masih proses, mudah-mudahan nanti kami anggarkan pada tahun 2025 agar seluruh desa di Kabupaten Kendal bisa transformasi pelayanan yang lebih baik," katanya.
Kepala Puskesmas Plantungan Karyadi mengatakan pihaknya telah menerapkan ILP sejak akhir 2023. Selama tujuh bulan berjalan, kata dia, ILP telah diterapkan pada dua pustu, dua PKD, dan 24 posyandu. Sedangkan ILP seluruh desa diterapkan pada 2 pustu, 10 PKD, dan 55 posyandu.
Baca juga: Regulasi efektif kurangi lemak trans guna sehatkan RI
Baca juga: Menkes Budi Gunadi sebut paparan flu singapura ditentukan daya tahan tubuh
Ia menilai keberhasilan Puskesmas Plantungan dalam menerapkan ILP karena semua pemangku kepentingan mulai dari tingkat desa hingga kabupaten memiliki koordinasi yang baik, sehingga penerapan di wilayahnya lebih mudah dan cepat.
Dia mengatakan masyarakat merasa pelayanan kesehatan menjadi lebih dekat karena penerapan ILP memungkinkan pemeriksaan di level desa melalui posyandu. Selain itu, ia menilai penerapan ILP telah memberikan banyak kemudahan bagi tenaga kesehatan, karena semua data telah terintegrasi sehingga pemantauan lebih mudah dilakukan.
"Tujuan ILP sangat baik, kami telah merasakan bahwa penerapan program ini telah memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat," ucapnya.
“Saya ingin masyarakat terlindungi, tetap sehat, jangan tunggu sampai sakit. Untuk itu kami merevitalisasi puskesmas yang fokusnya promotif preventif,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat
Dia mengatakan Kendal merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang fasilitas pelayanan kesehatan primernya berhasil menerapkan ILP yakni Puskesmas Plantungan.
Keberhasilan itu, lanjutnya, telah mengantarkan Puskesmas Plantungan sebagai salah satu puskesmas terbaik nasional dan diundang ke Rakerkesnas 2024 untuk berbagi praktik dengan insan kesehatan dari seluruh Indonesia.
"Terima kasih sudah membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjaga masyarakat Indonesia dan sudah memberikan contoh bagi daerah lain," kata Menkes Budi.
Bupati Kendal Dico Ganinduto menjelaskan keberhasilan Puskesmas Plantungan hingga menjadi percontohan nasional bagi 80 puskesmas di daerah tersebut merupakan hasil kerja keras semua pihak yang terlibat.
Dalam kesempatan tersebut, Dico menyampaikan apresiasi atas segala dedikasi yang telah diberikan untuk kemajuan layanan kesehatan di Kabupaten Kendal. Hingga kini, kata dia, sebanyak 71 puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan Pos Kesehatan Desa (PKD) dari 286 desa dan 331 posyandu telah menerapkan ILP. Ia juga berkomitmen agar desa-desa lain segera menerapkan ILP.
"Sisanya ini nanti kami coba intervensi. Kalau ada kesulitan terkait anggaran, mumpung masih proses, mudah-mudahan nanti kami anggarkan pada tahun 2025 agar seluruh desa di Kabupaten Kendal bisa transformasi pelayanan yang lebih baik," katanya.
Kepala Puskesmas Plantungan Karyadi mengatakan pihaknya telah menerapkan ILP sejak akhir 2023. Selama tujuh bulan berjalan, kata dia, ILP telah diterapkan pada dua pustu, dua PKD, dan 24 posyandu. Sedangkan ILP seluruh desa diterapkan pada 2 pustu, 10 PKD, dan 55 posyandu.
Baca juga: Regulasi efektif kurangi lemak trans guna sehatkan RI
Baca juga: Menkes Budi Gunadi sebut paparan flu singapura ditentukan daya tahan tubuh
Ia menilai keberhasilan Puskesmas Plantungan dalam menerapkan ILP karena semua pemangku kepentingan mulai dari tingkat desa hingga kabupaten memiliki koordinasi yang baik, sehingga penerapan di wilayahnya lebih mudah dan cepat.
Dia mengatakan masyarakat merasa pelayanan kesehatan menjadi lebih dekat karena penerapan ILP memungkinkan pemeriksaan di level desa melalui posyandu. Selain itu, ia menilai penerapan ILP telah memberikan banyak kemudahan bagi tenaga kesehatan, karena semua data telah terintegrasi sehingga pemantauan lebih mudah dilakukan.
"Tujuan ILP sangat baik, kami telah merasakan bahwa penerapan program ini telah memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat," ucapnya.