Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan partikel debu vulkanik letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini sudah menghilang dari langit Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kondisi pantauan terakhir sebaran abu bergeser ke tenggara (Pulau Sumba) dengan ketinggian sekitar 3.300 meter," kata Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG NTB Bastian Andriano saat dihubungi di Mataram, Kamis.
Bastian mengatakan sejak kemarin (13/11) sore Bandara Lombok sudah membuka kembali beberapa jadwal penerbangan dari dan menuju ke Lombok. Adapun untuk hari ini jadwal penerbangan sudah kembali normal.
Baca juga: Debu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sampai ke Pulau Lombok
Menurutnya, kondisi sebaran partikel debu vulkanik hari ini tidak seluas dan setinggi kemarin. "Berdasarkan pantauan terakhir, tidak ada sebaran abu di atas wilayah NTB," ucap Bastian.
Pada 13 November 2024 BMKG mengungkapkan sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sampai ke Pulau Lombok dan berada pada ketinggian 30.000 kaki atau sekitar 9.144 meter di atas permukaan laut.
Jarak Pulau Lombok dengan Gunung Lewotobi Laki-laki sejauh sekitar 1.000 kilometer. Namun tiupan angin barat hingga barat daya membuat partikel debu vulkanik menyebar ke lokasi yang jauh dari titik erupsi.
Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok NTB kembali normal
Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas letusan Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini tercatat landai. Tinggi kolom erupsi hanya 1-2 kilometer pada 13 November 2024 dan hari ini sejak pukul 00.00 - 06.00 WITA hanya setinggi 1-1,5 kilometer.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut yang kini masih menyandang status level IV atau awas.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 2.735 Kepala Keluarga (KK) atau 12.200 jiwa mengungsi dan terkena dampak dari erupsi gunung berapi kembar tersebut.
Baca juga: Terbaru, Gunung Lewotobi ledakan abu vulkanik setinggi 5.000 meter
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki-NTT lontarkan abu vulkanik
"Kondisi pantauan terakhir sebaran abu bergeser ke tenggara (Pulau Sumba) dengan ketinggian sekitar 3.300 meter," kata Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG NTB Bastian Andriano saat dihubungi di Mataram, Kamis.
Bastian mengatakan sejak kemarin (13/11) sore Bandara Lombok sudah membuka kembali beberapa jadwal penerbangan dari dan menuju ke Lombok. Adapun untuk hari ini jadwal penerbangan sudah kembali normal.
Baca juga: Debu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sampai ke Pulau Lombok
Menurutnya, kondisi sebaran partikel debu vulkanik hari ini tidak seluas dan setinggi kemarin. "Berdasarkan pantauan terakhir, tidak ada sebaran abu di atas wilayah NTB," ucap Bastian.
Pada 13 November 2024 BMKG mengungkapkan sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sampai ke Pulau Lombok dan berada pada ketinggian 30.000 kaki atau sekitar 9.144 meter di atas permukaan laut.
Jarak Pulau Lombok dengan Gunung Lewotobi Laki-laki sejauh sekitar 1.000 kilometer. Namun tiupan angin barat hingga barat daya membuat partikel debu vulkanik menyebar ke lokasi yang jauh dari titik erupsi.
Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok NTB kembali normal
Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas letusan Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini tercatat landai. Tinggi kolom erupsi hanya 1-2 kilometer pada 13 November 2024 dan hari ini sejak pukul 00.00 - 06.00 WITA hanya setinggi 1-1,5 kilometer.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut yang kini masih menyandang status level IV atau awas.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 2.735 Kepala Keluarga (KK) atau 12.200 jiwa mengungsi dan terkena dampak dari erupsi gunung berapi kembar tersebut.
Baca juga: Terbaru, Gunung Lewotobi ledakan abu vulkanik setinggi 5.000 meter
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki-NTT lontarkan abu vulkanik