Mataram (Antaranews NTB) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyiapkan kegiatan doa dan zikir sebagai salah satu rangkaian acara menyambut malam pergantian tahun 2018 ke 2019.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Mataram Lalu Mahsun di Mataram, Senin mengatakan selain dihadiri wali kota dan wakil wali kota, doa dan zikir tersebut akan menghadirkan semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah, Babinkamtibmas, Bhabinsa dan sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat di kota ini.
Setelah itu mulai pukul 23.00 WITA, semua aparat menyebar ke wilayah masing-masing untuk mantau aktivitas masyarakat sampai dengan pergantian tahun.
"Sedangkan wali kota, wakil wali kota bersama sejumlah pimpinan OPD akan mengikuti rangkaian malam pergantian tahun yang dipusatkan di Lapangan Sangkareang," katanya.
Jadi, kata dia, hiburan masyarakat untuk menyambut malam pergantian tahun tetap ada, namun dilakukan dengan sangat sederhana, mengingat kondisi daerah yang sedang masa pemulihan pascagempa bumi Lombok.
"Pemerintah kota menyiapkan acara sangat sederhana, dengan pertimbangan mungkin ada orang tua yang hanya sekedar mengajak keluarganya untuk berada di luar rumah, bisa kita maklumi," katanya.
Sementara kegiatan-kegiatan hiburan di pesisir pantai yang biasanya digelar setiap malam pergantian tahun ditiadakan karena hanya fokus di Taman Sangkareang.
"Kalau pun ada kegiatan yang diinisiasi oleh warga, aparat setempat akan melakukan pengawasan lebih ketat untuk menghindari adanya hal-hal yaang tidak diinginkan," ujarnya.
Sementara Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, sebagai upaya kewaspadaan menyambut Tahun Baru, aparat kepolisian telah menyiapkan operasi Gatarin, dengan membangun posko-posko pemantauan dibeberapa titik.
Sedangkan pemerintah kota mendukung dengan menyiagakan layanan kesehatan selama 24 jam, termasuk di posko disiagakan mobil ambulans dan petugas kesehatan.
"Jika ada indikasi kejadian yang dapat mengganggu kamtimbas ataupun lainnya, masyarakat diminta segera melapor kepada aparat terdekat," katanya.
Hal itu dimaksudkan sebagai upaya antisipasi, sehingga masyarakat semua diharapkan sama-sama berdoa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita tidak melarang orang untuk merayakan kegembiraan menyambut tahun 2019, tetapi harus sederhana dan sensitif dengan kondisi kita yang sedang dalam masa pemulihan bencana, apalagi kita baru tahun ada tsunami di wilayah Pangandara dan sekitarnya," katanya. (*)
Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Mataram Lalu Mahsun di Mataram, Senin mengatakan selain dihadiri wali kota dan wakil wali kota, doa dan zikir tersebut akan menghadirkan semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah, Babinkamtibmas, Bhabinsa dan sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat di kota ini.
Setelah itu mulai pukul 23.00 WITA, semua aparat menyebar ke wilayah masing-masing untuk mantau aktivitas masyarakat sampai dengan pergantian tahun.
"Sedangkan wali kota, wakil wali kota bersama sejumlah pimpinan OPD akan mengikuti rangkaian malam pergantian tahun yang dipusatkan di Lapangan Sangkareang," katanya.
Jadi, kata dia, hiburan masyarakat untuk menyambut malam pergantian tahun tetap ada, namun dilakukan dengan sangat sederhana, mengingat kondisi daerah yang sedang masa pemulihan pascagempa bumi Lombok.
"Pemerintah kota menyiapkan acara sangat sederhana, dengan pertimbangan mungkin ada orang tua yang hanya sekedar mengajak keluarganya untuk berada di luar rumah, bisa kita maklumi," katanya.
Sementara kegiatan-kegiatan hiburan di pesisir pantai yang biasanya digelar setiap malam pergantian tahun ditiadakan karena hanya fokus di Taman Sangkareang.
"Kalau pun ada kegiatan yang diinisiasi oleh warga, aparat setempat akan melakukan pengawasan lebih ketat untuk menghindari adanya hal-hal yaang tidak diinginkan," ujarnya.
Sementara Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, sebagai upaya kewaspadaan menyambut Tahun Baru, aparat kepolisian telah menyiapkan operasi Gatarin, dengan membangun posko-posko pemantauan dibeberapa titik.
Sedangkan pemerintah kota mendukung dengan menyiagakan layanan kesehatan selama 24 jam, termasuk di posko disiagakan mobil ambulans dan petugas kesehatan.
"Jika ada indikasi kejadian yang dapat mengganggu kamtimbas ataupun lainnya, masyarakat diminta segera melapor kepada aparat terdekat," katanya.
Hal itu dimaksudkan sebagai upaya antisipasi, sehingga masyarakat semua diharapkan sama-sama berdoa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita tidak melarang orang untuk merayakan kegembiraan menyambut tahun 2019, tetapi harus sederhana dan sensitif dengan kondisi kita yang sedang dalam masa pemulihan bencana, apalagi kita baru tahun ada tsunami di wilayah Pangandara dan sekitarnya," katanya. (*)