Teheran, Iran (ANTARA) - Pemerintah Iran pada Rabu menganggap remeh hasil pemilihan presiden Amerika Serikat dengan mengatakan “tidak penting” siapa yang memenangi pilpres yang digelar pada Selasa itu.

Kepada wartawan di Teheran pada Rabu, juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani mengatakan bahwa "kebijakan umum" Iran tidak berubah.

Calon presiden dari partai Republik, Donald Trump, mengeklaim kemenangan setelah dirinya diproyeksikan telah mengalahkan calon dari partai Demokrat, Kamala Harris.

Namun, Mohajerani mengatakan "tidak penting" bagi Iran soal siapa dari kedua kandidat itu yang memenangi pemilu AS.

Baca juga: Donald Trump jadi Presiden ke-47 AS setelah kalahkan Harris di Pilpres 2024

Dia menegaskan bahwa kebijakan kedua negara tak akan berubah dan Iran telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi sehingga pemilu AS tidak akan berpengaruh.

"Tidak akan ada perubahan dalam mata pencaharian masyarakat, dan tidak terlalu penting siapa yang menjadi presiden (AS)," kata dia.

Trump, yang sebelumnya menjabat Presiden AS pada 2017-2021, dikenal dengan sikap permusuhannya dengan Iran, terutama setelah pemerintah AS secara sepihak mundur dari perjanjian nuklir 2018.

Baca juga: Presiden Prabowo ucapkan selamat kepada Trump melalui akun X

Pembunuhan komandan tertinggi militer Iran Jenderal Qassem Soleimani pada Januari 2020 juga menyeret kedua negara ke ambang konfrontasi militer secara langsung.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Washington, di tengah konflik Israel di Gaza dan Lebanon, yang bisa menggagalkan upaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Pemimpin Asia Tenggara ucapkan selamat pada Donald Trump
Baca juga: Kemenangan Donald Trump dan Implikasinya bagi Indonesia dan Ekonomi Regional Asia
Baca juga: Doktrin politik RI berikan ruang kerja sama usai Trump menang
Baca juga: Trump dikhawatirkan runtuhkan sistem multilateral
 

Pewarta : Yoanita Hastryka Djohan
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024