Jakarta (ANTARA) - Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat Erizon Safari menyebut bahwa dibutuhkan kerja sama warga dan unsur pemerintah wilayah untuk menjaga pasien atau suspek Monkeypox tetap berada di dalam rumah selama isolasi.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut dari pasien atau suspek yang sedang diisolasi.
"Tapi harus dipastikan benar sehingga perlu melibatkan unsur wilayah, warga, RT/RW untuk memastikan bahwa ini (pasien/suspek) tidak ke mana-mana untuk mencegah terjadi penularan Mpox," kata Erizon di Jakarta pada Selasa.
Adapun dari ketiga suspek Mpox yang kemudian terbukti negatif, dua di antaranya diisolasi di rumah masing-masing.
Menurut Erizon, salah satu langkah penting yang perlu dilakukan setelah pasien atau suspek Mpox didiagnosa adalah mengisolasinya.
"Ya, utamanya pasien harus di isolasi pastinya Untuk mencegah penularan pada orang lain Sambil menunggu fase penyembuhannya. Jadi selama dia masih menular, tentu saja kita harus isolasi bisa di rumah sakit atau kalau memang dia sangat kooperatif bisa dilakukan isolasi mungkin di rumah kalau memang terpaksa," kata Erizon.
Lebih lanjut, Erizon meminta warga untuk melapor jika mendapatkan gejala Mpox.
"Kalau kita merasa tidak enak badan atau merasa mendapat suatu gejala penyakit menyerupai cacar air, kita tahu kan seperti itu, sebaiknya kita datang ke fasilitas kesehatan, ke dokter untuk diperiksa. Bila perlu akan melakukan pemeriksaan lab untuk memastikan apakah ini Monkeypox atau bukan," kata Erizon.
Baca juga: Govt moves to prevent mpox spread from travelers
Baca juga: Pemprov NTB perkuat pengawasan pintu masuk untuk tangkal kasus Mpox
Warga yang bepergian ke luar negeri, seperti Singapura juga diminta agar lebih berhati-hati.
"Lebih berhati-hati saat kita mendatangi negara yang lagi ramai atau kasus yang tinggi. Yang paling gampang kan negara tengah kita, Singapura, itu juga lagi banyak (kasus Mpox)," pungkas Erizon.