Mataram, 25/8 (ANTARA) - M. Abidin sopir Lombok Taksi, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) keluar sebagai juara I dalam pemilihan Awak Kendaraan Umum Teladan Nasional tahun 2009.
"Sementara juara II diraih Edi Harianto sopir Akas dari Jawa Timur dan Juara III Mulyana Sopir Taksi Express DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, Anis Masyhur kepada wartawan di Mataram, Selasa.
Bagi juara I disediakan hadiah sebesar Rp6 juta, juara II Rp4 juta dan juara III Rp3 juta, sementara penerimaan hadiah akan dilakukan pada 17 September 2009 di Jakarta sekaligus peringatan HUT Departemen Perhubungan.
Yang dinilai dalam pemilihan Awak Kendaraan Umum antara lain cara melayani penumpang, keramahan, cara membawa kendaraan dan pengetahuan tentang tanda lalu lintas.
Dengan keluarnya Abidin sebagai juara nasional, membuktikan bahwa yang bisa berprestasi bukan hanya daerah-daerah besar seperti Jakarta dan Jawa Timur, tetapi Kota Mataram juga mampu meraih prestasi nasional.
Menyinggung tentang jumlah Taksi di Kota Mataram dia menjelaskan, untuk sementara dinilai cukup, karena ada ada tiga perusahaan yang bergerak dalam angkutan umum tersebut selain Lombok Taksi antara lain Lendang Karun, jumlah ini terus menunjukkan peningkatan.
Sementara itu, jumlah kendaraan angkot yang dikenal dengan sebutan bemo di daerah ini malah terus berkurang, akibat kalah bersaing dengan ojek.
Semula jumlah bemo di Kota Mataram lebih dari 400 buah kini merosot menjadi 200 buah, sementara jumlah ojek yang sebelumnya hanya puluhan kini menjadi ratusan.
Dikatakan, masyarakat nampaknya lebih senang naik ojek ketimbang bemo, karena dengan naik ojek penumpang bisa diantar sampai rumah sementara kalau naik bemo penumpang diturunkan di jalan raya.
Sementara angkosnya hampir sama Rp3.000 per orang, bahkan kalau dekat ongkos ojek bisa Rp1.000, tetapi bemo jauh dekat Rp3.000 per orang, ini yang membuat masyarakat cendrung menggunakan ojek sebagai alat transportasi, ujarnya.
"Untuk itu, saat ini masyarakat berfikir dua kali dalam membeli angkot dan lebih banyak yang membeli kendaraan roda dua, karena dengan uang Rp500.000 masyarakat bisa memiliki motor," katanya.(*)
"Sementara juara II diraih Edi Harianto sopir Akas dari Jawa Timur dan Juara III Mulyana Sopir Taksi Express DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, Anis Masyhur kepada wartawan di Mataram, Selasa.
Bagi juara I disediakan hadiah sebesar Rp6 juta, juara II Rp4 juta dan juara III Rp3 juta, sementara penerimaan hadiah akan dilakukan pada 17 September 2009 di Jakarta sekaligus peringatan HUT Departemen Perhubungan.
Yang dinilai dalam pemilihan Awak Kendaraan Umum antara lain cara melayani penumpang, keramahan, cara membawa kendaraan dan pengetahuan tentang tanda lalu lintas.
Dengan keluarnya Abidin sebagai juara nasional, membuktikan bahwa yang bisa berprestasi bukan hanya daerah-daerah besar seperti Jakarta dan Jawa Timur, tetapi Kota Mataram juga mampu meraih prestasi nasional.
Menyinggung tentang jumlah Taksi di Kota Mataram dia menjelaskan, untuk sementara dinilai cukup, karena ada ada tiga perusahaan yang bergerak dalam angkutan umum tersebut selain Lombok Taksi antara lain Lendang Karun, jumlah ini terus menunjukkan peningkatan.
Sementara itu, jumlah kendaraan angkot yang dikenal dengan sebutan bemo di daerah ini malah terus berkurang, akibat kalah bersaing dengan ojek.
Semula jumlah bemo di Kota Mataram lebih dari 400 buah kini merosot menjadi 200 buah, sementara jumlah ojek yang sebelumnya hanya puluhan kini menjadi ratusan.
Dikatakan, masyarakat nampaknya lebih senang naik ojek ketimbang bemo, karena dengan naik ojek penumpang bisa diantar sampai rumah sementara kalau naik bemo penumpang diturunkan di jalan raya.
Sementara angkosnya hampir sama Rp3.000 per orang, bahkan kalau dekat ongkos ojek bisa Rp1.000, tetapi bemo jauh dekat Rp3.000 per orang, ini yang membuat masyarakat cendrung menggunakan ojek sebagai alat transportasi, ujarnya.
"Untuk itu, saat ini masyarakat berfikir dua kali dalam membeli angkot dan lebih banyak yang membeli kendaraan roda dua, karena dengan uang Rp500.000 masyarakat bisa memiliki motor," katanya.(*)