Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi tahun kalender atau year to date 2024 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai sebesar 1,28 persen.

"Angka 1,28 persen itu di luar ring yang sudah ditetapkan pemerintah," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Kamis.

Wahyudin menuturkan standar inflasi pada tahun 2024 adalah 2,5 persen +- 1 persen yang berarti inflasi paling rendah sebesar 1,5 persen dan inflasi paling tinggi mencapai 3,5 persen.

Menurut dia, inflasi tahun kalender yang berada di bawah angka standar pemerintah bukan menandakan keberhasilan dalam pengendalian inflasi.

"Inflasi yang terlalu rendah atau di luar ring yang sudah ditetapkan itu tidak bagus," kata Wahyudin.

Baca juga: Tomat dan emas sumbang inflasi tertinggi di NTB

Lebih lanjut dia mengungkapkan inflasi tahun kalender 2024 sebesar 1,28 persen itu berada jauh di bawah angka inflasi tahun kalender 2023 yang mencapai 3,02 persen.

Pada 2023, batas inflasi yang ditetapkan pemerintah pusat adalah sebesar 3 persen +- 1 persen yang berarti inflasi paling rendah 2 persen dan inflasi paling tinggi 4 persen.

"Sekarang target pemerintah 2,5 persen +-1 persen, NTB berada pada posisi 1,28 persen," kata Wahyudin.

Baca juga: Inflasi capai 0,17 persen, Ekonomi di NTB tumbuh melambat

Berdasarkan data BPS, andil inflasi tahun kalender 2024 di NTB berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44 persen.

Adapun kelompok makanan, minuman dan tembakau berkontribusi terhadap angka inflasi sebesar 0,24 persen. Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan bahkan memiliki andil inflasi yang negatif sebesar minus 0,05 persen.

Selama 10 tahun terakhir di luar periode terdampak pandemi (2020 dan 2021), inflasi tahun 2024 merupakan inflasi terendah dalam 10 tahun terakhir di NTB.

 


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025