Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Nusa Tenggara Barat pada Oktober 2024 mencapai 30,19 juta dolar AS atau meningkat sebesar 97,92 persen dibandingkan dengan total impor September 2024 sebesar 15,25 juta dolar AS.
"Kenaikan hampir seratus persen atau dua kali lipat dibandingkan bulan September," kata Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin di Mataram, Jumat.
Wahyudin memaparkan mayoritas barang yang diimpor untuk kebutuhan perusahaan tambang dan fasilitas smelter melalui Pelabuhan Benete di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Barang-barang yang diimpor itu digunakan untuk beberapa keperluan, seperti bahan baku dan penolong sebesar 82,87 persen, barang-barang modal 17,09 persen, dan barang-barang konsumsi 0,04 persen.
Baca juga: BPS: Nilai impor NTB turun 80,56 persen pada September 2024
Pada Oktober 2024, nilai impor barang yang masuk ke Nusa Tenggara Barat sebanyak 30,19 juta dolar AS. Mesin-mesin atau pesawat mekanik merupakan komoditas dengan komposisi terbesar impor barang mencapai 57,99 persen.
"Mesin-mesin atau pesawat mekanik itu paling banyak sekitar 57,99 persen," kata Wayudin.
Baca juga: Neraca perdagangan di NTB surplus 228,89 juta dolar AS
Selain pesawat mekanik, beberapa komoditas lain yang diimpor berupa karet dan barang dari karet sebanyak 19,66 persen, bahan peledak 8,97 persen, benda-benda dari besi dan baja 3,90 persen, mesin atau peralatan listrik 3,48 persen, kendaraan dan bagiannya 2,81 persen, dan komoditi lainnya 3,19 persen.
Negara pengimpor terbesar yang masuk ke Nusa Tenggara Barat adalah China sebanyak 38,92 persen, Jepang 19,57 persen, Amerika Serikat 18,06 persen, Filipina 9,28 persen, Perancis 5,57 persen, dan lainnya 8,59 persen.
Baca juga: Nilai impor NTB tercatat capai 49,26 juta dolar AS pada Juli 2024
Baca juga: Nilai ekspor NTB pada Februari 2024 meningkat
"Kenaikan hampir seratus persen atau dua kali lipat dibandingkan bulan September," kata Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin di Mataram, Jumat.
Wahyudin memaparkan mayoritas barang yang diimpor untuk kebutuhan perusahaan tambang dan fasilitas smelter melalui Pelabuhan Benete di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Barang-barang yang diimpor itu digunakan untuk beberapa keperluan, seperti bahan baku dan penolong sebesar 82,87 persen, barang-barang modal 17,09 persen, dan barang-barang konsumsi 0,04 persen.
Baca juga: BPS: Nilai impor NTB turun 80,56 persen pada September 2024
Pada Oktober 2024, nilai impor barang yang masuk ke Nusa Tenggara Barat sebanyak 30,19 juta dolar AS. Mesin-mesin atau pesawat mekanik merupakan komoditas dengan komposisi terbesar impor barang mencapai 57,99 persen.
"Mesin-mesin atau pesawat mekanik itu paling banyak sekitar 57,99 persen," kata Wayudin.
Baca juga: Neraca perdagangan di NTB surplus 228,89 juta dolar AS
Selain pesawat mekanik, beberapa komoditas lain yang diimpor berupa karet dan barang dari karet sebanyak 19,66 persen, bahan peledak 8,97 persen, benda-benda dari besi dan baja 3,90 persen, mesin atau peralatan listrik 3,48 persen, kendaraan dan bagiannya 2,81 persen, dan komoditi lainnya 3,19 persen.
Negara pengimpor terbesar yang masuk ke Nusa Tenggara Barat adalah China sebanyak 38,92 persen, Jepang 19,57 persen, Amerika Serikat 18,06 persen, Filipina 9,28 persen, Perancis 5,57 persen, dan lainnya 8,59 persen.
Baca juga: Nilai impor NTB tercatat capai 49,26 juta dolar AS pada Juli 2024
Baca juga: Nilai ekspor NTB pada Februari 2024 meningkat