Mataram (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) melalui PLN UPK Tambora terus melakukan inovasi pemanfatan biomassa, salah satunya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Program tersebut berupa pengolahan limbah batang jagung menjadi briket co-firing PLTU Sumbawa meliputi pelatihan pengolahan limbah batang jagung dan pemberian peralatan untuk pembuatan briket (mesin penepung, mesin pengaduk, dan mesin press briket).
Limbah batang jagung yang dimanfaatkan berasal dari sekitar Kabupaten Sumbawa Barat dan setiap bulannya sekurangnya dibutuhkan bahan baku limbah bonggol jagung sebanyak tujuh ton dan limbah batang jagung sebanyak lima ton.
Sebelumnya, limbah batang jagung dan limbah bonggol jagung tersebut kurang termanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja.
Ketua Komunitas Petani Pemerhati Limbah Organik (KPPLO), Aryad Daeng, menceritakan kisahnya mengolah limbah jagung hingga menjadi briket.
"Kami telah mensuplai PLTU sejak bulan Agustus 2023. Sebelum mendapatkan program TJSL PLN NTB, kami hanya sanggup mensuplai briket co-firing sebanyak 5-7 ton perbulan, tapi setelah mendapatkan support dari PLN kami sanggup memproduksi hingga 30-40 ton briket setiap bulannya," katanya.
"Dengan adanya bantuan TJSL, kami masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, khususnya Desa Labuhan Kertasari, berterimakasih sekali dan sangat terbantu dengan bantuan ini," ujarnya.
Sirkular ekonomi yang berhasil diciptakan yakni jumlah tenaga kerja lokal yang terserap sebanyak sepuluh orang yang terdiri dari lima orang bagian produksi, tiga orang bagian mixing dan dua orang bagian pembuatan perekat tapioka.
Sampai dengan saat ini, komposisi bauran energi baru terbarukan di pulau Sumbawa telah mencapai 0,63 persen. Namun ada yang menarik dari komposisi bauran energi di Pulau Sumbawa, komposisi energi yang dihasilkan dari biomassa ternyata menempati persentase tertinggi, yakni sebesar 61,9 persen dari total bauran energi di Pulau Sumbawa.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menyebutkan bahwa penggunaan biomassa selama tahun 2023 telah mencapai lebih dari satu setengah juta ton biomassa yang dimanfaatkan dari limbah jagung.
"Dalam mendukung upaya NZE, PLN akan terus berupaya melakukan inovasi dalam mewujudkan green energy untuk kelangsungan listrik yang lebih baik bagi generasi penerus kita," ujarnya.
Ia mengatakan penggunaan limbah jagung sebagai bahan baku briket biomassa, merupakan terobosan yang perlu diapresiasi, selain menambah masa simpan, pengolahan menjadi briket juga akan menaikkan nilai kalornya.
"Ditambah lagi, dengan melimpahnya sumber daya lokal yang bersifat renewable, merupakan kunci utama konsistensi penggunaan biomassa dalam mewujudkan green energy di Provinsi Nusa Tenggara Barat," ucap Sudjarwo.
Program tersebut berupa pengolahan limbah batang jagung menjadi briket co-firing PLTU Sumbawa meliputi pelatihan pengolahan limbah batang jagung dan pemberian peralatan untuk pembuatan briket (mesin penepung, mesin pengaduk, dan mesin press briket).
Limbah batang jagung yang dimanfaatkan berasal dari sekitar Kabupaten Sumbawa Barat dan setiap bulannya sekurangnya dibutuhkan bahan baku limbah bonggol jagung sebanyak tujuh ton dan limbah batang jagung sebanyak lima ton.
Sebelumnya, limbah batang jagung dan limbah bonggol jagung tersebut kurang termanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja.
Ketua Komunitas Petani Pemerhati Limbah Organik (KPPLO), Aryad Daeng, menceritakan kisahnya mengolah limbah jagung hingga menjadi briket.
"Kami telah mensuplai PLTU sejak bulan Agustus 2023. Sebelum mendapatkan program TJSL PLN NTB, kami hanya sanggup mensuplai briket co-firing sebanyak 5-7 ton perbulan, tapi setelah mendapatkan support dari PLN kami sanggup memproduksi hingga 30-40 ton briket setiap bulannya," katanya.
"Dengan adanya bantuan TJSL, kami masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, khususnya Desa Labuhan Kertasari, berterimakasih sekali dan sangat terbantu dengan bantuan ini," ujarnya.
Sirkular ekonomi yang berhasil diciptakan yakni jumlah tenaga kerja lokal yang terserap sebanyak sepuluh orang yang terdiri dari lima orang bagian produksi, tiga orang bagian mixing dan dua orang bagian pembuatan perekat tapioka.
Sampai dengan saat ini, komposisi bauran energi baru terbarukan di pulau Sumbawa telah mencapai 0,63 persen. Namun ada yang menarik dari komposisi bauran energi di Pulau Sumbawa, komposisi energi yang dihasilkan dari biomassa ternyata menempati persentase tertinggi, yakni sebesar 61,9 persen dari total bauran energi di Pulau Sumbawa.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menyebutkan bahwa penggunaan biomassa selama tahun 2023 telah mencapai lebih dari satu setengah juta ton biomassa yang dimanfaatkan dari limbah jagung.
"Dalam mendukung upaya NZE, PLN akan terus berupaya melakukan inovasi dalam mewujudkan green energy untuk kelangsungan listrik yang lebih baik bagi generasi penerus kita," ujarnya.
Ia mengatakan penggunaan limbah jagung sebagai bahan baku briket biomassa, merupakan terobosan yang perlu diapresiasi, selain menambah masa simpan, pengolahan menjadi briket juga akan menaikkan nilai kalornya.
"Ditambah lagi, dengan melimpahnya sumber daya lokal yang bersifat renewable, merupakan kunci utama konsistensi penggunaan biomassa dalam mewujudkan green energy di Provinsi Nusa Tenggara Barat," ucap Sudjarwo.