Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nusa Tenggara Barat mengungkapkan angkatan kerja baru di wilayah itu setiap tahun selalu bertambah 160 ribu sampai 200 ribu orang.
"Dari total angkatan kerja 3,3 juta jiwa, terdapat tambahan angkatan kerja baru sekitar 160 ribu sampai 200 ribu orang setiap tahunnya," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi di Mataram, Jumat.
Ia mengakui dari jumlah angkatan kerja yang ada itu belum tertampung sepenuhnya.
"Pertumbuhan angkatan yang kerja yang cepat ini tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di daerah," ujarnya.
Aryadi mengatakan berdasarkan data yang ada, NTB memiliki jumlah penduduk sekitar 5,4 juta jiwa, di mana kondisi tenaga kerja di wilayah itu menghadapi tantangan besar.
"Kalau pengangguran kita saat ini, sebesar 2,8 persen dari angkatan kerja atau sekitar 106 ribu saja. Dan ini terbaik keempat nasional," terang Aryadi.
Baca juga: Disnaker beri pelatihan tata boga sasar warga miskin di Mataram
Menurutnya, sebagian besar tenaga kerja di NTB terlibat dalam sektor informal. Dari sekitar 2,3 juta pekerja, hanya 700 ribu yang bekerja di sektor formal, sementara 1,6 juta lainnya bekerja di sektor informal.
"Keterbatasan lapangan kerja di sektor formal ini membuat banyak warga mencari peluang kerja di luar daerah, bahkan hingga ke luar negeri," tambahnya.
Berdasarkan data BP2MI, saat ini jumlah PMI NTB di luar negeri sebanyak 589.023 orang yang tersebar di 108 negara penempatan dengan 19 negara favorit. Sebanyak 16 persen dari angkatan kerja adalah PMI.
Baca juga: Disnaker beri pelatihan kerja barista dan sablon di Mataram
"Tahun 2024 ini saja, ada lebih dari 21 ribu PMI asal NTB yang telah diberangkatkan ke negara penempatan seperti Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Jepang, dan sebagainya. Dari 21 ribu tersebut, 14 ribu diberangkatkan dari NTB dan sisanya dari luar daerah," ungkapnya.
Aryadi menekankan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja NTB dan akses informasi agar mereka dapat mengakses lapangan pekerjaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Disnaker berperan dalam mempersiapkan sektor-sektor terkait untuk memperkuat kemampuan tenaga kerja NTB, terutama dalam bersaing di pasar kerja luar negeri.
Ia mengungkapkan bahwa masalah migrasi non prosedural masih kerap terjadi di daerah-daerah tertentu di NTB. Bahkan masih banyak pekerja migran yang menjadi korban di negara-negara penempatan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi migrasi aman yang dilakukan di tingkat desa.
"Dari total angkatan kerja 3,3 juta jiwa, terdapat tambahan angkatan kerja baru sekitar 160 ribu sampai 200 ribu orang setiap tahunnya," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi di Mataram, Jumat.
Ia mengakui dari jumlah angkatan kerja yang ada itu belum tertampung sepenuhnya.
"Pertumbuhan angkatan yang kerja yang cepat ini tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di daerah," ujarnya.
Aryadi mengatakan berdasarkan data yang ada, NTB memiliki jumlah penduduk sekitar 5,4 juta jiwa, di mana kondisi tenaga kerja di wilayah itu menghadapi tantangan besar.
"Kalau pengangguran kita saat ini, sebesar 2,8 persen dari angkatan kerja atau sekitar 106 ribu saja. Dan ini terbaik keempat nasional," terang Aryadi.
Baca juga: Disnaker beri pelatihan tata boga sasar warga miskin di Mataram
Menurutnya, sebagian besar tenaga kerja di NTB terlibat dalam sektor informal. Dari sekitar 2,3 juta pekerja, hanya 700 ribu yang bekerja di sektor formal, sementara 1,6 juta lainnya bekerja di sektor informal.
"Keterbatasan lapangan kerja di sektor formal ini membuat banyak warga mencari peluang kerja di luar daerah, bahkan hingga ke luar negeri," tambahnya.
Berdasarkan data BP2MI, saat ini jumlah PMI NTB di luar negeri sebanyak 589.023 orang yang tersebar di 108 negara penempatan dengan 19 negara favorit. Sebanyak 16 persen dari angkatan kerja adalah PMI.
Baca juga: Disnaker beri pelatihan kerja barista dan sablon di Mataram
"Tahun 2024 ini saja, ada lebih dari 21 ribu PMI asal NTB yang telah diberangkatkan ke negara penempatan seperti Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Jepang, dan sebagainya. Dari 21 ribu tersebut, 14 ribu diberangkatkan dari NTB dan sisanya dari luar daerah," ungkapnya.
Aryadi menekankan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja NTB dan akses informasi agar mereka dapat mengakses lapangan pekerjaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Disnaker berperan dalam mempersiapkan sektor-sektor terkait untuk memperkuat kemampuan tenaga kerja NTB, terutama dalam bersaing di pasar kerja luar negeri.
Ia mengungkapkan bahwa masalah migrasi non prosedural masih kerap terjadi di daerah-daerah tertentu di NTB. Bahkan masih banyak pekerja migran yang menjadi korban di negara-negara penempatan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi migrasi aman yang dilakukan di tingkat desa.