Mataram, NTB (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan 600 liter minyak goreng merek MinyaKita dalam kegiatan pasar rakyat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025, dengan harga jual Rp15.700 per liter.
Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Selasa, mengatakan MinyaKita yang disiapkan itu berasal dari perusahaan besar.
"Kalau MinyaKita yang dikeluarkan dari perusahaan besar volumenya masih memenuhi standar batas ambang toleransi," katanya.
Sementara dari hasil pengecekan ditemukan indikasi MinyaKita dari perusahaan-perusahaan kecil yang cenderung memiliki takaran kurang.
"Meskipun ada indikasi MinyaKita yang takaran kurang, MinyaKita tetap dicari bahkan laku keras, karena harganya paling murah dibanding merek-merek lain," katanya.
Baca juga: Disdag temukan peredaran Minyakita tak sesuai takaran di Mataram
Ia mengatakan untuk meratakan pembelian MinyaKita bagi pengunjung pasar rakyat, Disdag memberikan batasan maksimal pembelian satu kepala keluarga (KK) hanya dua liter atau dua bungkus.
Sebanyak 600 liter MinyaKita yang disiapkan di pasar rakyat tersebut baru dari satu distributor yang satu titik membawa 50 dus, satu dus berisi 12 bungkus dengan isi per bungkus satu liter.
Sementara, ritel-ritel dan distributor lain yang ikut serta dalam kegiatan pasar rakyat juga membawa minyak goreng dengan berbagai merek dan harga bervariasi namun tetap di bawah harga pasar.
Sri mengatakan dalam kegiatan pasar rakyat tersebut melibatkan sekitar 35-40 distributor termasuk ritel dan Bulog dan Bank Indonesia yang menurunkan petani-petani binaan sehingga harga cabai, tomat, bawang, telur dalam kegiatan pasar rakyat di bawah harga pasar.
Baca juga: Penyesuaian harga MinyaKita mulai disosialisasikan di Mataram
Selain menyiapkan MinyaKita, dalam kegiatan pasar rakyat juga dijual cabai rawit lokal dengan harga Rp60.000-Rp65.000 per kilogram, sementara harga di pasar mencapai Rp100.000 per kilogram.
Selain itu, juga ada bawang merah dengan harga Rp30.000 per kilogram, sedangkan di pasar Rp37.000 per kilogram.
Disdag juga menggandeng distributor telur yang menjual telur Rp48.000-Rp50.000 per tray (satu tray isi 30 butir), dengan ukuran sedang dan besar. Sementara di pasar mencapai Rp60.000-Rp62.000 per tray.
"Untuk pembelian telur tidak kami batasi, sebab satu titik distributor membawa 250-300 tray," katanya.
Baca juga: Disdag Mataram menggelar pasar rakyat guna stabilkan harga pada Maret 2023
Sedangkan, untuk beras SPHP yang dijual Bulog Rp11.600 per kilogram atau Rp58.000 per kantong isi 5 kilogram jenis medium, untuk yang premium dijual RP14.200 per kilogram atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.900 per kilogram.
"Kami berharap, melalui kegiatan pasar rakyat itu bisa meringankan beban masyarakat di tengah tingginya kebutuhan selama bulan Ramadhan dan dapat memenuhi kebutuhan Lebaran," katanya.
Sri menambahkan kegiatan pasar rakyat hari ini merupakan hari pertama pelaksanaan pasar rakyat menyambut Idul Fitri berlangsung di Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan.
Selanjutnya, kegiatan serupa juga dilaksanakan pada enam kecamatan se-Kota Mataram sampai 20 Maret 2025.
Baca juga: Disdag: program minyak goreng Minyakita belum beredar di Mataram