Jakarta (ANTARA) - TNI AL membantah menggelontorkan dana sebesar Rp100 miliar untuk menghadirkan buzzer guna memperbaiki citra TNI AL di mata masyarakat.

Bantahan itu dikatakan Kadispenal Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana kala merespon konfirmasi Antara terkait isu tersebut.

Menurut Wira, anggaran tersebut digelontorkan untuk membuat aplikasi pengamanan informasi di lingkungan TNI AL.

"Dengan aplikasi tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan perlindungan data sensitif dengan menjaga integritas informasi dan mencegah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang, serta pendeteksian penyalahgunaan informasi terkait TNI AL di media sosial," dalam siaran pers yang disetujui sebagai kutipan resmi oleh I Made Wira kepada ANTARA, Senin.

Pernyataan tersebut juga selaras dengan keterangan yang tercantum dalam situs pengadaan https://sirup.lkpp.go.id/sirup/rekap/penyedia/K28

Padahal sebelumnya sempat beredar foto tampilan laman situs berisi informasi yang berbeda dengan keterangan I Made Wira.

Dalam foto tangkapan layar situs Sirup LKPP yang beredar di media sosial, dijelaskan nama paket tersebut, yakni pengadaan aplikasi Information Respond System dengan kode RUPnya 53851132.

Berikut penjelasan uraian pekerjaan produk tersebut dalam foto tangkapan laman yang beredar di masyarakat.

"Dengan keterbatasan personel dalam proses pemantauan informasi saat ini memungkinkan terjadinya kemunculan dan menyebarnya berita dan komentar dengan sentimen negatif terkait dengan TNI Angkatan Laut maupun kegiatannya di luar pantauan Dispenal, sehingga perlu dilakukan counter opini oleh pihak Dispenal.

Sudah saatnya Dispenal menerapkan Information Respond System dengan membangun sebuah sistem yang dapat meminimalisasi munculnya opini negatif yang tersebar di masyarakat umum dengan menyebarkan informasi positif melalui keterlibatan Key Opinion Leader (KOL) guna menggiring opini masyarakat ke arah opini yang positif dan kondusif.

Penggiringan opini ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan akun sosial media dengan menciptakan fenomena word of mouth atau dari mulut ke mulut di media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara berulang dengan tujuan untuk menjangkau dan menarik perhatian audiens yang lebih luas. Metode seperti ini juga dikenal dengan sebutan buzzer,"

Baca juga: Sejumlah kapal-kapal perang TNI AL latihan di Selat Malaka dan Pasifik

Namun ketika ANTARA mencoba memeriksa situs yang sama hari ini, nama paket produk tetap sama yakni pengadaan aplikasi Information Respond System, namun dengan nomor RUP yang berbeda yakni 54391291.

Berikut keterangan uraian pekerjaan dalam produk dalam laman tersebut.

Baca juga: TNI AL gelar rapat finalisasi di Bali

"Pengamanan Informasi sangat dibutuhkan di dalam menjaga integritas Informasi yang akan dipublikasi, Dispenal Diharapkan dapat melindungi data sensitif dengan menjaga integritas informasi dan mencegah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang"

Sedangkan untuk keterangan spesifikasi pekerjaan sebagai berikut.

"Pengamanan informasi terkait TNI AL di media sosial merupakan sarana yang sangat efektif untuk melindungi dan menjaga keamanan data sensitif TNI AL, serta agar terjaminnya informasi berkualitas terkait TNI AL dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,"

I Made Wira berharap kesalahan informasi dalam pengadaan paket ini tidak semakin meluas dan mengakibatkan kesalahpahaman publik.

"Agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi yang diakibatkan kesalahan deskripsi pembangunan aplikasi tersebut," kata dia.


Pewarta : Walda Marison
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025