Lombok Tengah (ANTARA) - Musim kemarau menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih akibat penurunan suplai perusahaan air dan mengeringnya sumber mata air di Desa Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
"Susah sekarang, air harus nampung karena air cuman datang sekali seminggu," ungkap Murni selaku masyarakat Dusun Tansang-ansang di Lombok Tengah, Senin.
Murni mengatakan bahwa air bersih dari perusahaan daerah air minum atau PDAM hanya mengalir sekali dalam sepekan. Kondisi itu semakin jarang bila dibandingkan Agustus 2024, ketika air bisa datang dua kali dalam sepekan.
Baca juga: Status darurat kekeringan ditetapkan di Lombok Tengah
Masyarakat terpaksa harus membeli air bersih yang dipasok melalui mobil-mobil tanki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp60 ribu untuk setiap 1.200 liter.
"Pekan lalu, saya baru beli air satu gentong, semua orang di sini beli air sekarang, sumur bor juga sudah banyak yang kering," kata Murni.
Baca juga: Potensi kekeringan di NTB pada musim kemarau kali ini diprediksi meluas
Masyarakat Dusun Tansang-ansang itu berharap bisa segera mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah Lombok Tengah.
“Kalau soal air memang butuh sekali, sangat butuh bantuan dari pemerintah untuk air ini, karena tidak mungkin harus beli air terus,” pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menetapkan status darurat kekeringan untuk wilayah Lombok Tengah sampai Desember 2024 berdasarkan surat keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Susah sekarang, air harus nampung karena air cuman datang sekali seminggu," ungkap Murni selaku masyarakat Dusun Tansang-ansang di Lombok Tengah, Senin.
Murni mengatakan bahwa air bersih dari perusahaan daerah air minum atau PDAM hanya mengalir sekali dalam sepekan. Kondisi itu semakin jarang bila dibandingkan Agustus 2024, ketika air bisa datang dua kali dalam sepekan.
Baca juga: Status darurat kekeringan ditetapkan di Lombok Tengah
Masyarakat terpaksa harus membeli air bersih yang dipasok melalui mobil-mobil tanki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp60 ribu untuk setiap 1.200 liter.
"Pekan lalu, saya baru beli air satu gentong, semua orang di sini beli air sekarang, sumur bor juga sudah banyak yang kering," kata Murni.
Baca juga: Potensi kekeringan di NTB pada musim kemarau kali ini diprediksi meluas
Masyarakat Dusun Tansang-ansang itu berharap bisa segera mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah Lombok Tengah.
“Kalau soal air memang butuh sekali, sangat butuh bantuan dari pemerintah untuk air ini, karena tidak mungkin harus beli air terus,” pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menetapkan status darurat kekeringan untuk wilayah Lombok Tengah sampai Desember 2024 berdasarkan surat keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).