Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan sejumlah intervensi sementara untuk mengatasi dampak cuaca ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir ini.
"Langkah itu sebagai upaya antisipasi dampak bencana lebih luas," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.
Hal tersebut disampaikan wali kota seusai memantau dan turun langsung ke sejumlah lokasi yang terdampak cuaca ekstrem yakni di kawasan pesisir pantai, pinggir Kali Unus, muara sungai, dan sejumlah lingkungan yang terdampak banjir akibat luapan air Kali Unus.
Dikatakan, intervensi sementara yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram saat ini antara lain pembuatan tanggul darurat pada tanggul sungai di Kali Unus yang jebol agar air tidak masuk ke permukiman warga.
Baca juga: Pasar rakyat di Mataram ditunda dampak cuaca ekstrem
Tanggul sementara juga sudah dibuat di sejumlah titik kawasan pesisir pantai terutama yang memiliki permukiman padat, sebagai antisipasi gelombang pasang dan banjir rob.
Selain itu, untuk antisipasi genangan di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Lingkar Selatan dilakukan normalisasi, dengan mengangkat sedimen dan benda-benda yang menghambat aliran di saluran.
"Semua tenaga kesiapsiagaan bencana, sudah disebar pada titik-titik yang terdampak. Semoga hari ini tidak hujan, agar semua bisa tertangani," katanya.
Di sisi lain, lanjut Wali Kota Mataram, dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini belum ada warga yang mengungsi, bahkan warga yang terdampak rata-rata masih bisa beraktivitas.
"InsyaAllah, kondisi di Mataram masih aman terkendali," katanya.
Baca juga: Potensi cuaca ekstrem di Mataram sampai tiga hari ke depan
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi yang mendampingi wali kota, berdasarkan data sekitar 500-an kepala keluarga (KK) tersebar di sembilan lingkungan yang berada di pinggir aliran Kali Unus.
Sebanyak sembilan lingkungan tersebut meliputi, Babakan, Abin Tubuh, Gedur, Pagutan, Karang Buaye, Pagutan Timur, Karang Pule, BTN Kopajali, dan Lingkungan Mapak.
Banjir dengan ketinggian sekitar 50-70 sentimeter di sembilan lingkungan itu dipicu karena intensitas hujan tinggi dan terjadi terus menerus dalam sepakan, hujan merata dari hulu hingga hilir serta, dan adanya tanggul jebol pada beberapa titik di Kali Unus.
Namun demikian, sejauh ini belum ada warga yang mengungsi dan mereka memilih tetap tinggal di rumah masing-masing, dengan menyelamatkan barang-barang berharga di tempat yang lebih tinggi atau aman dan kondisi sekarang sudah surut.
"Alhamdulillah, sejauh ini masih terkendali dan semoga tidak hujan. Untuk kerugian warga, saat ini tim kami masih turun melakukan asesmen di lapangan," katanya.
Baca juga: Sebanyak 15 pohon di Mataram tumbang akibat cuaca ekstrem
Baca juga: Cuaca ekstrem di Mataram diprediksi hingga 10 Februari
Baca juga: Wali Kota Mohan imbau masyarakat Mataram waspadai cuaca ekstrem