Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Sumbawa mengalami deflasi bulan ke bulan atau month to month paling dalam di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Mei 2025 akibat harga cabai rawit murah.

Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan tiga daerah yang menjadi basis perhitungan statistik semuanya mengalami deflasi, yaitu Kota Mataram 0,52 persen, Kabupaten Sumbawa sebesar 0,72 persen, dan Kota Bima mencapai 0,43 persen.

"Deflasi paling dalam terjadi di Kabupaten Sumbawa," kata Wahyudin dalam laporan di Mataram, Senin.

Komoditas penyumbang deflasi paling besar di Kabupaten Sumbawa adalah cabai rawit dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,50 persen, bawang merah 0,17 persen, cabai merah 0,10 persen, beras 0,08 persen, dan bawang putih 0,05 persen.

Sedangkan, komoditas penyumbang inflasi di sana adalah tomat yang hanya memiliki andil sebanyak 0,07 persen, emas perhiasan 0,07 persen, ikan kembung 0,06 persen, kacang panjang 0,05 persen, dan ikan bandeng/ikan bolu 0,04 persen.

Baca juga: Kondisi ekonomi NTB alami deflasi 0,58 persen pada Mei 2025

Di Kota Mataram maupun Kota Bima, komoditas cabai rawit dan bawang merah juga menduduki posisi teratas yang memberikan kontribusi besar terhadap angka deflasi bulan ke bulan.

Andil deflasi akibat cabai rawit dan bawang merah di Kota Mataram masing-masing sebesar 0,31 persen dan 0,17 persen. Adapun andil kedua komoditas itu di Kabupaten Bima adalah 0,22 persen dan 0,19 persen.

Secara tahunan atau year on year laju inflasi di Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa, dan Kota Bima masing-masing tercatat sebesar 1,46 persen, 1,81 persen, dan 1,72 persen. Angka itu masih masuk dalam batas toleransi inflasi yang ditetapkan secara nasional rentang 1,5 persen sampai 3,5 persen.

"Secara year on year inflasi paling tinggi Kabupaten Sumbawa sebesar 1,81 persen," papar Wahyudin.

Baca juga: NTB kembali alami deflasi 0,6 persen pada Februari 2025

Baca juga: UMKM jadi pengendalian deflasi pertanian di NTB


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025