Mataram (ANTARA) - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengingatkan penyelenggara program Makan Bergizi Gratis (MBG) mempertahankan kualitas makanan baik dari sisi kesehatan maupun asupan gizi yang cukup.
"Hal itu sesuai dengan komitmen pemerintah untuk memenuhi asupan gizi generasi muda Indonesia menuju Indonesia emas 2045," kata salah satu anggota DPRD Kota Mataram Abd Rahman di Mataram, Rabu.
Terkait dengan itu, Abd Rahman yang juga merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Mataram mengatakan, para supervisi diharapkan bisa melakukan pengawasan terhadap bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan MBG.
Baca juga: MBG di Mataram masih fokus pelajar belum sasar ibu hamil dan balita
Baca juga: Program MBG di Mataram direplikasi agar lebih banyak pelajar
Baca juga: Dandim: Pengangkatan petugas MBG di Mataram jadi PNS kewenangan pusat
Baca juga: MBG perdana di Mataram sasar ribuan pelajar
Bahkan untuk memastikan hal itu, pihaknya juga segera turun langsung untuk melihat proses pelaksanaan dan pendistribusian MBG ke sekolah-sekolah di Kecamatan Selaparang.
"Kami ingin pastikan, apakah berbagai syarat pelaksanaan MBG sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Sekaligus menyerap aspirasi sebagai bahan evaluasi," katanya.
Meskipun, lanjutnya, dalam tiga hari pelaksanaan MBG di Kota Mataram pada lima sekolah di Kecamatan Selaparang, sejauh ini rata-rata memberikan respons positif terhadap program tersebut dan menu-menu yang diberikan sudah variatif dan masuk kategori sehat.
Sementara menyinggung tentang ada siswa yang tidak suka menu tempe atau tahu, Rahman mengatakan, hal itu terkait dengan masalah selera yang tentu tidak bisa di sama ratakan. MBG merupakan program pemerintah yang dilaksanakan bersama bukan keinginan pribadi.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan tidak bisa dilakukan sesuai keinginan atau selera pribadi. Target pemerintah selain mewujudkan generasi emas 2045, juga untuk menyerap maksimal hasil bumi yang ada di wilayah masing-masing untuk memenuhi kebutuhan MBG.
"Alhamdulillah, kami juga belum ada terima penerima MBG yang mengeluh. Sebaliknya, para siswa bersyukur mendapatkan program MBG," katanya.
Justru laporan yang diterima adalah komplain dari sekolah-sekolah yang belum menjadi lokasi pelaksanaan program MBG.
Kondisi itu tentu terjadi karena saat ini program MBG masih dilakukan tahap uji coba, dan dibutuhkan anggaran tidak sedikit.
Untuk di Kota Mataram saja pada tahap uji coba baru dibentuk tiga dapur MBG dari sekitar 30 dapur yang dibutuhkan.
"Jika semua sarana dan prasarana lengkap serta anggaran mendukung, pemerintah pasti akan memasifkan program MBG," katanya.