Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengharapkan masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap mewaspadai potensi curah hujan tinggi pada pertengahan Januari 2024.

"Pada 11 – 20 Januari 2025 terdapat peluang curah hujan lebih 100 milimeter/dasarian di sebagian wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan probabilitas 50 persen hingga 90 persen," kata Prakirawan BMKG NTB Anggitya Pratiwi dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Sabtu.

Oleh karena itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi di wilayah NTB berdasarkan analisis dan prediksi curah hujan dasarian, sebab terdapat indikasi curah hujan tinggi (iklim) dengan level waspada di Kabupaten Bima (Kecamatan Sanggar), Lombok Barat (Kecamatan Narmada) dan Lombok Tengah (Kecamatan Batuliang Utara, Kopang).

Kemudian Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Aikmel, Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun, Kecamatan Suela, Kecamatan Wanasaba), Lombok Utara ( Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan) dan Sumbawa ( Labuhan Badas, Maronge, Plampang, Ropang).

"Untuk indikasi curah hujan tinggi dengan level siaga di Dompu (Kecamatan Pekat), Kabupaten Bima (Kecamatan Tambora)," katanya.

Baca juga: Waspada!! cuaca ekstrem di NTB jelang Natal 2024
Baca juga: Mataram masuk level waspada curah hujan tinggi

BMKG menyatakan hasil monitoring indeks IOD dan ENSO dasarian terakhir, menunjukkan indeks IOD berada pada kategori negatif dengan indeks IOD -0.54. Sementara itu Anomali SST di Nino3.4 berada pada indeks -1.06. IOD negatif diprediksi akan kembali ke fase IOD netral pada Februari 2025 dan berlanjut hingga pertengahan tahun 2025.

Sementara ENSO dengan kategori La Nina Lemah diprediksi berlangsung hingga periode Maret-April-Mei 2025. Pada Dasarian III Desember 2024 angin barat mendominasi seluruh wilayah Indonesia. Angin barat diprediksi tetap konsisten di wilayah Indonesia dan terus menguat hingga Maret 2025.

Saat ini MJO tidak aktif di wilayah maritim Indonesia dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia pada pertengahan Januari 2025.

"Aktifnya gelombang atmosfer berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan," katanya.

Baca juga: Waspada!! potensi cuaca ekstrem masih terjadi di Mataram
Baca juga: Pemprov NTB ingatkan turis agar bijak berwisata saat cuaca buruk
Baca juga: Fasilitas umum di Lombok Tengah rusak dampak cuaca ekstrem
 


Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025