Kabupaten Agam (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk pemulihan lahan pertanian yang rusak akibat dihantam banjir lahar dingin dan banjir bandang di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"Total ada Rp10 miliar anggaran yang kita siapkan untuk pemulihan areal sawah yang rusak akibat banjir lahar dingin," kata Direktur Perlindungan dan Penyediaan Lahan, Direktorat Jenderal Parasarana dan Sarana Pertanian, Kementan Atekan di Kabupaten Agam, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Atekan saat meninjau langsung proses optimasi atau pemulihan areal persawahan yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar.
Atekan menyebutkan anggaran sebesar Rp10 miliar tersebut bisa saja bertambah apabila ada penyesuaian kebutuhan perbaikan areal pertanian yang rusak di enam kabupaten dan kota.
Dalam kunjungannya, Atekan memastikan pemerintah pusat akan menganggarkan dana untuk perbaikan atau pembangunan irigasi serta sejumlah infrastruktur pertanian rusak.
"Untuk infrastruktur dan irigasi nanti akan kita programkan juga. Tapi, yang prioritas utama adalah mengoptimalkan lahan-lahan agar kembali produktif," ujar dia.
Sementara itu, Kepala UPTD Balai Mekanisasi Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Syofrinaldi mengatakan untuk tahap awal pemerintah akan memfokuskan optimasi areal persawahan di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Jadi, optimasi tahap awal ini kita mengangkat material berupa pasir, kerikil, kayu dan bebatuan yang terbawa banjir lahar dingin," ujar Syofrinaldi.
Ia menambahkan tumpukan material vulkanik berupa batuan dan pasir yang dikeruk akan dijadikan sebagai dinding penahan arus sungai. Harapannya, langkah itu bisa menahan debit air terutama saat musim hujan.
"Setelah optimasi selesai langkah selanjutnya ialah penataan sawah termasuk penyebaran pupuk organik di sawah-sawah yang terdampak banjir lahar dingin," kata dia.
"Total ada Rp10 miliar anggaran yang kita siapkan untuk pemulihan areal sawah yang rusak akibat banjir lahar dingin," kata Direktur Perlindungan dan Penyediaan Lahan, Direktorat Jenderal Parasarana dan Sarana Pertanian, Kementan Atekan di Kabupaten Agam, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Atekan saat meninjau langsung proses optimasi atau pemulihan areal persawahan yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar.
Atekan menyebutkan anggaran sebesar Rp10 miliar tersebut bisa saja bertambah apabila ada penyesuaian kebutuhan perbaikan areal pertanian yang rusak di enam kabupaten dan kota.
Dalam kunjungannya, Atekan memastikan pemerintah pusat akan menganggarkan dana untuk perbaikan atau pembangunan irigasi serta sejumlah infrastruktur pertanian rusak.
"Untuk infrastruktur dan irigasi nanti akan kita programkan juga. Tapi, yang prioritas utama adalah mengoptimalkan lahan-lahan agar kembali produktif," ujar dia.
Sementara itu, Kepala UPTD Balai Mekanisasi Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Syofrinaldi mengatakan untuk tahap awal pemerintah akan memfokuskan optimasi areal persawahan di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Jadi, optimasi tahap awal ini kita mengangkat material berupa pasir, kerikil, kayu dan bebatuan yang terbawa banjir lahar dingin," ujar Syofrinaldi.
Ia menambahkan tumpukan material vulkanik berupa batuan dan pasir yang dikeruk akan dijadikan sebagai dinding penahan arus sungai. Harapannya, langkah itu bisa menahan debit air terutama saat musim hujan.
"Setelah optimasi selesai langkah selanjutnya ialah penataan sawah termasuk penyebaran pupuk organik di sawah-sawah yang terdampak banjir lahar dingin," kata dia.