Washington (ANTARA) - Kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat AS Tim Walz pada Selasa membela rekam jejak militernya setelah mendapat kritik dari pesaingnya dari Partai Republik, JD Vance.

Saat berbicara di sebuah konvensi Federasi Pegawai Negara Bagian, Kabupaten, dan Kota Amerika (AFSCME) di Los Angeles, dalam pidato kampanye tunggal pertamanya, Walz mengatakan: "Saya sangat bangga atas pengabdian saya kepada negara ini."

"Kepada siapa pun yang cukup berani untuk mengenakan seragam itu demi negara besar kita, termasuk lawan saya, saya hanya bisa menyampaikan kata-kata sederhana ini: Terima kasih atas pengabdian dan pengorbanan Anda," tambahnya.

Vance, seorang veteran Marinir sekaligus calon wakil presiden Donald Trump, sebelumnya mempertanyakan pengabdian militer Walz, menuding Walz, yang bertugas di Garda Nasional Angkatan Darat selama lebih dari dua dekade, melakukan "pencurian keberanian" atau melakukan klaim palsu terkait rekam jejak dinas militer.

"Dia tidak pernah menghabiskan satu hari pun di medan pertempuran," kata Vance dalam sebuah acara kampanye di Michigan. "Saya akan malu jika saya jadi dia dan berbohong mengenai dinas militer saya seperti yang dia lakukan."

Walz membantah narasi tersebut, dan mengatakan bahwa keputusannya untuk keluar tidak dipengaruhi oleh kemungkinan penempatan, dan menyoroti advokasinya bagi para veteran sebagai anggota kongres.

"Dengan dorongan ayah saya, seorang pria yang bertugas di ketentaraan selama Perang Korea, saya mendaftar menjadi Garda Nasional Angkatan Darat dua hari setelah ulang tahun saya yang ke-17," katanya.

Baca juga: Rusia protes keras latihan militer AS dan Jepang
Baca juga: Pemprov NTB optimistis resesi AS tak pengaruhi investasi asing

"Saya mengabdi selama 24 tahun berikutnya dengan alasan yang sama seperti yang dilakukan saudara dan saudari saya yang berseragam. Kami mencintai negara ini. Kemudian, pada 2005, saya mematuhi panggilan tugas lagi, kali ini untuk mengabdi kepada negara saya di gedung Kongres," tambahnya.

Vance pada Selasa merespons komentar Walz pada Selasa di X, menulis bahwa Walz "tidak seharusnya berbohong atas pengabdiannya.

"Anda seharusnya tidak mengatakan Anda pergi berperang padahal tidak. Anda juga seharusnya tidak mengatakan Anda tidak tahu bahwa unit Anda pergi ke Irak. Senang bisa membahas ini lebih lanjut dalam debat," tambah Vance.

Sumber: Anadolu-OANA


 

Pewarta : Katriana
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024