Surabaya (ANTARA) - Spirit meneladani dan menghormati para pahlawan sejatinya bukan sekadar mengenang nama-nama besar dalam memorabilia sejarah masa lalu ansich, tetapi bagaimana menjaga dan menumbuhkan spirit menguatkan nilai (virtue) kepahlawanan masa kini dan masa depan. 

Dalam konteks memeringati hari pahlawan, kita patut introspeksi dan refleksi agar kita bisa meredefinisi peran kepahlawanan sesuai tuntutan zaman. Bagaimana agar kita bisa meneladani, mewarisi,  menumbuhkan, dan menguatkan semangat perjuangan para pahlawan yang berjuang memberi legacy terbaik demi masyarakat bangsa, dan negara. 

Kontekstualisasi nilai itu akan membuat spirit kepahlawanan senantiasa relevan dengan perubahan zaman. Kita bisa membangkitkan spirit memberi solusi dan menjawab tantangan atas berbagai problematika lingkungan pada masa kini dan mendatang.   

Kita memiliki tantangan yang kompleks untuk memertahankan, mengisi, dan melanjutkan perjuangan para pahlawan di bidang lingkungan. Situasi dan perubahan lingkungan yang cepat ala VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) juga membuat tantangan  pengelolaan lingkungan kian berat dan menantang.  Untuk itu dibutuhkan ikhtiar yang sungguh sungguh, konsisten, berkesinambungan dalam menguatkan kesadaran menjaga dan memelihara bumi untuk kelangsungan hidup para generasi bangsa. 

Dengan demikian, memaknai perjuangan para pahlawan saat ini bukanlah semata-mata untuk melawan penjajahan secara fisik an sich, tetapi semestinya bisa direvitalisasi menjadi perjuangan nonfisik lebih utuh. Kita butuh cara baru dan peta jalan baru untuk penguasaan dan penguatan iptek sebagai modal melawan penjajah dan perusak lingkungan yang mengakibatkan degradasi penurunan kualitas lingkungan. 

Krisis lingkungan adalah bencana kehidupan kasat mata yang dapat mengancam dan menghancurkan kelangsungan kehidupan dan hajat hidup bersama. Apa yang terjadi saat ini adalah realitas faktual dan akan menjadi proyeksi apa yang terjadi pada masa depan. 

Dalam konteks kekinian, urgent dan penting menjadikan isu perjuangan lingkungan ini sebagai narasi perjuangan dan mewujudkan hal tersebut di tengah berbagai agenda isu strategis nasional yang lain.

Agenda dan isu perjuangan lingkungan ini memiliki multieffect dan akan memengaruhi berbagai sektor lain. Sejauh ini upaya serius untuk menjadikan hal ini sebagai atensi policy dan aksi program masih minimalis dan belum sepenuhnya bisa kita upayakan dengan baik.

Melansir data dari berbagai sumber tercatat ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian serius sebagai warning dan allertness kita terhadap fenomena degradasi alam lingkungan. Diantaranya laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar per tahun. Kondisi terumbu karang di Indonesia hampir 30% telah mengalami kerusakan. Pencemaran udara, air, tanah, dan laut di perkotaan Indonesia cukup tinggi. Ratusan tumbuhan dan hewan khas Indonesia terancam punah. Kenaikam permukaan air laut dan pemanasan bumi. Pada tahun 2020, BNPB mencatat 2.925 kejadian bencana alam di Indonesia. Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indonesia tahun 2022 sebesar 72,42 poin.

Melihat hal tersebut maka tantangan menguatkan heroisme perjuangan lingkungan itu urgent dilakukan secara terpadu mulai dari level mikro hingga makro. 

Pertama, bagaimana kita menumbuhkan kesadaran (mindfull) agar generasi muda bisa mengenali,  mencintai, mensyukuri, merawat, menjaga, melestarikan, dan memelihara alam lingkungan sehat berkelanjutan. Niat dan kesadaran ini perlu dipupuk, dikonsolidasikan guna melahirkan komitmen bersama sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap kelangsungan bumi dan manusia. 

Gerakan mencintai, menyadari, menjaga lingkungan alam akan menumbuhkan solidaritas aksi bersama dalam menjaga merawat dan melestarikan lingkungan sehat berkelanjutan. Melalui edukasi, literasi dan  kampanye berkelanjutan, kita akan memiliki modal sosial yang kuat didalam menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. 

Kedua memperkuat regulasi lingkungan. Para pihak terkait, khususnya pengambil kebijakan harus serius melakukan reformasi regulasi guna penguatan rambu rambu yang menjadi pedoman dan panduan bersama. Regulasi ini harus  pro publik dan pro kelestarian lingkungan berdimensi masa depan.

Ketiga memperkuat pengawasan dan penegakan hukum lingkungan. Demi kelestarian lingkungan maka perlu upaya penegakan hukum yang serius. Bagaimana agar sanksi hukum bisa membuat efek jera dan  menjerakan kepada para perusak lingkungan.

Keempat, menguatkan partisipasi publik, jejaring stakeholders dalam menjaga lingkungan. Advokasi publik terus digiatkan agar aktivitas industrialisasi tidak merusak daya dukung lingkungan. Selain itu invetor dan pengusaha akan memiliki visi membangun usaha yang ramah lingkungan. 

Bagaimanapun menghadapi liberalisasi yang ada disemua sektor dan juga perkembangan  industrialisasi mondial saat ini tantangan dalam menghadapi kuasa investor, khususnya KKN kolusi dan kongkalikong kebijakan, korupsi amdal masih menjadi tantangan yang berat. Zona ini masih menjadi zona gelap yang sulit diakses publik sehingga berbagai penyelewengan masih sering terjadi. Pengawasan publik dirasakan masih lemah. 

Tentu saja tantangan ke depan kian berat dan kompleka. Kita tidak boleh berhenti untuk terus menggalakan dan  melakukan pendidikan dan literasi lingkungan. 

Hal ini juga sebagai bagian dari bentuk tanggungjawab ekologis dan sosial kita bersama sebagai generasi. Kita harus terus mengupayakan ikhtiar menjaga alam ini. berkelanjutan. Kita harus mengembangkan kolaborasi untuk terus menggugah kesadaran dan partisipasi publik melalui berbagai kerja sama, giat bersama, kampanye, sosialisasi dan edukasi lingkungan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan. 

Tantangan ke depan sungguh tidak mudah di tengah kian pragmatisnya motif politik. Banjirnya jargon kampanye ekonomi yang mewarnai hiruk pikuk tahun politik yang cenderung pragmatis kerap abai terhadap agenda menjaga lingkungan. Semua dikalahkan dengan motif kepentingan ekonomi politik sesaat berdimensi jangka pendek. 

Berbagai isu dan agenda lingkungan seolah terpinggirkan. Para politisi dan pemerintah nampaknya  terlena pada kepetingan pragmatis jangka pandek seperti halnya mengejar pertumbuhan ekonomi dengan menggairahkan investasi tanpa memikirkan kepentingan jangka panjang atas kelestarian lingkungan. Padahal kesejahteraan sosial masyarakat sangat bergantung pada kesehatan lingkungan yang menjadi fondasi utama bagi kesejahteraan sosial ekonomi.  

Dalam konteks inilah kita perlu menghadirkan kembali para pahlawan lingkungan. Kita perlu menegaskan kembali mendorong para pemimpin kita untuk mengintegrasikan isu lingkungan pada setiap kebijakan yang diambil secara terpadu.

Warisan & Energi Perjuangan Ekologis

Para pahlawan kita telah mengajarkan banyak hal seperti bagaimana berjuang dengan gigih, penuh keberanian, dan mengembangkan jiwa altruism pengorbanan. 

Sejatinya perlawanan terhadap penjajahan itu mereka lakukan demi menjaga dan mewariskan masa depan kehidupan yang lebih baik. Namun,  masa depan itu kini menghadapi tantangan yang tak kalah serius. Masa depan lingkungan kita masih dalam bayang bayang krisis.

Salah satunya adalah kerusakan lingkungan massif akibat industrialisasi yang mengabaikan lingkungan, deforestrasi, dan beragam polusi, kenaikan permukaan air laut, dan degradasi lingkungan. Semua itu telah ada didepan mata dan mengancam ekologis dan ketersediaan sumber daya alam yang merupakan warisan bagi generasi mendatang (anak cucu kita, pen)

Momentum hari pahlawan setidaknya menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan kembali terhadap peran strategis ini.  Tidak saja terkait bagaimana menguatkan nilai-nilai kepahlawan masa lalu, tetapi juga mengembangkan dan menguatkan spirit perjuangan kepahlawanan lingkungan masa kini dan  masa depan.  

Melalui spirit kepahlawanan baru kita dapat menggali kembali, mengguggah kesadaran kita sebagai generasi penerus perjuangan untuk memperjuangkan politik lingkungan hijau (green politics) berkesinambungan. Dengan harapan tercipta dampak dan perubahan yang berarti untuk lingkungan sehat berkelanjutan. 

Mari kita terus berjuang, untuk memerdekakan manusia dan bumi yang kita cintai ini dari para penjajah yang merusak lingkungan. Mari kita menjadi pahlawan baru dan menciptakan legacy lingkungan sehat untuk kelangsungan planet bumi yang kita dedikasikan untuk generasi kini dan mendatang. Semoga


*) Penulis adalah Dosen & Peneliti Media dan Politik  Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekaligus Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama UTM

 

Pewarta : Surokim Abdussalam *)
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024