Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menilai Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara berperan penting dalam persatuan dan kesatuan bangsa, selain fungsi olahraga.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Surono menyatakan hal itu saat mengisi Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), di Jakarta, Senin.
"Di masa lalu, kita melihat bagaimana waktu Olimpiade, perang berhenti. Pada waktu PON di Papua kemarin juga, meskipun sempat diwarnai kekhawatiran akan potensi konflik, tidak ada satu pun peristiwa kekerasan ada selama pelaksanaan," kata Surono seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima pewarta.Ia menekankan, PON sebagai ajang olahraga terbesar di Indonesia telah berkali-kali menunjukkan peran pentingnya dalam mempererat tali persaudaraan antar warga negara. Semangat sportivitas tinggi yang ditunjukkan oleh para atlet dari berbagai daerah menjadi contoh nyata bagaimana olahraga dapat menjadi perekat bangsa.
Selain sebagai ajang persatuan, PON juga menjadi katalisator dalam mendorong pemerataan pembangunan di daerah. Dengan menjadi tuan rumah PON, suatu daerah akan terdorong untuk meningkatkan kualitas fasilitas olahraga, infrastruktur, dan sumber daya manusia.
"PON XXI Aceh-Sumatera Utara tidak hanya sekadar ajang kompetisi olahraga, tetapi juga merupakan proyek besar yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, federasi olahraga, hingga masyarakat luas," papar Surono.
Terlebih, Surono melanjutkan, PON XXI 2024 menandai tonggak sejarah baru dalam penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di Indonesia. Di mana untuk pertama kalinya, dua provinsi, Aceh dan Sumatera Utara, secara bersama-sama menjadi tuan rumah.
Dengan melibatkan dua provinsi sekaligus, PON ini menghadirkan sejumlah tantangan unik namun juga membuka peluang besar untuk mempercepat pengembangan olahraga nasional.
"Keputusan untuk menggelar PON di dua provinsi sekaligus merupakan upaya untuk mempercepat pembangunan olahraga di daerah, meningkatkan pemerataan, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.
Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Ahmad Saefudin menjelaskan bahwa pelaksanaan PON di dua provinsi sekaligus, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara, memberikan dampak positif dalam mempercepat pembangunan.
Pelaksanaan PON di dua provinsi memungkinkan pembinaan atlet yang lebih merata dan seimbang dengan melibatkan lebih banyak daerah, potensi atlet dari berbagai wilayah dapat terangkat.
Ketua Panitia Besar (PB) PON XXI Sumatera Utara sekaligus Pj Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni menambahkan PON XXI menjadi momentum besar bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Baca juga: Optimistis NTB raih 20 emas di PON Aceh-Sumut
Baca juga: KONI NTB gandeng Garuda Indonesia untuk transportasi kontingen PON XXI
Tidak hanya itu saja, PON XXI diperkirakan menarik banyak pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara. Peningkatan jumlah wisatawan akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkenalkan potensi wisata Sumatera Utara kepada dunia.
"PON juga menjadi peluang besar bagi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sumatera Utara. Selain mendapatkan keuntungan dari meningkatnya permintaan, PON juga dapat menjadi ajang promosi bagi produk-produk UMKM lokal, sehingga dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar yang lebih luas," pungkas Agus.