Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan investor pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani dari Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara masih menunggu validasi atau kajian perizinan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).

"Investor kereta gantung itu tetap ingin melakukan pembangunan, hanya saja saat ini masih menunggu kajian Amdal," kata Kepala Dispar Lombok Tengah Lalu Sungkul di Lombok Tengah, Selasa.

Pembangunan kereta gantung ini sudah lama dicanangkan sejak 2013 dan groundbreaking sudah dilakukan sekitar dua tahun yang lalu. Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan pihak investor ternyata saat ini posisi investor sedang menunggu pemerintah untuk validasi izin Amdal.

“Investor ini tidak pernah pergi dari Lombok karena kantornya ada di Gunung Sari-Lombok Barat," katanya.

Baca juga: Pembangunan kereta gantung ke gunung Rinjani Lombok batal

"Mereka telah membayar Rp5 miliar untuk jaminan, dalam hal pemanfaatan hutan itu,” katanya.

Ia mengatakan jika validasi Amdal sudah tuntas oleh pihak ketiga yang mengurus, maka pihaknya meyakini pihak investor akan segera melakukan pembangunan. Di satu sisi lain, pihaknya juga menyampaikan kendala terkait pembangunan itu karena adanya perubahan, meski tidak secara detail tidak dijelaskan perubahan yang dimaksud.

“Kereta gantung ini satu-satunya bisnis yang tidak merusak alam, karena dia hanya menggunakan satu tiang pancang yang tingginya 35 meter," katanya.

"Kami berharap ini menjadi jawaban dari masyarakat yang melakukan aktivitas illegal logging menjadi ada kesibukan (kerjaan lain) nantinya dengan adanya kereta gantung ini,” katanya.

Baca juga: Peningkatan jalan menuju Kereta Gantung Rinjani masih dikaji

Ia mencontohkan di Negara Swiss di setiap kampung hampir ada kereta gantung, karena di wilayah itu adalah pegunungan dan kereta gantung itu sangat digemari oleh masyarakat dan wisatawan.

"Kalau kereta gantung di Gunung Rinjani, investasi mencapai triliunan rupiah, kisaran sampai Rp15 trilun sama akomodasi," katanya.

Dia bertemu dengan pihak investor dan investor mempertanyakan kenapa mereka dianggap kabur padahal posisinya menunggu validasi.

"Mereka tidak kabur," tegasnya.

Baca juga: Pembangunan kereta gantung Rinjani menunggu Amdal rampung

Sebelumnya Kepala Bapperida Lombok Tengah H Lalu Wiranata menyampaikan dari hasil koordinasi yang dilakukan dengan Pemprov NTB diketahui sampai dengan saat ini tidak ada kejelasan terkait kapan dimulainya pembangunan kereta gantung ini, sehingga pihaknya memberikan kesimpulan untuk saat ini pembangunan kereta gantung tersebut batal.

“Hilang investor pembangunan kereta gantung ini sehingga untuk sementara bisa kita bilang batal. Tapi sudah kami laporkan ke Pemprov NTB supaya ada tindaklanjuti lagi, makanya saat ini kita sedang carikan investor yang akan membangun kereta gantung ini,” katanya.

Baca juga: Nasib kereta gantung Gunung Rinjani tidak jelas
Baca juga: Anggota DPRD mengingatkan kereta gantung Rinjani tidak rusak lingkungan
Baca juga: Pemprov NTB melebarkan jalan menuju kawasan kereta gantung Rinjani

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025