Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat berhasil mengungkap kasus penganiayaan terhadap sejumlah pengendara roda dua atau diduga geng motor pada waktu dini hari di Jalan Adi Sucipto.
Kepala Satreskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili di Mataram, Senin, menjelaskan bahwa kasus tersebut terungkap dengan mengamankan sebanyak 15 remaja yang diduga terlibat aksi penganiayaan terhadap korban yang mengalami luka sayat pada bagian wajah.
"Berkat kerja keras tim di lapangan dan dukungan informasi dari masyarakat, pelaku penganiayaan di Jalan Adi Sucipto akhirnya berhasil diamankan tadi malam," kata AKP Regi.
Belasan terduga pelaku tersebut diamankan dari tempat persembunyiannya di wilayah Cakranegara, Kota Mataram beserta berikut barang bukti senjata tajam berupa parang yang diduga digunakan untuk menganiaya korban dari kalangan pengendara. Selain parang, ada juga panah besi, kapak buatan dari besi, katapel, golok dan arit.
"Ada juga kendaraan yang sempat terekam CCTV yang dipakai pelaku serta pakaian yang digunakan saat kejadian," ucapnya.
Baca juga: Waspada!! Kota Mataram dini hari rawan gengster
Adapun 15 remaja yang diduga sebagai pelaku tersebut berinisial RZ (17), FD (16), FM (17), AD (17), AF (19), HRS (18), SY (18), RG (17), FZ (16), VK (17), RB (18), FM (17), JP (16), SS (17), dan EG (17).
"Sebagian besar mereka beralamat di Sandubaya, Kota Mataram, ada yang dari Narmada, Lombok Barat dan Selaparang, Kota Mataram. Mereka rata-rata masih pelajar SMA dan SMK di Mataram," ucap dia.
Dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku nekat melakukan penganiayaan karena tersinggung dan sakit hati kepada korban. Namun, polisi masih mendalami lebih lanjut apakah ada unsur lain dalam kasus ini.
"Karena sebagian besar terduga ini masih anak di bawah umur maka ditangani unit PPA dan melakukan koordinasi dengan pihak keluarga maupun pihak sekolah," ujarnya.
Baca juga: Soal geng motor, Wali Kota Mataram minta warga tidak terpancing
Dengan terungkapnya kasus ini, Regi mengimbau masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menanggapi informasi yang beredar di media sosial. Kasus ini menjadi contoh bagaimana isu yang belum terverifikasi dapat memicu keresahan di masyarakat.
"Kami berharap masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang belum tentu benar. Pastikan untuk selalu mengecek kebenarannya melalui sumber yang terpercaya," ucapnya.
Baca juga: Polisi buru terduga geng motor aniaya warga di Jalan Adi Sucipto Mataram
Baca juga: Masalah geng motor jadi pekerjaan rumah Polri