Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mengalami deflasi bulan ke bulan dengan angka mencapai 0,6 persen pada Februari 2025.

Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan angka deflasi yang terjadi di NTB lebih dalam dibandingkan angka deflasi secara nasional.

"Nusa Tenggara Barat secara bulan ke bulan terjadi deflasi sebesar 0,6 persen, lebih dalam dibandingkan inflasi yang terjadi secara nasional 0,48 persen," ujarnya, di Mataram, Senin.

Wahyudin memaparkan dari 11 kelompok pengeluaran yang menjadi basis perhitungan statistik tertera andil deflasi paling besar berasal dari perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan angka mencapai 0,37 persen.

Baca juga: NTB mengalami deflasi 0,35 persen pada Juli 2024

Diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang diberikan PLN kepada para pelanggan di bawah 2.200 volt ampere menjadi pemicu deflasi dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Setelah itu kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil sebesar 0,33 persen. Inflasi kelompok pengeluaran itu hanya 0,89 persen, namun punya andil sebesar 0,33 persen.

Wahyudin mengungkapkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil positif terhadap inflasi di NTB adalah kesehatan sebesar 0,01 persen, transportasi 0,05 persen, serta penyediaan makan dan minuman/restoran sebesar 0,01 persen.

"Kelompok pengeluaran dengan inflasi paling tinggi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,05 persen," katanya pula.

Baca juga: BPS NTB: penurunan harga beras sumbang deflasi

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Provinsi NTB Wirajaya Kusuma berharap deflasi bukan menunjukkan kelesuan ekonomi mengingat deflasi terjadi pada mayoritas daerah di Indonesia, dari 38 provinsi ada lima provinsi yang mengalami inflasi secara bulan ke bulan. Dan ada 33 provinsi yang mengalami deflasi dari bulan ke bulan.

Dari 38 provinsi di Indonesia, BPS mencatat ada 33 provinsi yang mengalami deflasi secara bulan ke bulan pada Februari 2025, salah satunya adalah NTB. Deflasi terendah terjadi di Papua Barat sebesar 1,41 persen dan inflasi tertinggi ada di Papua Pegunungan mencapai 2,78 persen.

Baca juga: Penurunan harga kebutuhan pokok sebabkan NTB deflasi
Baca juga: UMKM jadi pengendalian deflasi pertanian di NTB


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025