Lombok Barat (ANTARA) - Industri kerajinan gerabah di Desa Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat saat ini masih tetap berproduksi karena telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
Teknik pembuatan kerajinan gerabah masih tergolong tradisional dengan bahan utama berupa tanah liat yang menggunakan teknik pembakaran sederhana.
“Seiring berkembangnya zaman kami berinovasi untuk mengikuti tren masa kini untuk menarik minat para pembeli," kata salah satu perajin gerabah bernama Saufi saat ditemui di Desa Banyumulek, Lombok Barat, Selasa.
Berdasarkan catatan sejarah, kerajinan gerabah di Banyumulek sudah ada sejak zaman Kerajaan Sasak hingga ke masa Kerajaan Karang Asem yang dikembangkan oleh Ida Wayan Tata sekitar pertengahan abad ke-18. Hingga kini eksistensi gerabah di Banyumulek masih tetap lestari.
Jenis kerajinan yang dibuat lebih banyak untuk kebutuhan dapur. Namun, saat ini berkembang masuk ke berbagai kantor ataupun hotel-hotel.
"Para perajin berinovasi untuk mengikuti tren masa kini," ujar Saufi.
Kepala Desa Banyumulek, Maliki, mengatakan, terdapat tujuh dusun yang aktif sebagai kawasan kerajinan gerabah. Mayoritas warga menggantungkan hidup mereka terhadap bisnis pembuatan gerabah.
Baca juga: Kerajinan gerabah di Banyumulek NTB berinovasi
Produk gerabah besar dihasilkan oleh perajin di Dusun Muhajirin (Gentong Air), gerabah kecil di Dusun Mekar Sari dan Banyumulek Timur. Sedangkan, pot atau vas bunga diproduksi oleh para perajin di dusun Gubuk Baru.
"Kami berharap pemerintah lebih melirik lagi perajin gerabah yang ada di Desa Banyumulek agar lebih maju dan berkembang," ucap Maliki.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan Desa Banyumulek merupakan salah satu destinasi wisata andalan yang menjadikan atraksi yang bersifat partisipatif kepada setiap wisatawan yang mengunjungi kawasan penghasil gerabah tersebut.
Baca juga: Kemenparekraf gelar "Bisa Fest" di sentra kerajinan gerabah Lombok Barat
Para wisatawan yang berkunjung ke sana tidak hanya disuguhi oleh transaksi jual-beli gerabah, tetapi juga bisa ikut terlibat dalam kegiatan produksi gerabah secara tradisional.
Rutinitas penduduk Banyumulek yang mengeringkan gerabah dengan api menjadi sebuah pengalaman yang unik dan berharga bagi para turis yang terbiasa dengan berbagai peralatan elektronik untuk memanggang.
Teknik pembuatan kerajinan gerabah masih tergolong tradisional dengan bahan utama berupa tanah liat yang menggunakan teknik pembakaran sederhana.
“Seiring berkembangnya zaman kami berinovasi untuk mengikuti tren masa kini untuk menarik minat para pembeli," kata salah satu perajin gerabah bernama Saufi saat ditemui di Desa Banyumulek, Lombok Barat, Selasa.
Berdasarkan catatan sejarah, kerajinan gerabah di Banyumulek sudah ada sejak zaman Kerajaan Sasak hingga ke masa Kerajaan Karang Asem yang dikembangkan oleh Ida Wayan Tata sekitar pertengahan abad ke-18. Hingga kini eksistensi gerabah di Banyumulek masih tetap lestari.
Jenis kerajinan yang dibuat lebih banyak untuk kebutuhan dapur. Namun, saat ini berkembang masuk ke berbagai kantor ataupun hotel-hotel.
"Para perajin berinovasi untuk mengikuti tren masa kini," ujar Saufi.
Kepala Desa Banyumulek, Maliki, mengatakan, terdapat tujuh dusun yang aktif sebagai kawasan kerajinan gerabah. Mayoritas warga menggantungkan hidup mereka terhadap bisnis pembuatan gerabah.
Baca juga: Kerajinan gerabah di Banyumulek NTB berinovasi
Produk gerabah besar dihasilkan oleh perajin di Dusun Muhajirin (Gentong Air), gerabah kecil di Dusun Mekar Sari dan Banyumulek Timur. Sedangkan, pot atau vas bunga diproduksi oleh para perajin di dusun Gubuk Baru.
"Kami berharap pemerintah lebih melirik lagi perajin gerabah yang ada di Desa Banyumulek agar lebih maju dan berkembang," ucap Maliki.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan Desa Banyumulek merupakan salah satu destinasi wisata andalan yang menjadikan atraksi yang bersifat partisipatif kepada setiap wisatawan yang mengunjungi kawasan penghasil gerabah tersebut.
Baca juga: Kemenparekraf gelar "Bisa Fest" di sentra kerajinan gerabah Lombok Barat
Para wisatawan yang berkunjung ke sana tidak hanya disuguhi oleh transaksi jual-beli gerabah, tetapi juga bisa ikut terlibat dalam kegiatan produksi gerabah secara tradisional.
Rutinitas penduduk Banyumulek yang mengeringkan gerabah dengan api menjadi sebuah pengalaman yang unik dan berharga bagi para turis yang terbiasa dengan berbagai peralatan elektronik untuk memanggang.