Beirut (ANTARA) - Perdana Menteri Lebanon yang baru ditunjuk, Nawaf Salam, berjanji pada Selasa untuk membangun kembali rumah-rumah dan infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.
“Saya berharap dapat membangun negara yang modern, adil, dan berwawasan sipil,” ujar Salam dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Lebanon Joseph Aoun dan Ketua Parlemen Nabih Berri di Beirut.
“Sudah saatnya kita memulai babak baru yang menjunjung keadilan dan keamanan. Rekonstruksi bukan hanya janji, tetapi kewajiban,” tambahnya.
Salam, yang berusia 71 tahun dan merupakan hakim di Mahkamah Internasional, ditunjuk oleh Presiden Aoun pada Senin untuk membentuk pemerintahan baru setelah mendapatkan dukungan dari 84 anggota parlemen dalam parlemen yang beranggotakan 128 orang.
“Setelah menderita akibat agresi Israel terhadap Lebanon dan krisis ekonomi, kini saatnya memulai fase baru menuju kemajuan dan peluang,” ujarnya.
Salam mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi pemerintahannya, termasuk “menangani dampak agresi Israel baru-baru ini terhadap Lebanon, melaksanakan Resolusi PBB 1701, dan memastikan penegakan penuh perjanjian gencatan senjata.”
Dia juga menyerukan perluasan otoritas negara Lebanon di seluruh wilayahnya.
Baca juga: Joseph Aoun ambil alih kepemimpinan Lebanon
“Pemerintah akan menyusun rencana komprehensif untuk membangun ekonomi yang produktif dan menciptakan peluang kerja bagi generasi mendatang,” kata Salam.
Salam dipilih sebagai kandidat konsensus untuk mengakhiri kebuntuan politik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun di Lebanon.
Baca juga: Lebanon mendesak komite gencatan senjata
Perpecahan politik yang dalam di Lebanon, khususnya di antara faksi-faksi seperti Hizbullah, Gerakan Amal, dan para rival mereka, secara historis telah memperlambat pembentukan pemerintahan hingga berbulan-bulan.
Namun, perubahan regional terkini dan berkurangnya pengaruh aktor politik tradisional dapat mempercepat proses ini.
Sesuai sistem politik sektarian Lebanon, perdana menteri harus seorang Muslim Sunni, presiden seorang Kristen Maronit, dan ketua parlemen seorang Muslim Syiah.
Salam akan memimpin pemerintahan pertama di bawah Presiden Joseph Aoun, yang terpilih pekan lalu setelah lebih dari dua tahun kursi presiden kosong akibat perselisihan politik.
Pemilihan presiden dilaksanakan setelah dua bulan serangan menghancurkan oleh militer Israel pada musim gugur lalu, yang membuat Lebanon menghadapi perpecahan politik semakin parah dan kesulitan ekonomi yang kian memburuk.
Sumber: Anadolu