Mataram (ANTARA) - Badan Urusan Logistik Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat (Bulog NTB) memiliki cadangan jagung pemerintah 56.520 ton yang siap digunakan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan bila sewaktu-waktu terjadi kelangkaan.

Kepala Bulog NTB Raden Guna Dharma di Mataram, Senin, mengatakan keberadaan stok jagung tersebut terbilang cukup banyak.

"Jagung yang sudah diserap itu disimpan di seluruh gudang yang ada di Nusa Tenggara Barat," ujarnya.

Saat ini, Bulog NTB mencoba untuk menjalin kerja sama peminjaman gudang sewa agar bisa terus melakukan penyerapan terhadap jagung dari para petani.

Gudang Bulog yang biasa digunakan untuk menyimpan gabah dan beras saat ini penuh dengan jagung, sehingga harus menggunakan gudang swasta atau gudang filial untuk menampung hasil panen jagung petani.

Bulog NTB berkomitmen untuk terus menyerap jagung dari petani selama harga fleksibilitas masih berlaku dan masih tersedia gudang tempat penyimpanan.

Baca juga: Bulog NTB jual 1.300 ton jagung kering pipil
Baca juga: Impor dilakukan tapi tetap utamakan penyerapan beras lokal

Nusa Tenggara Barat salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Kawasan sentra produksi jagung paling tinggi di NTB berada di Sumbawa, Bima, dan Dompu.

Pada 2023, Badan Pusat Statistik mencatat produksi jagung pipilan kering di NTB mencapai 1,28 juta ton dengan luas panen 179.030 hektare. Jumlah produksi itu mengalami penurunan sebanyak 140,89 ribu ton atau setara 9,91 persen bila dibandingkan pada 2022 yang 1,42 juta ton.

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024