Jakarta (ANTARA) - Khutbah Idul Fitri menjadi salah satu rangkaian penting setelah pelaksanaan salat Id. Sebagai momen yang penuh berkah, khutbah ini berfungsi menyampaikan pesan keislaman, pengingat untuk meningkatkan ketakwaan dan mempererat ukhuwah di antara sesama muslim.

Bagi khatib atau siapa saja yang ingin memahami prosesnya, mengetahui tata cara khutbah Idul Fitri sesuai ajaran Islam sangatlah penting. Dengan mengikuti tuntunan yang benar, pesan dalam khutbah dapat tersampaikan secara jelas dan memberi manfaat bagi jamaah.

Lantas, bagaimana sebenarnya tata cara khutbah Idul Fitri yang benar sesuai syariat? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Pemerintah RI tetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada Senin 31 Maret 2025

Syarat menjadi khatib Idul Fitri

Untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri, seorang khatib harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya:

  • Memiliki pemahaman yang baik terhadap ilmu agama.
  • Mengenakan pakaian yang bersih dan suci.
  • Menyampaikan materi yang sesuai dengan ajaran Islam.
  • Tidak menyebarkan kebencian, provokasi, atau materi yang memecah belah umat.

Tata cara khutbah Idul Fitri

Berikut adalah urutan pelaksanaan khutbah Idul Fitri dari pembukaan hingga penutup:

1. Membuka khutbah dengan tahmid

Khutbah Idul Fitri dimulai dengan membaca tahmid (mengucapkan "alhamdulillah" atau pujian kepada Allah), bukan takbir. Meskipun dalam khutbah ini dianjurkan memperbanyak takbir, namun tidak digunakan sebagai pembukaan.

Berdasarkan hadis dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah memulai khutbah Idul Fitri dengan tahmid dan memuji Allah tanpa azan dan iqamah (HR. An-Nasa'i).

2. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad

Setelah tahmid, khatib dianjurkan untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan doa keselamatan.

Baca juga: Puluhan warga Dompu gelar Shalat Idul Fitri hari ini

3. Menyampaikan nasihat dan peringatan

Isi khutbah Idul Fitri berfokus pada nasihat untuk meningkatkan ketakwaan, menjaga ukhuwah Islamiyah, dan memelihara akhlak mulia. Khatib juga dapat mengingatkan jamaah tentang pentingnya zakat fitrah sebagai penyempurna ibadah Ramadan.

Berdasarkan hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW memberikan nasihat kepada jamaah, termasuk mendatangi kaum wanita untuk memberikan peringatan dan pengingat kebaikan.

4. Memperbanyak takbir di tengah khutbah

Sepanjang khutbah, dianjurkan memperbanyak lafaz takbir sebagai bentuk syiar dan kegembiraan dalam menyambut Idul Fitri. Meskipun takbir disunnahkan, khutbah tetap dibuka dengan tahmid.

5. Mengajak kepada kebaikan dan ketakwaan

Khatib hendaknya mengajak jamaah untuk terus meningkatkan amal saleh, menjaga persaudaraan, dan menjauhi perpecahan. Pesan-pesan moral yang disampaikan harus membangun dan mencerahkan umat.

6. Mengakhiri khutbah dengan doa

Khutbah Idul Fitri diakhiri dengan doa. Khatib dianjurkan mengangkat tangan dan mengisyaratkan jari telunjuk saat memanjatkan doa, sebagaimana dalam khutbah Jumat.

Hadis dari Hushain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW hanya mengangkat jari telunjuk sebagai isyarat saat berdoa di khutbah (HR. An-Nasa'i).

Bagi jamaah, disunnahkan untuk mendengarkan khutbah dengan penuh perhatian dan tidak berbicara selama khutbah berlangsung. Hal ini sesuai dengan anjuran untuk menghormati nasihat yang disampaikan oleh khatib.

Khutbah Idul Fitri memiliki tata cara khusus yaitu dmulai dengan tahmid, diisi dengan nasihat, diperbanyak takbir, dan ditutup dengan doa. Melalui khutbah ini, umat Islam diingatkan untuk terus bertakwa, menjaga persaudaraan dan memelihara akhlak mulia. Semoga khutbah Idul Fitri menjadi momen yang penuh berkah dan mempererat hubungan umat Islam.

Baca juga: Khutbah Idul Fitri di Sydney bahas puasa
Baca juga: Ratusan Jamaah Naqsabandiyah di Kota Bima gelar salat Idul Fitri 1446 hijriah


Pewarta : Allisa Luthfia
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025