Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima Nusa Tenggara Barat, menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) untuk mengembangkan ekonomi biru dengan intervensi teknologi biru dan peningkatan SDM Kota Bima.
Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum melalui keterangan tertulis di Mataram Minggu mengatakan, pemerintah daerah siap menyediakan lahan untuk pengembangan kampus satelit ITS, seluas 30 hektare berdampingan dengan lahan yang disediakan untuk pembangunan kampus IAIN.
"Dalam hal ini, selain satelit tersebut akan dilengkapi dengan beberapa laboratorium lapangan sesuai kebutuhan Kota Bima dan sekitarnya," ujarnya
Selain itu, kolaborasi dengan ITS Surabaya ini juga akan dilakukan 'upgrading' pelabuhan Kota Bima sebagai hub logistik dan pemeliharaan kapal sekala kepulauan sunda kecil (Bali, NTB, dan NTT) dengan menggandeng ITS kampus satelit teknologi dan galangan kapal.
"Hal ini mengingat bahwa pertumbuhan ekonomi dan PAD di Kota Bima hanya dapat diraih signifikan dengan cara menghadirkan industri di Kota Bima," kata Mohammad Rum.
Karena itu diperlukan pengembangan ekosistem investasi yang ramah lingkungan dan bisa menyedot tenaga kerja setempat, khususnya kalangan muda. Guna mendukung hal itu, perlu dilakukan pengembangan dana peningkatan SDM, masterplan yang menyeluruh menyangkut pula drainase dan penangan banjir, industri hijau seperti sorgum, industri biru, seperti rumput laut, garam dan sejenisnya, perintisan energi bersih.
Baca juga: ITS meluncurkan sepeda motor listrik "EVITS"
Baca juga: Pembelajaran digital ITS raih penghargaan dari Unesco
"Menindaklanjuti kunjungan lapangan langsung tim ITS guna mendapat gambaran yang lebih kongkret untuk penyusunan masterplan-nya direncanakan pihak ITS akan hadir ke Kota Bima pada 2 Agustus 2024," katanya.
Mohammad Rum berharap kerja sama ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pengembangan SDM yang berkualitas di Kota Bima.
Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum melalui keterangan tertulis di Mataram Minggu mengatakan, pemerintah daerah siap menyediakan lahan untuk pengembangan kampus satelit ITS, seluas 30 hektare berdampingan dengan lahan yang disediakan untuk pembangunan kampus IAIN.
"Dalam hal ini, selain satelit tersebut akan dilengkapi dengan beberapa laboratorium lapangan sesuai kebutuhan Kota Bima dan sekitarnya," ujarnya
Selain itu, kolaborasi dengan ITS Surabaya ini juga akan dilakukan 'upgrading' pelabuhan Kota Bima sebagai hub logistik dan pemeliharaan kapal sekala kepulauan sunda kecil (Bali, NTB, dan NTT) dengan menggandeng ITS kampus satelit teknologi dan galangan kapal.
"Hal ini mengingat bahwa pertumbuhan ekonomi dan PAD di Kota Bima hanya dapat diraih signifikan dengan cara menghadirkan industri di Kota Bima," kata Mohammad Rum.
Karena itu diperlukan pengembangan ekosistem investasi yang ramah lingkungan dan bisa menyedot tenaga kerja setempat, khususnya kalangan muda. Guna mendukung hal itu, perlu dilakukan pengembangan dana peningkatan SDM, masterplan yang menyeluruh menyangkut pula drainase dan penangan banjir, industri hijau seperti sorgum, industri biru, seperti rumput laut, garam dan sejenisnya, perintisan energi bersih.
Baca juga: ITS meluncurkan sepeda motor listrik "EVITS"
Baca juga: Pembelajaran digital ITS raih penghargaan dari Unesco
"Menindaklanjuti kunjungan lapangan langsung tim ITS guna mendapat gambaran yang lebih kongkret untuk penyusunan masterplan-nya direncanakan pihak ITS akan hadir ke Kota Bima pada 2 Agustus 2024," katanya.
Mohammad Rum berharap kerja sama ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pengembangan SDM yang berkualitas di Kota Bima.