Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Marthinus Hukom menyebutkan ikrar antinarkoba merupakan benteng ketahanan terhadap ancaman narkoba yang masuk dari luar wilayah Indonesia.
Ikrar yang dengan lantang diserukan oleh elemen masyarakat, kata dia, merupakan bentuk keteguhan komitmen dalam menjaga wilayah dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
"BNN dengan TNI, Polri, serta Bea dan Cukai melakukan pengawasan dan pengamanan wilayah-wilayah perbatasan Indonesia serta memperkuat intelijen untuk mencegah masuknya narkotika dari luar negeri," ujar Marthinus di Bangkalan, Jawa Timur, Selasa (15/10), seperti dikutip dari keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Satu keluarga terjerat kasus pabrik narkoba di Serang
Maka dari itu, dia menegaskan bahwa ikrar antinarkoba dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat penting, tak terkecuali yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur.
Sebanyak 475 orang yang terdiri atas unsur pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kalangan pemuda wilayah Jawa Timur berkumpul di Pendopo Agung Bangkalan, Selasa (15/10), untuk mengikrarkan antinarkoba sebagai bentuk kesadaran kolektif dalam upaya mewujudkan Madura Bersinar (Bersih Narkoba).
Marthinus tak menampik bahwa Madura merupakan salah satu kawasan rawan narkoba yang tidak hanya dilihat dari angka prevalensi penyalahguna narkobanya, tetapi juga dari jumlah kasus narkoba yang berhasil diungkap.
Baca juga: Balai Rehabilitasi BNN meraih penghargaan layanan ramah kelompok rentan
Atas kesadaran dan komitmen masyarakat Madura dengan seluruh elemen di dalamnya, Kepala BNN RI berharap wilayah Madura dapat terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Dengan begitu, lanjut dia, Madura dapat kembali melahirkan berbagai tokoh besar yang disegani dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara.
"Ingat, ikrar ini merupakan komitmen kepada diri kita, masyarakat, dan Tuhan Yang Maha Esa. Mulailah dari diri sendiri untuk mengatakan tidak pada narkoba," katanya menegaskan.
Ikrar yang dengan lantang diserukan oleh elemen masyarakat, kata dia, merupakan bentuk keteguhan komitmen dalam menjaga wilayah dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
"BNN dengan TNI, Polri, serta Bea dan Cukai melakukan pengawasan dan pengamanan wilayah-wilayah perbatasan Indonesia serta memperkuat intelijen untuk mencegah masuknya narkotika dari luar negeri," ujar Marthinus di Bangkalan, Jawa Timur, Selasa (15/10), seperti dikutip dari keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Satu keluarga terjerat kasus pabrik narkoba di Serang
Maka dari itu, dia menegaskan bahwa ikrar antinarkoba dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat penting, tak terkecuali yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur.
Sebanyak 475 orang yang terdiri atas unsur pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kalangan pemuda wilayah Jawa Timur berkumpul di Pendopo Agung Bangkalan, Selasa (15/10), untuk mengikrarkan antinarkoba sebagai bentuk kesadaran kolektif dalam upaya mewujudkan Madura Bersinar (Bersih Narkoba).
Marthinus tak menampik bahwa Madura merupakan salah satu kawasan rawan narkoba yang tidak hanya dilihat dari angka prevalensi penyalahguna narkobanya, tetapi juga dari jumlah kasus narkoba yang berhasil diungkap.
Baca juga: Balai Rehabilitasi BNN meraih penghargaan layanan ramah kelompok rentan
Atas kesadaran dan komitmen masyarakat Madura dengan seluruh elemen di dalamnya, Kepala BNN RI berharap wilayah Madura dapat terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Dengan begitu, lanjut dia, Madura dapat kembali melahirkan berbagai tokoh besar yang disegani dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara.
"Ingat, ikrar ini merupakan komitmen kepada diri kita, masyarakat, dan Tuhan Yang Maha Esa. Mulailah dari diri sendiri untuk mengatakan tidak pada narkoba," katanya menegaskan.