Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menunda kegiatan pasar rakyat karena alasan cuaca ekstrem, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Selasa mengatakan, untuk kegiatan pasar rakyat yang dijadwalkan 12-13 Februari 2025, dilaksanakan minggu depan.
"Jadi pasar rakyat kami mulai lagi pada Selasa 18 Februari sampai Rabu 26 Februari 2025," katanya.
Baca juga: Potensi cuaca ekstrem di Mataram sampai tiga hari ke depan
Sementara menyinggung tentang kegiatan pasar rakyat hari ini, Sri mengatakan, berjalan dengan lancar sampai selesai kendati dalam kondisi hujan deras.
"Alhamdulillah, antusias masyarakat belanja di pasar rakyat tadi pagi cukup tinggi, meskipun kondisi cuaca kurang bersahabat," katanya.
Kondisi itu sebagai salah satu tolok ukur, masyarakat sangat membutuhkan berbagai kebutuhan pokok untuk persiapan bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah, apalagi mereka bisa membeli bahan pokok dengan harga lebih murah dibanding harga pasar.
Baca juga: Sebanyak 15 pohon di Mataram tumbang akibat cuaca ekstrem
Hanya saja, dalam kegiatan pasar rakyat dengan cuaca yang kurang baik, jumlah distributor dan retail yang ikut serta berkurang dari harusnya 35-40 distributor menjadi sekitar 28 distributor.
Tapi untuk distributor kebutuhan pokok tetap ada seperti beras dari Bulog, minyak goreng, telur, bawang, cabai, tomat dan lainnya.
Dengan harga jual di pasar rakyat untuk telur ukuran kecil Rp45.000 per tray (isi 30 butir), ukuran besar Rp52.000-Rp54.000 per tray sedangkan di pasar Rp58.000 per tray.
Kemudian cabai Rp52.000 per kilogram, di pasar Rp60.000 per kilogram, bawang di pasar rakyat dijual hanya Rp20.000 per kilogram di pasar Rp26.000 per kilogram.
Baca juga: Cuaca ekstrem di Mataram diprediksi hingga 10 Februari
Selain itu, dalam pasar rakyat Bulog membawa beras premium dengan harga Rp14.400 per kilogram dikemas dalam 5 kilogram dengan harga Rp72.000 per bungkus.
"Harga beras premium itu di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.900 per kilogram. Kalau di pasar harganya bisa di atas HET," katanya.
Sementara untuk beras SPHP sejauh ini hasil koordinasi dengan Bulog belum ada untuk kegiatan pasar rakyat, dan masyarakat tadi pagi tidak ada yang meminta untuk diadakan karena sudah ada beras premium dari Bulog yang dijual murah di bawah HET.
Sri berharap dengan adanya kegiatan pasar rakyat tersebut bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok menjelang bulan Suci Ramadhan, sekaligus sebagai ajang sosialisasi terhadap kondisi dan stok kebutuhan pokok di Mataram sejauh ini aman.
Baca juga: Wali Kota Mohan imbau masyarakat Mataram waspadai cuaca ekstrem